Sel Tidur NIIS di Irak Bangun Lagi, Ibu Kota Baghdad Jadi Sasaran Serangan
Meski telah kehilangan wilayah kekuasaan dan pemimpinnya pada 2019, kelompok NIIS masih menjadi ancaman bagi Irak. Serangan kelompok sel tidur NIIS terjadi di barat kota Baghdad, menewaskan sedikitnya 11 orang.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
BAGHDAD, SELASA — Serangan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah atau NIIS terjadi Minggu (8/11/2020) malam di barat Kota Baghdad, Irak. Sedikitnya 11 orang tewas dan beberapa orang lainnya terluka. Serangan demi serangan dilakukan oleh sel tidur kelompok NIIS terhadap otoritas keamanan Pemerintah Irak ketika bantuan keamanan negara asing mulai berkurang.
”Kelompok NIIS menyerang menara pemantau dan menewaskan 11 orang, 5 anggota suku Hashed dan 6 warga lokal yang datang untuk membantu menangkis serangan mereka,” ujar salah satu sumber pada otoritas keamanan Irak.
Korban tewas adalah anggota pasukan keamanan yang sebagian besar anggotanya berasal dari suku Hashed. Mereka adalah anggota pasukan keamanan yang ditempatkan pemerintah di wilayah Al Radwaniyah, pinggiran selatan Baghdad.
Seorang petugas kesehatan mengonfirmasi adanya serangan itu dan jumlah korban tewas. Sebanyak delapan korban luka dipindahkan ke sebuah rumah sakit di Baghdad tengah untuk mendapatkan perawatan yang lebih optimal.
Hingga berita ini diturunkan, tidak ada klaim tanggung jawab dari kelompok NIIS.
Sel tidur NIIS
Peringatan soal keberadaan sel-sel tidur NIIS di Irak pernah disampaikan Perdana Menteri Irak Mustafa al Khadimi ketika berkunjung ke Amerika Serikat, pertengahan Agustus. Dia mengatakan, meski NIIS kehilangan wilayah kekuasaan dan pemimpin mereka pada 2019, kelompok tersebut masih menjadi ancaman bagi Pemerintah Irak.
”Sel tidur NIIS masih beroperasi di Irak,” kata Kadhimi kepada sejumlah jurnalis, seperti dikutip dari laman Wilson Center.
Khadimi menjelaskan, sel tidur kelompok itu melakukan upaya sporadis untuk mengganggu keamanan di Irak. Sejak Januari hingga Mei 2020, dalam catatan Komando Pusat AS di Irak, kelompok NIIS telah melakukan 251 serangan di Irak.
Sejumlah pejabat Pemerintah Irak mengeluarkan peringatan bahwa kelompok NIIS beroperasi di dekat Kirkuk, yang dikenal sebagai daerah ladang minyak. Wilayah ini kini masih merupakan wilayah sengketa antara pemerintah pusat dan pemerintah otonomi Kurdistan (KRG).
Kadhimi mengatakan, sebagian besar anggota kelompok NIIS yang berada di Irak saat ini berasal dari Suriah. Pada awal Agustus lalu, otoritas keamanan Irak menangkap sekitar 31 anggota kelompok NIIS yang, menurut Khadimi, berasal dari perbatasan, termasuk dari Suriah dan beberapa daerah di dalam Irak sendiri. Mereka muncul dan mulai melakukan kegiatan kembali di daerah yang disengketakan antara pemerintah pusat dan KRG.
Dalam catatan Lowy Institute, sel tidur kelompok ISIS setidaknya ada di empat provinsi, yaitu Salahuddin, Nineveh, Garmiyan, dan Diyala. Jumlahnya diperkirakan cukup besar, yaitu 3.500-4.000 orang. Pasukan koalisi internasional pimpinan AS telah menarik pasukannya secara signifikan tahun ini, mengonsolidasikan mereka ke tiga pangkalan utama di Baghdad, Ain al-Asad di barat, dan Arbil di utara.
Pasukan koalisi Amerika Serikat dan NATO secara bertahap telah mengurangi jumlah personelnya di Irak. Perancis menyisakan sekitar 200 personelnya di dalam pasukan koalisi. Sementara Pemerintah AS, berdasarkan kebijakan Presiden Donald Trump, berencana keluar dari Irak sepenuhnya.
Khadimi mengatakan, meski pasukan AS meninggalkan negara itu, mereka masih membutuhkan bantuan Pentagon untuk melatih dan meningkatkan kemampuan personel militer negaranya. Selain itu, Irak juga membutuhkan bantuan untuk memordenisasi peralatan tempurnya, tidak hanya dari AS, tetapi juga dari negara-negara anggota NATO. (AFP/REUTERS)