Rusia juga mengincar Afrika karena memiliki kekayaan mineral yang besar dan merupakan pasar yang menguntungkan untuk persenjataan.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
MOSKWA, SELASA — Rusia memperkuat posisinya di Afrika dengan membangun fasilitas angkatan lautnya di Sudan. Rencana pembangunan fasilitas yang mampu menambatkan kapal bertenaga nuklir ini sudah disetujui oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. Rencana ini menjadi pembuka jalan pijakan militer penting Rusia yang pertama di Afrika sejak Soviet tumbang.
Keputusan itu ditandatangani Putin, Senin (16/11/2020). Putin menyetujui proposal Pemerintah Rusia untuk mendirikan pusat logistik AL di Sudan dan memerintahkan kementerian pertahanan untuk segera menandatangani perjanjian dengan Pemerintah Sudan agar segera terwujud.
Dari draf dokumen yang dipublikasikan Pemerintah Rusia pada awal bulan ini disebutkan, fasilitas AL itu bisa menambatkan sekitar enam kapal pada saat yang bersamaan. Fasilitas itu juga akan berfungsi sebagai bengkel, penyuplai operasi, dan tempat istirahat tentara AL Rusia.
Fasilitas baru yang menurut rencana dibangun di sekitar pelabuhan Sudan itu akan menampung hingga 300 tentara dan sipil serta meningkatkan kemampuan Rusia beroperasi di wilayah perairan Samudra Hindia sekaligus memperluas pengaruhnya di Benua Afrika.
Fasilitas ini meninjaklanjuti Konferensi Tingkat Tinggi Rusia dan Afrika tahun lalu yang dipimpin Rusia. Pada saat yang bersamaan, dua pesawat pengebom berkemampuan nuklir Rusia mendarat di Afrika Selatan untuk menunjukkan keseriusan niatnya.
Lahan gratis
Lahan yang akan menjadi tempat fasilitas baru AL Rusia itu diberikan secara gratis oleh Sudan. Rusia mendapatkan hak untuk membawa masuk persenjataan apa pun berikut dengan amunisinya dan perlengkapan apa saja yang dibutuhkan. Seluruh kebutuhan Rusia itu boleh masuk melalui bandara dan pelabuhan Sudan.
Rusia mempunyai fasilitas serupa di pelabuhan Tartus di Suriah. Selain fasilitas AL, Rusia juga membuka pangkalan angkatan udara di Suriah. Sejak lama Rusia ingin menancapkan dan memperluas pengaruhnya di Afrika, benua di mana 54 negara di dalamnya menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Rusia juga mengincar Afrika karena memiliki kekayaan mineral yang besar dan merupakan pasar yang menguntungkan untuk persenjataan buatan Rusia.
Bukan hanya Rusia yang tertarik dengan Afrika, melainkan juga China dan beberapa negara besar lainnya. Selama ini negara-negara besar saling berebut pengaruh dan pijakan militer di Afrika. Seperti di pelabuhan Djibouti yang menjadi pangkalan AL China, Amerika Serikat, dan Perancis. Beberapa negara juga kerap memakai pelabuhan yang sama.
Kantor berita Rusia, TASS, menyebutkan, fasilitas baru di Sudan itu akan memudahkan AL Rusia untuk menerbangkan awak pengganti bagi kapal-kapal jarak jauhnya. Rusia disebutkan akan memperkuat pos terdepan barunya di Afrika dengan sistem rudal darat-ke-udara yang canggih. Ini memungkinkan Rusia membuat zona larangan terbang hingga bermil-mil jauhnya. (REUTERS/LUK)