Hadapi Sengketa Pemilu, Trump Usulkan Hakim Baru MA
Senat yang dikuasai Republik pernah menolak pencalonan hakim agung oleh Barack Obama karena menjelang pemilu. Kini, Republikan malah menggesa pemilihan hakim agung jelang pemilu.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
WASHINGTON DC, SELASA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Partai Republik mendapat tambahan amunisi untuk menghadapi sengketa Pemilu 2020. Di tengah peluang pemilu ketat dan berujung pada keputusan pengadilan, Mahkamah Agung AS mendapat hakim baru yang dicalonkan Trump dan disokong Republikan.
Senat AS, yang 53 dari 100 kursinya diduduki Republikan, mengesahkan pencalonan Barrett pada Senin (26/10/2020) malam waktu Washington atau Selasa pagi WIB. Hasil pemungutan suara menunjukkan salah seorang senator Republikan tidak menyokong pemilihan perempuan yang juga profesor hukum dan hakim di pengadilan banding itu.
”Saya rasa ini tidak adil dan tidak konsisten bila Senat memberikan suara menjelang pemilihan,” kata senator Republikan yang tidak menyokong Barrett, Susan Collins.
Ketua fraksi Demokrat di Senat, Chuck Schumer, mengatakan, krebilitas Senat dipertanyakan dengan pemilihan Barrett. Ia mengingatkan bahwa Senat yang dikuasai Republik pernah menolak pencalonan hakim agung oleh Barack Obama dengan alasan menjelang pemilu.
Kini, Republikan malah menggesa pemilihan hakim agung sebelum pemilu. Bahkan, prosesnya berlangsung tidak sampai 40 hari sejak pencalonan diumumkan sampai pelantikan.
Barrett menggantikan Ruth Bader Ginsburg yang meninggal September lalu. Setelah Neil Gorsuch dan Brett Kavanaugh, Barrett merupakan hakim agung ketiga yang dicalonkan Trump dalam empat tahun terakhir.
Selepas pencalonam Barrett disahkan Senat, Trump merayakannya dengan menggelar resepsi di Gedung Putih. Berbeda dengan kala pencalonan, resepsi untuk merayakan pengesahan pencalonan Barrett digelar dengan hadirin yang kebanyakan memakai masker. Walakin, Trump tetap tidak mengenakan masker. ”Ini hari penting bagi Amerika,” kata Trump.
Trump menggelar resepsi selepas berkampanye di Pennsylvania. Di hadapan penyokongnya di Allertown, Trump mengumumkan kemenangan Barrett.
Makna
Bagi Trump, pelantikan Barrett amat penting. Sebab, pengadilan berwenang memutuskan sengketa hasil pemilu. Di berbagai jajak pendapat, ada peluang sengketa hasil pemilu maupun gugatan terhadap proses pemungutan suara. Dalam sejarah AS, sudah beberapa kali hasil pemungutan suara diputuskan oleh hakim. Hal itu biasanya terjadi kala selisih suara amat tipis.
Kini, pengadilan AS menerima banyak gugatan terkait proses pemungutan suara seperti soal keabsahan surat suara yang terlambat diterima panitia pemungutan suara. Ada pula gugatan soal dugaan pembatasan hak pilih.
Jajak pendapat Reuters menunjukkan, sedikitnya 40 persen di antara pendukung Trump dan Joe Biden akan menolak mengakui hasil pemilu. Hal itu menggambarkan tegangnya perkubuan akibat dinamika politik di AS.
Selain soal pemilu, Trump juga membutuhkan dukungan pengadilan untuk beberapa kasus pribadinya. Ia, antara lain, tengah menanti keputusan pengadilan soal pemeriksaan laporan keuangan pribadinya. Kasus itu sedang disidang di pengadilan Manhattan.
Jaksa meminta akses pada laporan keuangan karena sedang menyelidiki kasus pelecehan seksual oleh Trump. Pengacara Trump diduga membayar beberapa pihak untuk menutup kasus itu. Untuk membuktikan dugaan itu, maka jaksa meminta akses pada laporan keuangan Trump.
Barrett berjanji akan independen dari Trump dan proses politik. ”Inti sumpah yang saya ambil malam ini adalah saya akan bertugas tanpa rasa takut atau balas budi, dan melalukannya secara independen dari semua lembaga politik maupun preferensi pribadi saya,” ujarnya. (AP/REUTERS/RAZ)