Sekelumit Teka-teki tentang Grup Ant Menjelang IPO Terbesar di Dunia
Grup Ant segera melakukan penawaran saham perdana (IPO). Dengan valuasi hingga 34 miliar dollar AS, IPO perusahaan China itu pada Kamis (5/11/2020) akan menjadi IPO terbesar di dunia, mengalahkan Aramco dari Arab Saudi.
Meski sudah ”mundur” dari Alibaba, perusahaan yang didirikannya, Sang Pendiri, Jack Ma, tidak benar-benar berencana untuk pensiun. Dua hari lagi, Kamis (5/11/2020), Grup Ant yang semula berada di bawah naungan perusahaan induk Grup Alibaba akan melakukan penawaran saham perdana (IPO) mereka di pasar saham Shanghai dan Hong Kong.
Para calon investor sudah mengantre. Tapi, mereka juga bertanya-tanya: ini perusahaan apa? Raksasa teknologi ataukah raksasa finansial?
Baca juga: Dari Pemberontakan Kaum Milenial ke IPO ”King of Fintech” Ant Group
Kejelasan status perusahaan itu penting bagi para calon investor, baik sesudah maupun sebelum penawaran umum saham perdananya. Perusahaan ini diperkirakan akan meraup dana hingga 34,4 miliar dollar Amerika Serikat pada sesi penawaran saham perdana, melampaui rekor jumlah perolehan yang ditorehkan perusahaan minyak milik Pemerintah Arab Saudi, yaitu sebesar 29,4 miliar dollar AS, pada penawaran saham perdana tahun lalu.
Grup Ant semula dikenal sebagai bagian dari kerajaan Alibaba Grup sebagai Alipay, sistem pembayaran nontunai bagi para pengguna market-place itu, yang diterapkan sejak 2004. Alipay memiliki lebih dari 730 juta pengguna bulanan di seluruh daratan China. Kini, Grup Ant berdiri sendiri sebagai perusahaan terpisah dan mencoba peruntungannya sendiri di bawah nama besar Jack Ma.
Alipay tidak sekadar sistem pembayaran biasa, tetapi juga telah membangun kerajaan finansial, yang menghubungkan peminjam (debitur) dan pemberi pinjaman (kreditur) di China dengan proses pemberian pinjaman jangka pendek hanya dalam beberapa menit. Menggunakan kecerdasan buatan dan teknologi terbaru dalam industri keuangan lainnya, Alipay juga tidak sekadar alat pembayaran biasa, tetapi sudah berkembang lebih jauh menjadi pengelola produk asuransi hingga manajamen finansial atau wealth management, seperti layaknya perencana keuangan virtual.
Dengan kondisi itu, Ant memandang diri mereka sendiri sebagai vendor teknologi untuk lembaga keuangan. Ma sendiri menyebut kegiatan usaha yang dijalankan Grup Ant sebagai techfin ketimbang fintech.
Baca juga: Jack Ma Tetap Terkaya
Seperti disampaikan Ma, dalam proses pemisahannya manajemen Grup Ant menampilkan dirinya sebagai perusahaan teknologi. Akan tetapi, dalam pandangan regulator keuangan China, Grup Ant adalah perusahaan jasa keuangan nonbank.
Raksasa yang berbasis di Hangzhou itu mendapat keuntungan dari penilaian (valuasi) yang jauh lebih tinggi yang diberikan pada perusahaan teknologi dibandingkan dengan valuasi lembaga keuangan. Analis menilai, Grup Ant berharap bisa lolos dari aturan-aturan ketat yang diterapkan regulator keuangan, nasional, dan internasional, terkait aturan main.
Aturan
Bank Sentral China dan regulator keuangan (CSRC) dikabarkan telah bertemu dengan Ma dan para eksekutif Grup Ant, yaitu Eric Jic dan Simon Hu, pada Senin (2/11/2020), saat Beijing dikabarkan tengah menerbitkan rancangan aturan untuk pinjaman mikro secara daring. Draf tersebut menyebutkan, aturan pinjaman mikro menetapkan ambang batas modal terdaftar sebesar 5 miliar yuan atau sekitar 748 juta dollar AS bagi perusahaan yang menawarkan pinjaman daring ke berbagai wilayah. Draf tersebut terbuka untuk mendapat masukan dari publik hingga 2 Desember mendatang.
Semua pendekatan yang digunakan untuk mengatur industri perbankan diterapkan terhadap Grup Ant. Termasuk aturan yang mengharuskan perusahaan seperti Grup Ant untuk menanggung risiko default bersama dengan bank penjamin, sambil membatasi leverage (perbandingan antara modal inti dan total eksposur) dan jumlah pinjaman. Juru bicara perusahaan itu mengatakan, perusahaan akan menjalankan opini rapat (antara petinggi perusahaan dan otoritas keuangan China) secara tepat.
Orang yang skeptis menganggap argumen Ma dan manajemen perusahaan tidak meyakinkan. Mereka mengatakan, regulator keuangan tidak mungkin menolak ”potensi” perusahaan yang baru tahun ini mengubah namanya dari Ant Financial menjadi Grup Ant itu.
