AS Diharapkan Tetap Menjadi Mitra Strategis di Kawasan Indo-Pasifik
Pemerintah Indonesia menilai kerja sama ASEAN-AS selama empat tahun terakhir ini berkembang baik. Ke depan, diharapkan Amerika Serikat tetap menjadi mitra penting dan strategis di kawasan Indo-Pasifik.
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pemerintah Indonesia menilai kerja sama ASEAN-Amerika Serikat perlu terus diperkuat. Ke depan, diharapkan Amerika Serikat tetap menjadi mitra penting dan strategis di kawasan Indo-Pasifik, termasuk dalam penerapan Pandangan ASEAN atas Indo-Pasifik.
”Kerja sama ini diharap menjadi positive force menciptakan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang mewakili Presiden Joko Widodo dalam KTT ke-8 ASEAN-AS yang dilangsungkan secara virtual, Sabtu (14/11/2020).
Pertemuan ini menjadi bagian dari rangkaian KTT ke-37 ASEAN dan pertemuan tingkat tinggi lainnya dengan Vietnam sebagai tuan rumah. Dalam pertemuan ini, Presiden Donald Trump kembali tak hadir dan diwakilkan oleh Penasihat Keamanan Nasional Robert C O’Brien. Selama empat tahun kepemimpinannya, Trump hanya sekali menghadiri KTT ASEAN, yakni pada 2017.
Pemerintah Indonesia menilai kerja sama ASEAN-AS selama empat tahun terakhir ini berkembang baik. AS telah menjadi mitra dagang dan investasi terbesar kedua di ASEAN. Angka perdagangan ASEAN-AS meningkat 39 persen, dari 211,8 miliar dollar AS menjadi 294,6 miliar dollar AS.
Investasi AS juga naik 110 persen dari 11,65 miliar dollar AS menjadi 24,5 miliar dollar AS. Di bidang energi, ASEAN-AS juga telah mengembangkan kerja sama jangka panjang untuk periode 2021-2025. Di bidang ekonomi digital, sudah dilakukan program pelatihan untuk 4.000 UMKM. Selama 10 bulan terakhir, penguatan kerja sama juga dilakukan di bidang kesehatan.
Oleh karena itu, Indonesia berharap Amerika Serikat tetap menjadi mitra penting dan strategis di kawasan Indo-Pasifik, termasuk dalam penerapan Pandangan ASEAN atas Indo-Pasifik.
Dalam pertemuan tersebut, Robert O’Brien menyampaikan penyesalan Trump yang tidak bisa menghadiri pertemuan puncak ASEAN-AS secara daring ini. Akan tetapi, dalam krisis global ini, kata O’Brien, kemitraan strategis AS-ASEAN menjadi semakin penting.
O’Brien juga menyebut ASEAN sebagai mitra dagang terbesar keempat bagi AS dengan perdagangan mencapai 354 miliar dollar AS tahun lalu. ”Kami sangat menghargai upaya mitra ASEAN untuk menjaga rantai pasokan utama tetap terbuka, pabrik beroperasi, dan APD (alat pelindung diri untuk melindungi dari virus SARS-COV-2) mengalir,” tuturnya.
Dalam sambutannya, disinggung pula AS menyumbang 87 juta dollar AS untuk memerangi virus korona baru di Asia Tenggara, termasuk menyediakan ventilator dan APD buatan AS.
Terkait ketidakhadiran Trump, Guru Besar Ilmu Hukum Internasional Universitas Indonesia Prof Hikmahanto Juwana menilai, Presiden Trump memang terkesan tidak terlalu menganggap ASEAN penting, kecuali berkaitan dengan hal-hal yang melawan China.
Kendati demikian, sesungguhnya birokrat AS masih menilai ASEAN penting dan strategis. Karena itu, Menteri Luar Negeri Michael Pompeo pun baru-baru ini mengunjungi Indonesia setelah melakukan hal sama di awal tahun ini. Di sisi lain, Trump dinilai lebih sibuk dengan urusan dalam negerinya, seperti hasil Pemilu Presiden AS dan pandemi Covid-19.