China Hentikan Impor Komoditias Pangan, Negara Mitra Dagang Marah
China menghentikan impor sebagian komoditas pangan dari 20 negara mitra dagangnya karena menemukan virus Covid-19 di contoh produk.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
WASHINGTON DC, RABU — Mitra dagang China marah karena Beijing menghentikan sementara impor sebagian komoditas pangan, termasuk dari Indonesia. China beralasan, penghentian dilakukan karena petugas menemukan virus Covid-19 di contoh pangan kemasan yang diimpor ke negara itu.
Kementerian Pertanian Amerika Serikat, Selasa (17/11/2020) siang waktu Washington DC atau Rabu pagi WIB, menyebutkan, penghentian impor itu sebagai pembatasan perdagangan yang tidak sah. AS telah mengajukan keberatan secara bilateral dan melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
”Pembatasan terbaru China pada komoditas pangan impor tidak berdasarkan ilmu pengetahuan dan berpotensi mengganggu perdagangan,” kata otoritas AS tersebut.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern juga mempertanyakan metode pemeriksaan China. Pertanyaan diajukan setelah otoritas di Jinan mengaku mendeteksi virus Covdi-19 pada daging beku yang diimpor dari Selandia Baru.
Ardern yakin tidak ada komoditas ekspor negaranya yang mengandung virus. Karena itu, ia meminta penjelasan dari Beijing.
Sebelumnya, permintaan penjelasan juga dilakukan oleh Brasil. Delegasi negara ini ke Shenzen setelah impor sayap ayam dihentikan dengan alasan ditemukan virus Covid-19 di contoh barang impor tersebut.
Kementerian Pertanian Brasil menyebut, China tidak bisa memberikan informasi apakah pihak berwenang di Shenzen menemukan virus aktif atau tidak di sayap ayam asal Brasil.
Dalam pertemuan WTO dua pekan lalu, Kanada juga menyebut China memberlakukan pembatasan dagang yang tidak sah lewat kebijakan larangan impor dengan alasan Covid-19. Ottawa meminta pelarang dihentikan.
Permintaan Kanada disokong Australia, Brasil, Meksiko, Inggris, dan AS. Seperti AS dan Brasil, Kanada menyebut China gagal memberikan bukti ilmiah untuk mendukung pelarangan.
Diplomat Uni Eropa di China, Gudrun Gallhoff, mengatakan bahwa eksportir membutuhkan informasi lebih banyak soal cara dan hasil pemeriksaan China. Diplomat asing lain di China menyebut, larangan itu tidak sesuai dengan norma global.
”Kapan pun pejabat kesehatan melakukan tes dan menemukan sesuatu, mereka seharusnya membagikan hasilnya. Kami belum pernah menerima satu pun hasil pemeriksaan. Semua bertanya, apakah memang benar (ada pemeriksaan)? Benarkah mereka menemukan sesuatu? Tidak ada bukti yang diberikan,” kata diplomat yang menolak namanya diungkap itu.
Alasan China
Sementara China berkeras langkahnya berdasarkan ilmu pengetahuan dan demi melindungi nyawa manusia. Beijing, antara lain, mengaku menemukan virus pada daging ikan impor.
Beijing mulai memeriksa pangan impor sejak Juni 2020. China berkeras, salah satu peluang virus Covid-19 kembali masuk ke negara itu, antara lain, melalui pangan impor.
Sejauh ini, China mengaku telah menemukan virus pada daging babi dari Jerman, daging sapi dari Brasil, ikan dari India, dan udang dari Indonesia. Total 99 jenis komoditas pangan impor dikenai larangan masuk sementara waktu dengan alasan penemuan virus.
Selain melarang impor, Beijing juga memerintahkan penutupan fasilitas penyimpanan komoditas impor yang diduga terkait penemuan virus. Hal itu, antara lain, dialami gudang di Tianjin.
Perintah diberikan setelah seorang pekerja gudang diketahui positif dan ia diduga tertular dari daging yang diimpor dari Jerman.
”Kami tidak bisa mengimpor makanan laut karena perbaikan belum selesai. Dimulai Oktober dan sudah sebulan lebih sekarang, saya tidak yakin akan selesai pada akhir tahun,” kata seorang importir di Henan. (AP/REUTERS)