Arab Saudi akan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi virtual G-20, 21-22 November 2020. Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud menyatakan KTT itu menjadi kesempatan bersama mengembangkan kerja sama ke tingkat lebih prospektif.
Oleh
SUTTA DHARMASAPUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Arab Saudi, selaku Ketua G-20 tahun 2020, bertekad mengembangkan kerja sama internasional menjadi lebih prospektif dengan, antara lain, mengoordinasikan kerja multilateral. Hal itu akan menjadi salah satu agenda Konferensi Tingkat Tinggi G-20, yang digelar secara virtual, 21-22 November. Selain diikuti 20 negara dan blok anggota G-20, KTT juga akan dihadiri sejumlah negara lain dan lembaga-lembaga internasional.
Rencana penyelenggaraan KTT G-20 dan langkah-langkah yang diambil Arab Saudi selama menjadi Ketua G-20 tahun ini dipaparkan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Essam bin Ahmed bin Abed Al-Thaqafi di hadapan para pemimpin redaksi media di Jakarta, Selasa (27/10/2020).
”Presidensi G-20 merupakan momentum bagi Kerajaan Arab Saudi untuk menunjukkan kemampuannya dalam memimpin agenda internasional yang ambisius serta menyampaikan kebijakan ekonomi, sosial yang efektif dan berkelanjutan dalam menangani tantangan internasional,” kata Thaqafi.
Menjadi Ketua G-20 sejak 1 Desember 2019 hingga 30 November, selama memimpin forum itu, Arab Saudi dihadapkan pada bencana global pandemi Covid-19. Dengan menetapkan tema ”Meraih Peluang Abad Ke-21”, kata Thaqafi, Arab Saudi telah memberikan kontribusi besar dan menjalankan tugas sepenuhnya sebagai Ketua G-20.
”Kami akan melanjutkan capaian G-20 yang telah menunjukkan kemampuannya memberikan pemikiran perspektif jangka panjang dalam menghadapi tantangan serta memanfaatkan peluang masa depan yang gemilang, menangani secara efektif berbagai masalah, mendesak serta memastikan inklusivitas,” kata Thaqafi.
Sebagai forum kelompok beranggotakan 19 negara plus blok Uni Eropa, G-20 secara kolektif mewakili sekitar 85 persen dari produk domestik bruto (PDB) ekonomi global, dua pertiga dari populasi dunia, dan tiga perempat dari volume perdagangan dunia. Arab Saudi adalah satu-satunya negara Arab di forum itu.
Thaqafi mengatakan, posisi tersebut membuat Arab Saudi memiliki peran signifikan dalam menghadirkan perspektif kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, selain pandangan negara-negara berkembang lainnya, saat menjalankan agenda-agenda internasional.
”KTT yang akan datang, sebagaimana telah disampaikan Pelayan Dua Kota Suci, Raja Salman bin Abdulaziz, merupakan kesempatan bersama mengembangkan kerja sama ke tingkat yang lebih prospektif, di mana kita harus menginvestasikannya untuk pemberdayaan umat manusia, membuka jalan bagi semua orang untuk menuju masa depan yang lebih baik, memberlakukan kebijakan ekonomi yang berkelanjutan untuk melindungi planet jagat raya ini,” kata Thaqafi.
Sejak memimpin G-20, Arab Saudi telah menggelar KTT virtual para pemimpin G-20 membahas penanganan pandemi Covid-19 pada 26 Maret serta 13 pertemuan virtual tingkat menteri dan pejabat teknis dalam berbagai sektor, mulai dari kesehatan, pertanian, keuangan dan bank sentral, bidang luar negeri, ketenagakerjaan, hingga ekonomi antariksa. Pada 4 November, akan digelar pertemuan para menteri kebudayaan dan pejabat Badan Standardisasi dan Metrologi.
”Kita harus bergerak maju menuju masa depan sesuai visi ambisius jangka panjang yang diharapkan dapat memanfaatkan gelombang inovasi saat ini untuk membentuk cakrawala baru,” kata Thaqafi. (SAM)