Pembatasan Perjalanan Dilonggarkan, Kasus Covid-19 di Asia Pasifik Melonjak
Tak hanya di Eropa dan Amerika, lonjakan kasus Covid-19 juga melanda Asia Pasifik setelah adanya pelonggaran pembatasan perjalanan. Beberapa negara mempertimbangkan untuk memberlakukan kembali status darurat.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
SYDNEY, SENIN — Negara-negara di Asia Pasifik melaporkan lonjakan kasus baru Covid-19 yang tinggi, Senin (16/11/2020). Jepang, misalnya, menghadapi tekanan untuk kembali memberlakukan status darurat. Adapun Korea Selatan disebut berada dalam ”persimpangan jalan yang kritis”.
Lonjakan kasus baru Covid-19 di Asia Pasifik ini terjadi menyusul pembatasan perjalanan yang secara bertahap dilonggarkan. Lonjakan kasus baru ini bisa membuat rencana pembukaan wilayah yang lebih luas untuk menggerakkan ekonomi batal dilakukan.
Jepang melaporkan rekor 1.722 kasus baru Covid-19 pada Minggu (15/11/2020). Mayoritas kasus itu berada di bagian utara Hokkaido, Prefektur Hyogo, dan Osaka di sebelah barat. Di Tokyo sendiri, dalam beberapa hari ini kasus harian hampir mencapai 400 kasus. Hal ini sejak awal Agustus tidak pernah terjadi.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, yang tengah berjuang menggerakkan kembali ekonomi, mengatakan, lonjakan kasus baru tersebut tidak lantas membuat pemerintah memberlakukan lagi keadaan darurat atau menunda kampanye wisata domestik.
Tokyo memberlakukan keadaan darurat pada April lalu dan dicabut pada akhir Mei. Sejak saat itu, Tokyo mulai melonggarkan pembatasan untuk mendongkrak ekonomi dan bersiap menjadi tuan rumah Olimpiade yang sempat tertunda pada tahun depan.
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach bertemu Suga, Senin ini. Bach mengatakan, dirinya ”sangat, sangat percaya” bahwa penonton akan dapat melihat laga-laga Olimpiade dengan aman.
Di Korea Selatan, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (KCDC) Korea melaporkan kasus baru Covid-19 di atas 200 kasus sehari selama tiga hari berturut-turut. Pemerintah Korea Selatan pun mulai mempertimbangkan untuk memperketat pembatasan sosial.
”Kita berada di simpang jalan yang kritis di mana kita mungkin harus menyesuaikan jaga jarak,” kata Menteri Kesehatan Korea Selatan Park Neung-hoo. ”Situasi sekarang sangat berbahaya mengingat lonjakan kasus harian dan penyebarannya yang cepat.”
Sementara itu, di Australia, sebanyak 14 kasus baru Covid-19 dilaporkan muncul di Negara Bagian South Australia setelah berbulan-bulan tidak ada kasus. Seorang pejabat mengatakan, kluster ini terkait dengan hotel yang digunakan untuk karantina. Beberapa negara bagian akhirnya membatasi lalu lintas di perbatasan negara bagian.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison menuturkan, kasus baru merupakan ”pengingat, bahkan setelah penutupan, bahkan setelah selama ini, virusnya belum pergi ke mana pun”.
Di India, kasus harian nasional telah turun di bawah 50.000 dalam delapan hari terakhir. Di New Delhi, kasus baru harian mencapai lebih dari 7.000 kasus dalam beberapa hari terakhir. Otoritas kesehatan pun akan menambah tenaga dokter dari negara bagian lain untuk diperbantukan ke ibu kota negara itu.
Bursa saham naik
Sementara itu, optimisme akan vaksin Covid-19 telah mendorong pasar saham naik, Senin (16/11/2020) ini. Para pelaku pasar juga menanggapi positif janji tim Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden untuk tidak berencana menerapkan karantina wilayah yang dinilai merusak ekonomi. Akan tetapi, optimisme tersebut pada saat yang sama diiringi oleh lonjakan kasus Covid-19 di AS juga Eropa.
Pasar saham telah menikmati kenaikan besar setelah kemenangan Biden dalam pemilu presiden AS, yang disusul oleh pengumuman hasil sementara uji klinis fase III calon vaksin Covid-19 dari Pfizer/BioNTech dengan efektivitas 90 persen. Pengumuman tentang hasil pengembangan vaksin Covid-19 itu memunculkan harapan bahwa dunia bisa kembali normal.
”Antusiasme terhadap vaksin tetap menjadi narasi yang dominan, bahkan di tengah lonjakan kasus yang terjadi di AS,” kata Stephen Innes, ahli strategi pada lembaga Axi.
Indeks Tokyo naik lebih dari 2 persen, didorong oleh informasi bahwa kekuatan ekonomi ketiga di dunia itu telah keluar dari resesi pada kuartal ketiga tahun 2020. Indeks saham di bursa Sydney naik 1,2 persen sebelum bursa dihentikan karena ada persoalan data.
Adapun indeks Shanghai dan Seoul naik 2 persen, Taiwan naik di atas 2 persen, sedangkan Singapura naik lebih dari 1 persen. Kenaikan juga terjadi di Hong Kong, Jakarta, Bangkok, dan Wellington. (REUTERS/AFP)