Biden Yakin Menang Besar, Republikan Galang Dana Gugat Hasil Pilpres
Tidak semua kader Republikan yakin dengan manuver hukum itu, terutama jika melihat perkembangan di Georgia dan Pennsylvania.
Oleh
Kris Mada
·4 menit baca
WILMINGTON, SABTU — Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden, yakin menang besar dalam pilpres AS 2020. Walakin, ia tetap belum kunjung menyatakan kemenangan hingga tiga hari selepas pemungutan suara digelar pada Selasa (3/11/2020).
Pria bernama lengkap Joseph Robinette Biden itu mengatakan, angka hasil penghitungan suara amat jelas. ”Kita di jalur untuk (mendapat) lebih dari 300 suara perwakilan,” ujarnya, Jumat (6/11/2020) malam waktu Wilmington, Delaware atau Sabtu siang WIB.
Biden melanjutkan, ”Lihatlah angka secara nasional. Kita akan memenangi kompetisi ini dengan mayoritas jelas, dengan bangsa di belakang kita.”
Ia menyoroti perolehan suara di Georgia, Pennsylvania, dan Nevada yang belum selesai menghitung surat suara. Sampai Kamis malam waktu setempat, Biden kalah suara di Pennsylvania dan Georgia, serta hanya unggul tipis di Nevada. Jumat malam waktu setempat, Biden ternyata unggul di tiga negara bagian itu.
”Belum ada pernyataan kemenangan walakin angka menunjuk kita secara jelas,” ujarnya.
Ditolak pengadilan
Keunggulan Biden terus bertambah seiring proses penghitungan yang mendekati babak akhir. Upaya calon petahana yang diusung Republikan, Donald Trump, untuk menghentikan penghitungan telah ditolak pengadilan. Penolakan terakhir disampaikan hakim agung Samuel Alito, Jumat sore.
Alito hanya memerintahkan panitia pemungutan suara (PPS) Pennsylvania untuk memisahkan hasil penghitungan surat suara yang dicoblos di luar tempat pemungutan suara (TPS) dan dicoblos di TPS. Kala TPS dibuka untuk pemungutan suara akhir pada 3 November 2020, 65 juta surat suara telah dicoblos pemilih di luar TPS lalu dikirimkan ke PPS.
Sebelum keputusan Alito, hakim-hakim di Pennsylvania, Nevada, Michigan, dan Georgia juga menolak permintaan tim Trump untuk menghentikan penghitungan suara. Meski aneka gugatan sudah ditolak, bukan berarti tim Trump akan menghentikan manuver hukum.
Republikan mencoba mencari dana membiayai aneka gugatan hasil pemilu 2020. ”Mereka mau 60 juta dollar AS,” kata salah seorang penyumbang rutin partai itu. Penyumbang yang tidak mau diungkap identitasnya itu menerima permintaan dana dari tim pemenangan Trump dan Komite Nasional Republikan (RNC).
Sementara dua penyumbang lain menerima ajakan iuran untuk mengumpulkan dana hingga 100 juta dollar AS. Salah seorang anggota tim pemenangan Trump menyebut, selama ini tim tidak mempersiapkan dana untuk membiayai gugatan hasil pemilih. Karena itu, terpaksa ada penggalangan dana. Tim yang mengurusi gugatan hasil pemilu akan dipimpin David Bossie.
Tidak semua kader Republikan yakin dengan manuver hukum itu, terutama jika melihat perkembangan di Georgia dan Pennsylvania. ”Hitungannya jelas. Mau hitung ulang dan tetap kurang angka,” kata seorang pengurus Republikan yang menolak diungkap namanya.
Bahkan, ada kader yang menyebut kompetisi sudah selesai dan waktunya menerima kenyataan. ”Sudah selesai dan satu-satunya yang tidak menerima itu hanyalah Donald Trump,” ujar kader Republikan kepada Reuters.
Unjuk rasa
Bukan hanya Trump yang masih menolak menyerah. Sejumlah pendukungnya terus berunjuk rasa di sejumlah lokasi penghitungan suara. Bahkan, sebagian membawa senapan dan pistol. Di beberapa negara bagian, tidak ada larangan bagi warga sipil membawa senapan dan pistol serta menunjukkannya secara terbuka kepada khalayak.
Ajakan unjuk rasa disebarkan, antara lain, lewat layanan pengiriman pesan massal yang disediakan oleh Opn Sesame. Pemimpin perusahaan penyedia layanan itu diketahui bernama Gary Coby, anggota tim pemenangan Trump di bagian kampanye digital. Pesan yang dkirim dari Opn Sesame disebarkan, antara lain, ke pemilik ponsel di Pennsylvania.
”Ini jenis pesan yang bisa mengacaukan keadaan. Untungnya tidak timbul konflik,” kata John Scott-Railton yang menjadi peneliti senior di Citizen Lab, lembaga di University of Toronto yang kerap memantau aneka aktivitas di di ranah seluler dan internet.
Ada 13 nomor yang teridentifikasi dipakai untuk mengirim pesan tersebut. Dalam pesan singkat yang diterima sebagian warga Pennsylvania, ada tudingan bahwa Demokrat mencoba mencurangi pemilu.
”Peringatan, Liberal Radikal dan Demokrat mencoba mencuri pemilu ini dari Trump. Kami butuh kami,” demikian tertulis di pesan singkat itu. Penerima diajak mendatangi Pusat Konvensi Philadelphia yang menjadi lokasi penghitungan suara.
Sejumlah anggota tim pemenangan Trump membantah timnya terlibat dalam pengiriman pesan tersebut. ”Saya meneruskan pesan untuk bertanya ke kawan. Ajakan beraksi. Sangat bahaya,” kata salah seorang warga yang menerima pesan itu, Chris Bray, seraya menyatakan tidak pernah mendaftar untuk menerima kampanye Trump.
Pada Kamis malam, polisi menangkap dua orang yang membawa senapan dan pistol tanpa izin di dekat pusat konvensi Philadelphia. Mereka diketahui bernama Joshua Macias (42) dan Antonio LaMotta (61). Mereka datang dari Virginia, negara bagian di selatan Pennsylvania dan tempat Trump menang besar. (AP/REUTERS/RAZ)