Trump atau Biden yang Menang? Pahami Dulu Cara Penghitungan Suara Pilpres AS
Bagaimana cara mengetahui pemenang pilpres AS: Trump atau Biden? Jawabannya: sabar dulu. Penghitungan suara pilpres kali ini butuh waktu lebih lama dari biasanya. Cermati dulu ”fatamorgana merah” atau ”pergeseran biru”.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
Gegap gempita pemilihan presiden Amerika Serikat telah sampai pada puncak perhelatannya: hari pemungutan suara, Selasa (3/11/2020). Setelah itu, rasa penasaran publik tertuju pada bagaimana hasilnya, siapa yang akhirnya menjadi orang nomor satu di negara adidaya tersebut.
Akan tetapi, pada Selasa malam waktu setempat atau Rabu (4/11) pagi WIB, publik kemungkinan belum bisa mengetahui hasil perolehan suaranya. Ini bukan berarti bahwa telah terjadi kecurangan, seperti yang selalu digembar-gemborkan Presiden Donald Trump.
”Sangat parah kalau kita tidak bisa mengetahui hasil perolehan suara pada malam setelah pencoblosan,” ujar Trump, Minggu (1/11/2020). ”Seharusnya negara bagian tidak diperbolehkan merekap hasil suara dalam waktu yang lama setelah pencoblosan selesai.”
Dalam sejarah pilpres AS tidak pernah ada seluruh surat suara yang masuk selesai dihitung semuanya pada malam setelah pencoblosan. Setelah pemungutan suara 3 November, kemungkinan ada 150 juta suara yang masuk sehingga secara teknis mustahil petugas bisa menghitung seluruhnya dalam satu malam.
Pada malam hari setelah pencoblosan biasanya media massa mengumumkan pemenang pemilu berdasarkan analisis dari ribuan suara yang masuk, jajak pendapat pemilih, dan data politik lainnya.
Akan tetapi, dalam situasi di mana selisih suara kedua calon kemungkinan tipis, perlu lebih banyak lagi surat suara yang masuk sebelum akhirnya media bisa menyatakan pemenang pemilu.
Harian New York Times melaporkan, hanya sembilan negara bagian yang kemungkinan sudah bisa melaporkan hasil sementara dari 98 persen suara masuk pada Selasa siang waktu AS. Sebanyak 22 negara bagian dan District of Columbia membolehkan surat suara melalui pos tiba setelah hari pencoblosan, Selasa. Sampai kapan negara-negara bagian itu bakal menyelesaikan penghitungan suara yang masuk, sangat bergantung pada kapan pemilih mengirimkan surat suaranya melalui pos.
Tahapan pemungutan suara dalam pilpres AS sebenarnya masih sama, yakni pemilih menggunakan hak suaranya, suara yang masuk lalu dihitung, dan kandidat presiden dengan raihan dukungan suara mayoritas Dewan Elektoral memenangi pemilu.
Penghitungan lebih lama
Akan tetapi, patut diketahui bahwa satu alasan besar mengapa penghitungan suara pilpres AS tahun ini akan menjadi lebih lama adalah karena ada jutaan pemilih menggunakan suaranya dan mengirim surat suaranya melalui pos demi menghindari pergi ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk mencegah penularan Covid-19. Secara umum, penghitungan surat suara melalui pos memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan penghitungan suara pemilih yang datang langsung ke TPS.
Hingga pertengahan Oktober saja, sudah ada lebih dari 80 juta surat suara yang dikirimkan kepada pemilih. Jumlah ini lebih banyak dua kali lipatnya daripada saat pilpres tahun 2016. Jika angka surat suara yang dikembalikan sama dengan 2016, diperkirakan ada 55 juta surat suara yang masuk melalui pos pada pemilu kali ini.
Petugas pemilu harus mengeluarkan surat suara dari amplopnya, memeriksanya, dan merapikannya sebelum kemudian dipindai dan dihitung ketika waktu pemungutan suara berakhir, Selasa. Di negara bagian dengan sistem pemungutan suara melalui pos yang baik, proses ini sudah berlangsung jauh sebelum hari-H pemungutan suara sehingga hasil perhitungan suara biasanya bisa diketahui lebih cepat.
Namun, sejumlah negara bagian tidak memiliki sistem itu dan secara aturan mereka tidak diperbolehkan menghitung surat suara yang dikirim melalui pos sebelum waktu pemungutan suara berakhir. Dengan begitu, tidak mungkin penghitungan suara dari pemungutan suara via pos dan pemungutan suara langsung yang berlangsung secara bersamaan akan bisa selesai pada Selasa malam.
Lokasi perebutan sengit
Ada tiga negara bagian yang menjadi lokasi perebutan sengit antara kubu Demokrat dan kubu Republik yang membatasi penghitungan suara melalui pos, yaitu Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin.
Legislatif di negara bagian itu, yang dikuasai oleh Republikan, bersikap resisten terhadap permohonan petugas pemilu yang ingin agar penghitungan suara melalui pos dihitung lebih awal sehingga mereka akan lebih dulu menghitung suara dari TPS. Setelah itu, secara bertahap menghitung surat suara yang dikirim melalui pos.
Urutan penghitungan suara, apakah suara di TPS terlebih dulu atau suara yang dikirim melalui pos, akan membuat seolah-olah satu kandidat unggul dari kompetitornya pada Selasa malam.
Pada pemilu tahun ini, para pendukung Demokrat cenderung menggunakan suara melalui pos. Karena itu, jika suara dari kiriman pos ini dihitung dan diumumkan terlebih dulu, di negara-negara bagian seperti Arizona, Florida, dan North Carolina, Biden akan terlihat unggul.
Florida, yang merupakan negara bagian ”mengambang” atau swing state, sudah memulai penghitungan suara melalui pos sejak 22 hari sebelum hari puncak pemungutan suara. Begitu juga dengan Georgia, Iowa, dan Ohio.
Akan tetapi, pola sebaliknya bisa terjadi di negara-negara bagian yang melaporkan hasil penghitungan suara di TPS terlebih dulu, seperti di Virginia, Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin. Di negara-negara bagian ini ”fatamorgana merah (red mirage)” akan mungkin terjadi sejalan dengan perolehan Republik yang terlihat seperti unggul jauh.
Akan tetapi, ketika surat suara melalui pos mulai dihitung, maka terjadilah ”pergeseran biru (blue shift)” di mana perolehan suara Demokrat mulai mengejar.
Meski demikian, menurut pakar pemilu dari Massachusetts Institute of Technology, Charles Stewart III, selisih keunggulan sementara itu perlahan akan menipis seiring dengan semakin banyaknya surat suara yang sudah dihitung.
Lalu bagaimana caranya untuk mengetahui siapa pemenang pemilu pada Selasa malam? Jawabannya: sabar dan perhatikan dengan saksama suara mana yang dihitung dan dilaporkan terlebih dulu.(AP/REUTERS)