Donald Trump dan Joe Biden Berebut Perhatian di Florida
Dukungan terhadap Trump di Florida perlahan menyamai posisi Biden. Sebanyak 49 persen responden mengaku akan memilih Biden sementara 47 persen akan memilih Trump.
TAMPA, JUMAT —Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, dan Joe Biden dari Partai Demokrat sama-sama berusaha keras mendapatkan perhatian calon pemilih di Florida, negara bagian AS paling krusial dalam Pemilihan Presiden AS.
Dengan 29 suara elektoral, Florida akan menjadi kunci kemenangan salah satu capres dalam Pemilihan Presiden AS yang akan berlangsung pada 3 November mendatang. Trump menang mengejutkan di Florida pada Pilpres 2016.
Jajak pendapat yang dirilis Reuters/Ipsos, Rabu (28/10/2020) waktu AS, menunjukkan dukungan terhadap Trump di Florida perlahan menyamai posisi Biden. Sebanyak 49 persen responden mengaku akan memilih Biden, sedangkan 47 persen akan memilih Trump.
Biden dinilai unggul secara nasional. Namun, ia hanya unggul tipis di negara-negara bagian yang justru berperan penting dalam menentukan hasil akhir pilpres.
Baca juga: 70 Juta Warga AS Sudah Memilih, Angka Presentase Pemilih Bakal Tertinggi Seabad
Ribuan pendukung Trump, mayoritas tidak mengenakan masker, berkumpul di Tampa, Kamis, untuk mendengarkan pidato Trump yang kerap mencela Biden. ”Bisa membayangkan kita kalah dari orang ini?” kata Trump yang juga meremehkan pandemi Covid-19 di hadapan rakyatnya.
Beberapa jam kemudian, Biden juga tiba di Florida untuk kampanye tanpa bertatap muka langsung dengan para pendukungnya. Kampanye dilakukan dengan cara drive in atau mengikuti jalannya kampanye dari dalam mobil saja. Ini untuk menghindari penularan Covid-19.
Para pendukung Biden terlihat mengenakan masker sesuai dengan anjuran tim kampanye Biden. Di hadapan massa, Biden mengkritik Trump yang meremehkan Covid-19.
Baca juga: Kampanye Biden-Kemala Kian Agresif
”Donald Trump mengibarkan bendera putih, mengabaikan keluarga kita, dan menyerah pada virus ini. Akan tetapi, rakyat AS tidak akan menyerah. Kita tidak akan pernah menyerah,” kata Biden.
Akibat pandemi Covid-19, sekitar 227.000 orang tewas dan jutaan orang kehilangan pekerjaan. Trump berkali-kali meremehkan ancaman itu.
Padahal, para pemimpin di Eropa pada saat yang sama sedang tunggang-langgang melawan gelombang kedua pandemi Covid-19. Para pakar kesehatan di AS juga memperingatkan ancaman pandemi yang lebih parah di AS memasuki musim dingin.
Tim gugus tugas Covid-19 Gedung Putih juga memperingatkan penyebaran Covid-19 yang semakin luas di daerah-daerah di wilayah barat, termasuk di negara-negara bagian yang penting dalam pilpres.
Ekonomi tumbuh
Dalam kampanyenya, Trump menyinggung kondisi perekonomian AS yang tumbuh 33 persen pada kuartal ketiga berkat program bantuan pandemi dari pemerintah federal. ”Untung angka ini keluar sebelum 3 November,” tulis Trump di akun Twitter-nya.
Namun, kondisi perekonomian yang dinilai membaik ini diragukan akan bisa memengaruhi hasil pilpres karena sudah tinggal lima hari lagi. Pasalnya, Biden juga bisa menunjukkan bahwa produksi AS tetap di bawah level pada kuartal IV-2019 atau sebelum pandemi melanda.
Jadwal kampanye Trump padat dengan tiga kampanye dalam sehari di tiga negara bagian yang berbeda. Sementara Biden lebih longgar dengan hanya berkampanye dua kali dalam satu pekan terakhir, itu pun kampanye di dekat kampung halamannya di Delaware.
