Presiden AS Donald Trump Mengakui Kemenangan Joe Biden
Meski sempat mengakui kemenangan Biden via media sosial, Trump kembali menegaskan, ia tetap akan membuat tuntutan atau dugaan kecurangan. Para pengamat dan partai peserta pemilu melihat tidak ada kecurangan dalam pemilu.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
WASHINGTON, MINGGU —Untuk pertama kalinya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk sesaat mengakui kemenangan presiden AS terpilih, Joe Biden. Namun, pada saat yang bersamaan, Trump tetap saja tidak mau mengaku kalah dan akan tetap menggugat hasil pemilihan presiden AS pada 3 November lalu. Padahal, hampir semua pemimpin wilayah sudah memberikan selamat kepada Biden.
Tanpa menyebut nama Biden, Trump menulis ”Dia menang” di akun Twitter-nya, Minggu (15/11/2020). Namun, ucapannya itu terdengar tidak tulus karena segera diikuti dengan tuduhan-tuduhan kecurangan pemilu yang tidak berdasar. ”Dia menang karena pemilunya curang,” tulis Trump.
Sekitar 90 menit kemudian, Trump menulis di Twitter lagi, ”Dia hanya menang di mata media berita palsu atau bohong. Saya tidak mengakui apa pun. Jalan masih panjang.” Sampai sekarang belum ada bukti terjadi kecurangan di pemilu tahun ini. Kedua partai politik dan komite pemilu bahkan secara publik mengakui pemilu berjalan dengan baik. Para pemantau internasional juga menyatakan tidak ada pelanggaran yang serius.
Biden mengalahkan Trump dengan memenangi kembali tiga negara bagian, yakni Michigan, Wisconsin, dan Pennsylvania. Ketiga negara bagian ini sempat berpaling dari Partai Demokrat tahun 2016. Biden meraih suara electoral college lebih dari 270 minimal suara yang dibutuhkan untuk menang.
Sampai sejauh ini Biden telah meraih 78,8 juta suara dan Trump 73 juta suara. ”Kalau Presiden (Trump) sudah mau mengakui fakta yang ada saja itu sudah bagus,” kata Ron Klain, yang akan menjadi kepala staf Biden itu.
Gubernur Arkansas dari Partai Republik, Asa Hutchinson, senang juga membaca Twitter Trump yang mengakui Biden menang. ”Saya kira itu bagus karena sudah mau mengakui. Kami hanya menginginkan transisi pemerintahan yang mulus tanpa gejolak,” ujarnya.
Gugatan
Tim kampanye Trump mengajukan gugatan pemilu curang, tetapi tanpa menyertakan bukti-bukti. Trump juga menuduh, lagi-lagi tanpa bukti, perusahaan teknologi pemilu, Dominion Voting Systems, melakukan kecurangan.
Badan federal Keamanan Infrastruktur dan Keamanan Siber yang memantau keamanan pemilu AS, pekan lalu, menyatakan, pemilu 3 November adalah pemilu paling aman, jujur, dan adil sepanjang sejarah AS. ”Tidak ada bukti apa pun yang menunjukkan sistem penghitungan suaranya menghapus, mengubah, atau menghilangan suara,” sebut pernyataan tertulisnya.
Meski demikian, Trump tetap saja mengatakan pihaknya akan tetap memastikan setiap suara dihitung terutama di negara-negara bagian yang penting. Mantan penasihat keamanan nasional Trump, John Bolton, mengatakan, para pemimpin partai Republik harus bisa menjelaskan kekalahan Trump dan tuduhan-tuduhannya tidak berdasar.
”Semakin jelas, tidak ada bukti apa pun. Tetapi kalau Trump terus saja bilang ada kecurangan di pemilu, para pendukungnya pasti akan percaya,” kata Bolton.
Beberapa pejabat di pemerintahan Trump sebenarnya secara pribadi mengakui Biden menang. Mereka mengatakan, Trump membutuhkan waktu saja untuk mengakui dirinya kalah. Namun, para pengamat menduga Trump saat ini malah sedang mempersiapkan pencalonan dirinya lagi untuk pemilu 2024.
Transisi terganggu
Karena belum mengakui Biden menang, sampai sekarang Trump juga tidak mau memulai proses transisi pemerintahan ke Biden. Partai Demokrat menilai sikap Trump yang seperti ini justru akan mengganggu keamanan nasional dan mengganjal upaya penanganan pandemi Covid-19 yang membutuhkan gerak cepat pemerintah.
Klain mengatakan, sampai sekarang Biden dan timnya bahkan tidak diperbolehkan berkonsultasi dengan siapa pun dalam pemerintahan Trump. Bahkan, tidak boleh juga dengan pakar imunologi terbaik pemerintah, Anthony Fauci. ”Sebaiknya memang kita harus segera membicarakan masalah ini,” kata Fauci.
Mantan Presiden AS Barack Obama juga menilai sikap Trump yang tidak mau mengakui kemenangan Biden ini justru akan mencederai nilai-nilai demokrasi.
Sejumlah tokoh Partai Republik disebutkan mulai mendesak Trump untuk mengakui kekalahan. Gubernur Ohio dari Republik, Mike DeWine, sudah mengakui Biden menang. Namun, para pendukung Trump tetap saja memercayai apa kata Trump. Lebih dari 10.000 pendukung Trump turun ke jalan di Washington, Sabtu, dan mendukung tuduhan Trump. Unjuk rasa itu kemudian rusuh dan sekitar 20 orang ditahan. Saat unjuk rasa berlangsung, konvoi kendaraan Trump melintas membawa Trump yang hendak bermain golf. (REUTERS/AFP/AP/LUK)