Arab Saudi Merancang Teknologi Kecerdasan Buatan sebagai Pengganti Minyak
Arab Saudi mengembangkan teknologi kecerdasan buatan untuk menambah penghasilan dan menggantikan pemasukan dari minyak.
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN, DARI KAIRO, MESIR
·5 menit baca
Arab Saudi mendeklarasikan secara resmi bahwa negara itu memasuki era kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) bersamaan dengan digelarnya konferensi puncak global tentang kecerdasan buatan, The Global Artificial Intelligence Summit, di kota Riyadh pada 21-22 Oktober lalu.
The Global Artificial Intelligence Summit (GAIS) yang digelar otoritas Arab Saudi urusan data dan AI (SDAIA) di bawah arahan Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) mengusung tema ”AI demi Kebajikan Manusia”. GAIS yang digelar secara virtual itu dihadiri 141 negara dengan melibatkan 7.375 delegasi.
Presiden SDAIA Abdullah Sharaf al-Ghamdi mengatakan, GAIS akan digelar setiap tahun dan Arab Saudi akan mengonsolidasi diri untuk menjadi pemimpin dalam menggerakkan teknologi AI di tingkat global. Ia berharap, kota Riyadh akan bisa menjadi kota hub atau penghubung untuk teknologi AI.
Sebagai tanda pengguntingan pita peresmian memasuki era AI itu, Arab Saudi, dalam hal ini SDAIA, menandatangani empat kesepakatan strategis untuk pengembangan teknologi AI di negara itu, yakni dengan IBM, Ali Baba, Uni Telekomunikasi Internasional (ITU), dan Huawei.
Kesepakatan SDAIA-Huawei menegaskan, kerja sama strategis memberdayakan program nasional Arab Saudi untuk pengembangan kemampuan teknologi kecerdasan buatan (AI) di negara itu. Huawei akan mendukung pelatihan para insinyur dan pelajar Arab Saudi pada bidang AI dengan proses alih teknologi, khususnya pengembangan kemampuan teknologi AI berbahasa Arab.
Adapun kerja sama SDAIA-Ali Baba membangun kemitraan strategis SDAIA-Ali Baba untuk menggalang pembangunan kota-kota pintar (smart city) di Arab Saudi dengan menggunakan teknologi AI. Hal itu bertujuan agar kota-kota pintar itu lebih mampu memenuhi kebutuhan penduduknya terkait peningkatan kualitas hidup mereka pada bidang sosial, ekonomi, lingkungan, keselamatan, dan keamanan.
Dalam upaya mewujudkan peningkatan kualitas hidup itu, akan diterapkan teknologi digital dan AI dalam semua sektor kehidupan, seperti pendidikan, transportasi, kesehatan, energi, dan keamanan.
Kesepakatan SDAIA-ITU menyatakan, kerja sama SDAIA-ITU memasukkan peran teknologi AI untuk reformasi birokrasi dan institusi di Arab Saudi sehingga lebih independen, transparan, dan kredibel. Pada gilirannya, birokrasi dan institusi yang berhasil direformasi itu akan membantu menciptakan negara yang modern.
Analis teknologi Arab Saudi, Maha Muhammad Sharif, dalam artikelnya pada harian Asharq al-Awsat edisi Selasa, 20 Oktober 2020, menyebut, era AI di Arab Saudi adalah bagian dari proyek Visi Arab Saudi 2030 yang dicanangkan MBS sejak tahun 2016.
Menurut Sharif, akselerasi Arab Saudi memasuki era AI akan mengakselerasi pula negara itu mewujudkan proyek Visi 2030. Ia menambahkan, jika tujuan utama Visi 2030 untuk menciptakan diversifikasi ekonomi sebagai pengganti minyak, teknologi AI akan menciptakan basis ekonomi baru yang menjadi tulang punggung sumber ekonomi dan bisa mempercepat terwujudnya visi ekonomi era pascaminyak.
Direktur Eksekutif SDAIA Majid Altuwaijri mengatakan, teknologi AI punya peran penting dalam membangun masa depan Arab Saudi dan bisa berandil 70 persen atas terwujudnya Visi Arab Saudi 2030. Ia berjanji akan berusaha memberdayakan generasi muda Arab Saudi semaksimal mungkin agar bisa mengambil manfaat dari ketersediaan mahadata dan teknologi AI melalui lembaga pendidikan yang akan segera memasukkan teknologi AI itu.
Seperti dimaklumi, Arab Saudi, melalui teknologi AI yang akan menjadi tulang punggung Visi 2030, sangat berambisi segera bisa menanggalkan ketergantungannya terhadap minyak.
Arab Saudi melalui Visi 2030 ingin menaikkan pendapatan negara dari sektor nonminyak dari hanya sekitar 50 miliar dollar AS menjadi 370 miliar dollar AS. Saat ini, basis ekonomi Arab Saudi masih sangat tergantung pada migas. Sebanyak 67 persen ekspor negara itu berupa migas. Dalam program upaya akselerasi mewujudkan Visi 2030, Pemerintah Arab Saudi akan segera menerapkan teknologi AI ke dalam megaproyek kota impian Neom yang terletak di Arab Saudi barat laut.
Megaproyek kawasan Neom yang menempati wilayah seluas 26.500 km persegi dengan nilai investasi sekitar 500 miliar dollar AS menjadi bagian dari Visi Arab Saudi 2030 untuk melepaskan negara itu dari ketergantungan terhadap migas. Kota Neom yang diumumkan oleh MBS mulai dibangun pada 24 Oktober 2017 kini dalam proses pembangunan secara intensif.
Fase pertama kota Neom dicanangkan akan selesai pada tahun 2025. Diberitakan, kota Neom akan mengadopsi gabungan antara kota Singapura, Dubai, dan Las Vegas. SDAIA saat ini sedang menyelenggarakan sayembara dengan tema ”Kota Neom Menantang” untuk membuka kesempatan kepada para generasi muda Arab Saudi mencari pola inovatif bagi penerapan teknologi AI di kota impian Neom.
Sayembara itu diikuti lebih dari 400 mahasiswa dari 39 universitas di Arab Saudi untuk merancang kota pintar Neom dengan teknologi AI pada tiga sektor, yaitu transportasi, energi, dan pusat hiburan. Pemenang sayembara dari ketiga sektor akan mendapat hadiah cukup fantastis, senilai 500.000 riyal Arab Saudi (sekitar 133.000 dollar AS atau Rp 1,8 milliar).
Sejumlah media Arab Saudi menyebut, Arab Saudi memasuki era AI bisa melahirkan revolusi ekonomi, seperti revolusi ekonomi di negara itu ketika perusahaan minyak asal Amerika Serikat, California-Arabian Standard Oil (Casoc) menemukan sumber minyak pertama tahun 1938 di Distrik Al-Ahsa, Arab Saudi timur (provinsi timur).
Sejumlah pengamat Arab Saudi menyamakan, strategisnya nilai teknologi AI saat ini sama dengan strategisnya nilai minyak pada tahun 1930-an dan 1940-an. Faktor minyak itu yang mengantarkan kejayaan negara Arab Saudi dan dinasti Raja Abdulaziz dengan stabilitas politik dan ekonomi sejak negara itu berdiri tahun 1932 hingga sekarang.
Pada gilirannya, bergelimanglah harta kekayaan di lingkungan keluarga dinasti Raja Abdulaziz al-Saud dengan segala gurita jaringan bisnisnya yang ditopang kekuasaan.