Ekonomi Turki Terpuruk, Sendi Kekuasaan Erdogan Pun Goyah
Puncak keterpurukan ekonomi Turki ditandai dengan jatuhnya nilai mata uang lokal, lira.
Oleh
Musthafa Abd Rahman, dari Kairo, Mesir
·3 menit baca
Kondisi ekonomi Turki yang semakin terpuruk terus menggoyahkan sendi-sendi kekuasaan Presiden Recep Tayyip Erdogan serta Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa.
Setelah AKP kalah di kota-kota besar dalam pemilu lokal, Juni 2019, Erdogan dan partainya kini kembali terpukul oleh langkah Menteri Keuangan Turki, yang juga menantu Erdogan, Berat Albayrak (42), yang mundur secara mengejutkan, Minggu (8/11/2020).
Erdogan telah menunjuk Lutfi Elvan sebagai menteri keuangan yang baru, Selasa (10/11), sebagai pengganti Albayrak, yang menjabat menteri keuangan sejak 2018. Sebelumnya, pada periode 2015-2018, Albayrak menjabat menteri urusan energi.
Faktor utama yang memaksa Albayrak mengundurkan diri dari jabatannya secara mendadak lantaran terus memburuknya kondisi ekonomi Turki. Puncak dari keterpurukan itu ditandai dengan jatuhnya nilai mata uang lokal, lira, hingga mencapai 8,45 berbanding 1 dollar AS atau tergerus 30 persen dan melewati batas psikologis.
Menurut lembaga statistik Turki, TurkStat, inflasi di Turki pada Oktober 2020 mencapai 11,89 persen. Mundurnya Albayrak itu mengundang sorotan khusus publik Turki hingga Kamis (12/11) lantaran ia adalah menantu presiden dan sekaligus orang kepercayaannya.
Erdogan sering mengajak Albayrak untuk mendampinginya dalam perjalanan di dalam dan luar negeri meskipun perjalanan itu tidak ada hubungannya dengan jabatan Albayrak.
Sejumlah pengamat Turki menyebut Albayrak dipersiapkan sebagai putra mahkota Erdogan, baik di AKP maupun pemerintahan. Publik mulai melihat Albayrak sebagai bagian dari sendi-sendi kekuasaan Erdogan karena perannya yang semakin luas.
Para pengamat itu mengatakan, sebelum Albayrak mundur, terlibat diskusi sengit antara Albayrak dan Erdogan soal kondisi ekonomi Turki. Dalam diskusi itu terjadi perbedaan pendapat antara Erdogan dan Albayrak. Muncul desas-desus, Erdogan mengancam untuk memecat Albayrak jika tidak segera mengundurkan diri.
Albayrak lalu mengumumkan pengunduran dirinya lewat media sosial, Instagram, setelah banyak media massa Turki menolak memuat surat pengunduran dirinya.
Erdogan disinyalir masih menawari Albayrak jabatan menteri yang tidak terlalu penting, tetapi ditolak dengan alasan ingin konsentrasi mengurus keluarga. Erdogan dilaporkan marah besar setelah Albayrak menolak semua jabatan yang ditawarkannya.
Erdogan lalu langsung menerima surat pengunduran diri Albayrak. Presiden Turki itu tidak menyampaikan ucapan terima kasih kepada Albayrak sebagaimana lazimnya presiden mengucapkan terima kasih kepada semua menteri yang mengakhiri pengabdian.
Media Bloomberg mengungkapkan, para pembantu Albayrak sangat terkejut atas tindakan atasannya yang mengundurkan diri dari jabatan menteri keuangan. Para pembantunya selama ini melihat sosok Albayrak bukan tokoh biasa, melainkan salah satu tokoh terkuat Turki karena menantu presiden.
Media daring yang berbasis di London, Middle East Eye, menyebutkan, faktor Albayrak mengundurkan diri karena tidak setuju terhadap penunjukan Erdogan atas Naci Agbal sebagai gubernur bank sentral Turki pada Sabtu (7/11).
Agbal selama ini sering mengkritik kebijakan ekonomi Albayrak. Terjadi perseteruan antara Albayrak dan Agbal soal kebijakan ekonomi. Albayrak menganggap penunjukan Agbal sebagai gubernur baru bank sentral Turki seperti menusuk dirinya dari belakang.
Albayrak sudah menyampaikan kepada Erdogan sikap penolakannya atas penunjukan Agbal itu. Namun, Presiden Erdogan tidak mengindahkan lagi pendapat Albayrak sehingga terjadi perbedaan pendapat antara Erdogan dan Albayrak.