DNA teknologi
Beberapa sumber yang mengetahui ”jeroan” Grup Ant dan rencana pengembangan perusahaan ini mengatakan, sebagian besar bank penjamin emisi perusahaan ini adalah tim teknologi, bukan orang-orang yang bergerak di bidang jasa keuangan dan perbankan. Sebelum penawaran saham perdana dimulai, perusahaan ini mendapatkan valuasi sebuah perusahaan teknologi.
Pendaftaran ganda itu membuat valuasi perusahaan ini berada pada angka sekitar 312 miliar dollar atau 31,4 kali lipat dari perkiraan laba bersih perusahaan pada 2021. Kondisi ini sama seperti yang pernah dialami Alibaba ketika valuasinya bernilai 27,6 kali pendapatan ke depan. Atau bahkan Paypal yang terdaftar di bursa saham New York dengan kelipatan 45 kali.
Baca juga: Dua Sisi Teknologi Finansial Pinjaman
Dua sumber mengatakan, beberapa investor berpikir Ant harus dihargai hingga 400 miliar dollar AS atau lebih dalam IPO. Valuasi ini kontras jika dibandingkan dengan, katakanlah, institusi Industrial and Commercial Bank of China, bank terbesar di dunia berdasarkan aset yang diperdagangkan hanya dengan kelipatan enam.
Para eksekutif perusahaan ini secara teratur menekankan bahwa teknologi ada dalam DNA perusahaan. ”Sejak didirikan lebih dari 16 tahun lalu, teknologi digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari semua yang kami lakukan,” kata CEO Simon Hu baru-baru ini.
Menurut prospektus yang disebarkan kepada para calon investor, lebih dari 60 persen karyawan Ant adalah insinyur dan pemrogram. Kondisi ini membuat perusahaan memperoleh analisis risiko bagi sebuah bisnis bidang teknologi informasi. Namun, pada saat yang sama, analisis juga menyerahkan keputusan untuk meminjamkan dana kepada institusi perbankan.
Dua sumber yang mengetahui cara kerja perusahaan menyebutkan, kerja perusahaan ini tidak seperti industri perbankan konvensional yang mengandalkan agunan untuk menentukan kelayakan kredit. Grup Ant menggunakan algoritma pemodelan risiko yang memanfaatkan data calon debitur untuk menentukan kelayakan pemberian kredit.
Ma baru-baru ini menyebut bahwa peraturan keuangan sudah ketinggalan zaman. Aturan keuangan yang ada sangat tidak cocok bagi perusahaan yang mencoba menggunakan teknologi untuk mendorong inovasi keuangan.
Regulator waspada
Regulator keuangan China semakin waspada tentang perkembangan teknologi keuangan. Mereka menganggap model bisnis Ant yang mencocokkan peminjam dan pemberi pinjaman sebagai sebuah layanan keuangan. Mantan pejabat psda CSRC China Ji Shaofeng mengatakan, pernyataan Ma tentang regulator menunjukkan konflik mendalam antara pengembangan tekfin (fintech) dan regulasi keuangan.
Baca juga: Pandemi Covid-19, Momentum Perkembangan Tekfin
”Meskipun Ant mencoba untuk menghapus identitasnya sebagai institusi keuangan dan menekankan pada perusahaan teknologi digital, bagian dominan dari pendapatannya, yang berasal dari bisnis kreditnya, dan rasio leverage yang tinggi selalu menarik perhatian luas baik dari regulator ataupun pasar modal,” tulis Ji di sebuah kolom berita keuangan Caixin.
Bisnis yang paling menguntungkan dari Grup Ant adalah kredit konsumen yang mendasarkan pendapatannya pada pendapatan bunga. Analis memperkirakan, perusahaan mengambil potongan rata-rata 30-40 persen dari bunga pinjaman yang difasilitasinya.
”Itulah mengapa laba yang tertulis dalam prospektus Ant sangat menguntungkan, bahkan lebih menguntungkan daripada bank," kata salah satu sumber. ”Dari segi bisnis, Anda dapat melihat Ant sebagai mitra antarbank dari semua pemberi pinjaman.”
Wakil Menteri Keuangan Zou Jiayi mengatakan dalam konferensi baru-baru ini yang dihadiri Ma bahwa tekfin tidak boleh menghindari regulasi, melakukan arbitrase ilegal, dan mendukung pemikiran pemenang mengambil semua sumber daya yang ada.
"Tekfin tidak mengubah sifat keuangan yang mengandalkan kredit dan menggunakan leverage,” katanya.
Komite Stabilitas dan Pengembangan Keuangan tingkat kabinet China, dalam pernyataan hari Minggu yang secara luas dianggap menanggapi perdebatan tentang sifat Ant, mengatakan, ”Inovasi dan kewirausahaan harus didorong. Tetapi, pada saat yang sama kita perlu memperkuat pengawasan dan mencakup semua aktivitas keuangan dalam kerangka aturan hukum”.
Guo Wuping, Kepala Divisi Perlindungan Konsumen pada regulator perbankan, mengatakan bahwa hak-hak pengguna perusahaan pinjaman konsumen Ant, Huabei, dan Jiebei layak untuk dicermati. Guo menilai jasa layanan pinjaman berbasis teknologi keuangan (fintech lending) secara efektif menjalankan fungsi bank dan harus mengadopsi kontrol risiko serupa.
”Metode baru pembiayaan dan persaingan yang tidak teratur telah menciptakan kekacauan yang melanggar hak dan kepentingan konsumen keuangan,” kata Guo. (REUTERS)