Distribusi Vaksin Korona di Amerika Tak Mudah Dilakukan
Vaksinasi butuh rantai dingin yang sesuai yang akan menjaga kualitas vaksin selama dikirim dan disimpan. Ini akan jadi tantangan besar saat mendistribusikan vaksin Covid-19.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
WASHINGTON, RABU — Amerika Serikat bisa menjadi negara pertama di dunia yang melakukan operasi ambisius, yaitu mendistribusikan dan memberikan vaksin Covid-19 kepada 600 juta jiwa warganya hanya dalam waktu beberapa bulan. Namun, bahkan di AS sekalipun distribusi vaksin Covid-19, khususnya vaksin buatan Pfizer, tidak semudah yang dibayangkan.
Distribusi vaksin dan vaksinasi bukanlah hal baru. Sudah bertahun-tahun negara-negara di dunia terbiasa mendistribusikan vaksin hingga ke pelayanan kesehatan.
Akan tetapi, vaksinasi Covid-19 menghadirkan tantangan baru karena tiga hal: sempitnya waktu yang tersedia untuk memberikan vaksin, pemberian yang butuh dua dosis, dan ekstremnya suhu beku yang diperlukan untuk menyimpan vaksin Covid-19.
Vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh raksasa farmasi AS, Pfizer, bersama perusahaan asal Jerman, BioNTech, misalnya. Calon vaksin Covid-19 pertama yang diproyeksikan untuk mendapat izin edar di AS ini harus disimpan dalam suhu -94 derajat fahrenheit atau -70 derajat celsius. Sebagai perbandingan, vaksin flu bisa disimpan di lemari es biasa yang suhunya tidak seekstrem itu.
Vaksin Pfizer yang didistribusikan di AS akan berasal dari pabrik mereka di Kalamazoo, Michigan. Proses distribusi akan melibatkan moda transportasi kontainer, truk, juga pesawat yang presisi dan beroperasi dengan jeda waktu yang sempit.
Setiap kontainer beku akan diisi es kering dan 975 vial vaksin yang masing-masing berisi lima dosis. Setiap enam truk akan membawa vaksin ke perusahaan kargo udara, seperti FedEx, UPS, dan DHL, yang kemudian akan membawanya ke seluruh AS dalam waktu 1-2 hari atau tiga hari ke seluruh dunia.
Pfizer menargetkan dalam sehari bisa mengirimkan vaksin Covid-19 dalam rata-rata 20 penerbangan kargo udara ke seluruh dunia.
Sebagai perusahaan kargo, FedEx juga harus mendapat izin khusus dari otoritas penerbangan sipil untuk membawa es kering yang bisa berbahaya jika kru secara tidak sengaja memicu terjadinya sublimasi yang mengubah es kering menjadi gas.
Sementara DHL memperkirakan, pihaknya butuh 15 juta kotak pendingin untuk mengirim vaksin Covid-19 selama dua tahun dengan rata-rata 15.000 penerbangan di seluruh dunia.
Ketika sampai di tujuan, kontainer hanya boleh dibuka sebentar dan hanya dua kali dalam sehari. ”Untuk menjalankan vaksinasi massal di sebuah klinik, boleh saja,” kata Julie Swann, pakar pandemi di Nort Caroline State University.
Akan tetapi, ujar Swann, vaksin Covid-19 tersebut tidak cocok disimpan di apotek atau klinik yang terlalu kecil yang tidak memiliki fasilitas penyimpanan yang sesuai. Pada tahap awal sekarang, setidaknya warga AS harus pergi ke rumah sakit atau pusat distribusi vaksin yang besar untuk mendapatkan vaksinasi.
”Saat ini kami tidak merekomendasikan rumah sakit untuk membeli peralatan pendingin. Vaksin bisa berada di dalam kotak pendinginnya selama dua minggu,” kata Janell Routh dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS.
Pakar rantai pasok kesehatan global di Center for Global Development, Prashant Yadav, menurutkan, negara miskin yang tidak memiliki kapasitas penyimpanan superdingin yang besar kemungkinan tidak akan merasakan manfaat dari vaksin ini dalam waktu dekat.
Harga kotak pendingin super yang bisa mencapai hingga -112 derajat fahrenheit bisa mencapai lima kali lipat pendingin standar.
Menteri Kesehatan AS Alex Azar mengatakan, jika Pfizer memasukkan data awal riset uji klinis fase III mereka ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS, Pemerintah AS berencana melakukan vaksinasi mulai Desember 2020 dalam otorisasi penggunaan darurat.
Menurut Azar, dalam otorisasi penggunaan darurat ini AS akan menerima sekitar 20 juta vaksin per bulan. AS saat ini memiliki kontrak pembelian 100 juta dosis vaksin Covid-19 senilai 1,95 miliar dollar AS dengan Pfizer dengan opsi penambahan hingga 500 juta dosis. Jumlah awal itu cukup untuk kebutuhan 50 juta orang.
Di Eropa, Spanyol akan menerima pesanan vaksin Covid-19 buatan Pfizer/BioNTech pada awal 2021 setelah Uni Eropa menyepakati pengadaan vaksin dengan Pfizer/BioNTech.
Di televisi pemerintah TVE, Menteri Kesehatan Spanyol Salvador Illa mengatakan, Spanyol akan menerima 20 juta dosis di awal yang cukup untuk diberikan pada 10 juta orang. Vaksin itu nantinya akan diberikan gratis dan diprioritaskan berdasarkan kriteria medis.
Dengan begitu, vaksinasi bisa dilakukan April-Mei sehingga pandemi di Spanyol akan bergerak ke tahapan selanjutnya.
Dalam jumpa pers, Menteri Sains Spanyol Pedro Duque mengatakan, Pfizer telah menawarkan bantuan logistik untuk mendistribusikan vaksinnya yang harus disimpan dalam suhu beku yang ekstrem agar kualitasnya terjaga.
Sejauh ini, 39.756 warga Spanyol meninggal karena Covid-19. Banyak wilayah di Spanyol yang kembali menerapkan karantina wilayah untuk meredam lonjakan gelombang kedua infeksi Covid-19. Pada Selasa jumlah kasus meninggal bertambah 411 yang merupakan penambahan kasus meninggal tertinggi pada gelombang kedua infeksi ini.
Pada Selasa Spanyol melaporkan 17.395 kasus baru atau turun dari lebih dari 20.000 kasus pekan lalu sehingga total kasus menjadi 1,4 juta kasus, salah satu yang tertinggi di Eropa Barat.(AFP/REUTERS)