Keunggulan kandidat partai Demokrat, Joe Biden, atas petahana, Presiden Donald Trump, dalam Pilpres AS, membuat Israel cemas.
Oleh
Musthafa Abd. Rahman, dari Kairo – Mesir
·3 menit baca
KAIRO, KOMPAS — Israel pada hari Jumat, 6 November 2020, mulai cemas atas kecenderungan kuat penghitungan suara Pemilu AS yang semakin menunjukkan peluang besar kandidat partai Demokrat, Joe Biden, memenangi pertarungan berebut kursi menuju Gedung Putih.
Sebelumnya, jajak pendapat yang dilakukan stasiun televisi saluran 24 Israel pada akhir Oktober lalu menunjukkan, 63,3 persen warga Israel mendukung Trump, berbanding 18,8 persen mendukung Joe Biden.
Menteri Urusan Permukiman Yahudi Tzachi Hanegbi, dalam wawancara dengan stasiun televisi saluran 13, mengungkapkan kecemasannya atas penghitungan suara Pemilu AS yang semakin menunjukkan peluang besar Joe Biden menuju Gedung Putih dan kekalahan Presiden Donald Trump.
Menurut Hanegbi, terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden AS akan membawa dampak terhadap Israel dan kawasan Timur Tengah. Ia menyebutkan, terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden AS akan memaksa Israel membuka dialog baru tentang pendekatan terhadap solusi Palestina.
Namun, lanjut Menteri Urusan Permukiman Yahudi itu, yang lebih berbahaya bagi Israel adalah kemungkinan ada perubahan sikap AS terhadap Iran.
Seperti diketahui, tercapainya kesepakatan nuklir Iran (JCPOA) pada 2015 adalah ketika Joe Biden menjabat Wakil Presiden AS pada era Presiden AS Barack Obama.
Banyak pengamat memprediksi, jika Joe Biden berhasil menghuni Gedung Putih, bisa jadi menghidupkan lagi JCPOA yang dibatalkan secara sepihak oleh Presiden Trump pada Mei 2018.
Menurut Hanegbi, sangat dikhawatirkan Joe Biden memenangi Pemilu AS dan terjadi perubahan sikap AS terhadap Iran dengan kembali ke JCPOA. ”Jika AS kembali ke JCPOA, akan membuka peluang semakin tersebarnya senjata pemusnal massal di Timur Tengah yang bisa memaksa meletus perang langsung Iran-Israel,” ujar Hanegbi lagi.
Menteri Urusan Energi Israel Yuval Steinitz mengatakan, ada kepentingan bersama AS-Israel terkait program senjata nuklir Iran dan berharap Joe Biden tetap membekukan JCPOA.
”Jika Joe Biden menghidupkan lagi JCPOA, diharapkan dilakukan perubahan atas JCPOA tersebut yang lebih memberi perhatian pada kepentingan Israel,” lanjutnya.
Menteri Urusan Komunikasi Israel Yoaz Hendel, kepada radio militer Israel, mengatakan, masih belum dipastikan apakah Joe Biden jika terpilih sebagai presiden AS akan membekukan proposal damai AS yang diluncurkan Presiden Trump dan dikenal dengan sebutan ”Transaksi Abad Ini”.
”Saya berharap Joe Biden mengakui kedaulatan Israel atas permukiman Yahudi di Tepi Barat. Israel siap bekerja sama dengan siapa pun Presiden AS,” kata Hendel.
Stasiun Israel, i24News, yang mengutip beberapa pejabat tinggi Israel, melansir bahwa Israel tidak perlu takut atas kemenangan Joe Biden karena Israel bisa mengandalkan Kongres AS yang kemungkinan besar masih dikontrol partai Republik.
Menurut i24News, Pemerintah Israel bisa melobi Kongres AS untuk menggagalkan keputusan Joe Biden mendatang yang dianggap merugikan Israel. Namun, mengutip i24News, hubungan Israel dengan Joe Biden selama ini baik saja dan itu harus terus dijaga.
Sejumlah pengamat Israel mengatakan, kemenangan Joe Biden dalam Pemilu AS bisa merugikan Partai Likud yang sangat dekat dengan Presiden Trump dan menguntungkan partai Biru-Putih pimpinan Benny Gantz.
Menurut sejumlah pengamat Israel itu, kemenangan Joe Biden bisa berdampak pada situasi politik domestik Israel. Ada dua kemungkinan terkait politik domestik Israel jika Joe Biden terpilih sebagai Presiden AS.
Pertama, pemerintah persatuan nasional Israel terus berlanjut dan PM Benjamin Netanyahu terus menjabat sebagai perdana menteri sehingga sampai pada giliran Benny Gantz menjabat perdana menteri yang dijabat secara bergiliran antara Netanyahu dan Gantz.
Pada saat Gantz menjabat perdana menteri nanti, diharapkan hubungan AS-Israel bisa cair lagi secara maksimal.
Kedua, pemerintah persatuan nasional dibubarkan dan digelar pemilu dini di Israel. Partai Biru-Putih pimpinan Benny Gantz berharap mendapat suara lebih baik dalam pemilu dini nanti dengan memanfaatkan Joe Biden sebagai presiden baru AS.