Presiden Joko Widodo menegaskan, di tengah aneka macam tantangan, selalu ada kesempatan. Salah satu kesempatan itu adalah percepatan perkembangan digitalisasi di berbagai bidang.
Oleh
B Josie Susilo Hardianto dan Adhitya Ramadhan
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Presiden Joko Widodo kembali mengajak untuk bersikap optimistis. Menurut Presiden, di tengah aneka macam tantangan, selalu ada kesempatan, salah satunya adalah percepatan perkembangan digitalisasi di berbagai bidang.
Hal itu dikemukakan Presiden saat menjadi pembicara kunci dalam Pertemuan ASEAN Business and Investment Summit 2020 (ABIS 2020) bertema ”Digital ASEAN: Sustainable and Inclusive” yang dilaksanakan di Hanoi, Vietnam, Jumat (13/11/2020). Pertemuan itu digelar secara daring dan Presiden berbicara dari Istana Bogor, Jawa Barat.
Dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri disebutkan, dalam pidato, Presiden Jokowi menggarisbawahi krisis ekonomi hebat yang dialami dunia, termasuk negara-negara ASEAN, akibat pandemi Covid-19. Lebih dari 30 juta orang di ASEAN terancam kehilangan pekerjaan serta semua kalkulasi bisnis dan ekonomi harus dihitung ulang.
Namun, dalam situasi itu, Presiden mengajak untuk bersikap optimistis. Menurut Presiden, kini beragam aktivitas kerja, bisnis, dan pendidikan dilakukan secara virtual. Itu merupakan peluang yang besar.
Menurut Presiden, potensi ekonomi digital ASEAN yang ditaksir mencapai 200 miliar dollar AS pada 2025 baru dapat dipenuhi jika ASEAN mampu melakukan transformasi digital. Presiden juga melihat masih besarnya kesenjangan digital di antara negara-negara ASEAN. Untuk menjawab tantangan itu, Presiden menyampaikan tiga poin utama untuk mendorong pemanfaatan teknologi digital di ASEAN.
Poin pertama, revolusi digital yang inklusif; kedua, perlunya ASEAN menjadi pemain besar dan bukan hanya menjadi pasar dalam ekonomi berbasis digital. Poin yang ketiga, penguatan sinergi guna menciptakan ekosistem digital yang kondusif.
Forum atau pertemuan itu digelar oleh Pemerintah Vietnam dan Kadin Vietnam dalam rangkaian KTT ke-37 ASEAN. Hadir dalam acara itu lebih dari 350 peserta yang berasal dari kalangan pemimpin dunia usaha, perwakilan pemerintah dan organisasi internasional, baik di tempat acara maupun secara daring. Selain Presiden RI, beberapa kepala negara lain juga tampil sebagai pembicara dalam acara ini, antara lain Perdana Menteri Vietnam, Malaysia, Australia, Thailand, dan Premier China.
ABIS merupakan forum bisnis dan investasi tahunan yang diselenggarakan oleh ASEAN Business Advisory Council (ABAC) dengan mengundang kepala negara ASEAN, mitra, think tank, scholars, dan para chief executive officer (CEO) dari berbagai sektor usaha.
Pertemuan secara umum membahas isu-isu global dalam rangka mencari solusi atas tantangan dunia, terutama yang memengaruhi dunia usaha saat ini.
Kerja sama
Sebelumnya, dalam pembukaan KTT ke-37 ASEAN, Kamis lalu, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc selaku Ketua ASEAN, sekaligus tuan rumah, mengatakan pentingnya memetakan arah kerja sama selanjutnya. Kerja sama ekonomi di kawasan dan global menjadi salah satu yang menjadi perhatiannya.
Dalam pertemuan dengan Korea Selatan, Nguyen mengatakan, sebagai mitra ekonomi, ASEAN dan Korsel harus terus meningkatkan koordinasi, terutama mengadopsi kerangka kerja yang dibawa ASEAN, berkontribusi pada perdamaian, stabilitas, dan pembangunan di kawasan.
Sementara itu, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berjanji membantu ASEAN mengatasi tantangan yang muncul akibat pandemi Covid-19. Ia juga mengumumkan kontribusi 1 juta dollar AS dan memberikan bantuan peralatan medis senilai 5 juta dollar kepada ASEAN.
Moon juga menyatakan dukungannya atas kerangka kerja pemulihan komprehensif ASEAN dan upaya untuk memulai kembali kerja sama perdagangan serta investasi melalui fasilitas perjalanan kedua pihak.
Sementara bersama India, para pemimpin ASEAN menegaskan kembali komitmennya dalam hubungan bilateral pada abad ke-21.