Namun, kampanye Trump di Fayetteville, North Carolina, Kamis malam, ditunda karena ada peringatan badai Zeta. Pidato Biden di Tampa juga diperpendek karena tiba-tiba hujan. Biden, menurut rencana, kampanye di Wisconsin, Minnesota, dan Iowa, Jumat.
Trump berencana kampanye juga di Michigan, Wisconsin, dan Minnesota. Ia berencana kampanye di 10 negara bagian pada hari-hari terakhir kampanyenya dan pada dua hari terakhir kampanye ia akan kampanye 11 kali.
Proyek Pemilihan AS di the University of Florida, lebih dari 80 juta pemilih AS sudah memberikan suaranya. Ini tingkat partisipasi yang tertinggi di AS selama satu abad terakhir.
Baca juga: ”Pahlawan Tak Dikenal” dalam Demokrasi AS, Kaum Muda Kian Terlibat
Lonjakan itu mencakup lebih dari 51 juta surat suara yang diberikan melalui surat, praktik lama pemilu AS yang populer gara-gara pandemi.
Pejabat pemerintah dan para pakar mengingatkan akan dibutuhkan waktu berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu untuk menghitung surat suara dengan surat itu karena ada beberapa negara bagian yang melarang untuk menghitung surat suara sebelum hari pemilu.
Pengadilan banding federal, Kamis lalu, memutuskan, rencana Minnesota menerima surat suara yang tiba hingga seminggu setelah hari pemilu selama dicap pos pada 3 November dianggap ilegal.
Warga Latin
Florida merupakan daerah yang memiliki banyak warga Latin dengan Amerika-Kuba di Florida selatan. Secara tradisional, daerah itu cenderung memilih Republik. Sementara warga masyarakat Puerto Rico di Florida tengah cenderung memilih Demokrat.
Kampanye Biden berupaya mengurangi kekhawatiran Demkrat bahwa Biden tidak mampu menjangkau pemilih Latin secara nasional, seperti yang dilakukan Presiden AS Barack Obama.
”Kita sudah sesuai jalur untuk mengimbangi atau melampaui jumlah pemilih Latin yang memilih Obama pada tahun 2012,” kata Matt Barreto, salah satu pendiri perusahaan penelitian dan jajak pendapat, Latino Decisions.
Di Florida, Trump dan Biden menggunakan pendekatan yang berbeda. Trump menggembar-gemborkan diakhirinya krisis kesehatan sambil memperingatkan ancaman kelompok sosialis. Sementara Biden mengecam Trump karena tidak bertanggung jawab dan bersumpah untuk menyembuhkan ”jiwa” AS. Rakyat Florida mempunyai waktu lima hari untuk menentukan pilihan.
Trump juga berkampanye di Tampa dan menyatakan kepada massa bahwa kebijakan karantina di bawah Biden akan menghilangkan hidup yang normal. ”Mereka tidak akan membiarkanmu melakukan apa pun. Kita tidak akan karantina lagi. Kita sudah siap bekerja,” kata Trump.
Trump yang tertinggal dalam pemungutan suara dan dengan 81 juta pemilih yang sudah memberikan suaranya lebih awal mengandalkan pemulihan ekonomi dan ketakutan tentang Demokrat yang akan bisa mengubah AS menjadi negara sayap kiri gagal untuk melawan pesan kesehatan Biden. Trump berharap masih bisa menarik perhatian dari para pemilih yang belum menentukan sikap.
Jika memilih Biden, kata Trump kepada massa di Florida, rakyat akan menghadapi orang-orang yang suka merusak, membakar bendera, dan ekstremis kiri. Namun, ini semua dibantah Biden dengan menjanjikan ekonomi yang stabil.
”Saya tidak akan mematikan perekonomian. Saya tidak akan mematikan negeri ini. Saya akan mematikan virus,” kata Biden. (REUTERS/AFP/AP)