Protes Pembatasan Gerak Pecah di Spanyol dan Italia
Eropa kembali menerapkan pembatasan sosial dan karantina wilayah akibat lonjakan kasus Covid-19. Sekelompok kecil warga memprotes kebijakan ini di beberapa negara.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
MADRID, MINGGU — Perdana Menteri Spanyol mengecam serangkaian protes di sejumlah kota di negara itu, Minggu (1/11/2020) pagi waktu setempat. Massa menentang pembatasan gerak atau jam malam yang diterapkan pemerintah untuk mengendalikan lonjakan kasus Covid-19 setelah status darurat selama enam bulan mulai berlaku pekan ini.
Polisi antihuru-hara menembakkan peluru kosong untuk membubarkan para pemrotes yang membakar tempat sampah di jalan raya utama Madrid, Gran Via.
Sementara itu, sektiar 50 demonstran melempari polisi dengan batu pada malam kedua kerusuhan di kota Barcelona. Sebanyak 14 orang ditangkap dan 30 lainnya terluka.
Sebelumnya, polisi setempat menyatakan, sekitar 1.500 pekerja hotel dan restoran turut serta dalam unjuk rasa damai menentang pemberlakuan status darurat yang diklaim akan mengancam keberlangsungan pekerjaannya itu.
Semua bar dan restoran telah ditutup di region Catalonia, termasuk Barcelona, hingga 13 November nanti.
Di kota Logrono yang berada di Spanyol utara, sekitar 150 orang menyerang polisi dengan melemparkan bebatuan, membakar kontainer, dan menjarah pertokoan. Polisi antihuru-hara dikerahkan untuk meredakan kerusuhan di Haro, kawasan penghasil anggur La Rioja.
Aksi serupa telah terjadi di kota Burgos, Vitoria, Santander, Valencia, dan Zaragoza pada Jumat (30/10/2020).
Perdana Menteri Pedro Sanchez menulis di Twitter, ”Hanya dengan tanggung jawab, persatuan, dan pengorbanan kita akan bisa mengalahkan pandemi yang menghancurkan semua negara. Kekerasan dan perilaku tidak rasional dari sekelompok orang tidak bisa ditoleransi. Ini bukan caranya.”
Spanyol, yang merupakan salah satu negara di Eropa yang terdampak pandemi paling parah, memberlakukan status darurat hingga Mei 2021. Ini menjadi dasar hukum pemberlakuan jam malam dan pembatasan perjalanan untuk menghambat penyebaran Covid-19.
Seperti negara Eropa lainnya, Spanyol telah mengambil tindakan drastis untuk menekan laju infeksi meski tidak seketat yang dilakukan oleh Jerman dan Perancis.
Hanya dengan tanggung jawab, persatuan, dan pengorbanan kita akan bisa mengalahkan pandemi yang menghancurkan semua negara.
Bentrokan antara polisi dan demonstran yang menentang kebijakan pembatasan juga terjadi di Italia setelah ratusan demonstran melempari polisi dengan botol dan petasan di Roma.
Insiden ini terjadi sehari setelah demonstrasi malam hari yang tidak mengantongi izin di Firenze berubah jadi kekerasan ketika demonstran melemparkan bom molotov, botol, batu, membalikkan tempat sampah, dan merusak kamera pengawas.
Pada Sabtu (31/10/2020), Portugal juga mengumumkan karantina wilayah sebagian yang mulai berlaku Rabu, 4 November, untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Seperti halnya di Inggris, kebijakan pembatasan ini tidak seketat kebijakan serupa yang diberlakukan saat awal pandemi.
Kebijakan pembatasan yang sudah diberlakukan di tiga kota di utara Portugal akan diperluas ke 121 dari total 308 komune yang mencakup 7,1 juta penduduk atau 70 persen populasi.
”Saatnya telah tiba untuk memberlakukan pembatasan yang lebih ketat... untuk mengendalikan pandemi,” kata Perdana Menteri Portugal Antonio Costa seusai rapat kabinet.
Dengan kebijakan ini, warga masih bisa pergi bekerja jika tidak bisa bekerja dari rumah dan membawa anaknya ke sekolah. Jam buka pertokoan maksimal pukul 22.00 dan tempat usaha lain harus menerapkan jam kerja yang berbeda.
Jumat lalu, Portugal melaporkan 656 kasus baru Covid-19 dan 40 kasus meninggal serta hampir 2.000 orang mendapat perawatan dengan 275 di antaranya dirawat di ruang intensif.
Di Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson juga memberlakukan kembali karantina wilayah mulai Kamis, 5 November, hingga 2 Desember. Meski begitu, sekolah tetap buka.
Sementara di bagian Inggris Raya lainnya, yaitu Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara, karantina wilayah sebagian sudah diberlakukan.
”Virus korona menyebar lebih cepat dari skenario terburuk yang diperkirakan para ahli,” ujar Boris dalam jumpa pers.
Inggris merespons pandemi dengan lebih ketat setelah kasus Covid-19 di sana menembus angka 1 juta kasus dengan kasus harian Sabtu lalu mencapai hampir 22.000 kasus.
Negara Eropa lainnya, Austria, juga memberlakukan karantina wilayah dan pemberlakuan jam malam mulai Selasa (3/11/2020) hingga akhir November.
Sementara Yunani hanya menerapkan karantina wilayah sebagian juga dengan pemberlakuan jam malam dan menutup bar dan restoran di kota-kota besar.
Belgia juga memperketat aturan karantina wilayahnya mulai Senin, 2 November. Warga dilarang keluar rumah kecuali untuk kepentingan yang esensial. (REUTERS/AFP)