Pemerintah Jepang dan panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2021 memastikan akan memperkuat sistem keamanan yang digunakan selama pesta olahraga musim panas tersebut. Hal ini menyusul laporan dugaan serangan siber Rusia.
Oleh
Mahdi Muhammad
·2 menit baca
TOKYO, SELASA — Pemerintah Jepang akan melakukan tindakan pencegahan untuk memastikan serangan siber tidak mengganggu pelaksanaan Olimpiade 2021. Serangan siber menjadi semakin sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir setelah sebagian atlet-atlet Rusia dilarang ikut serta dalam Olimpiade Rio 2016 karena tersangkut kasus doping dengan dukungan Kremlin.
”Kami tidak bisa menutup mata terhadap serangan siber yang berbahaya dan mengancam demokrasi. Olimpiade adalah acara internasional dan langkah pengamanan siber sangatlah penting,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Katsunobu Kato, Selasa (20/10/2020). Kato menambahkan, dibantu oleh pakar-pakar keamanan siber, Pemerintah Jepang tengah mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang kemungkinan serangan siber selama penyelenggaraan Olimpiade musim panas tahun depan.
Masalah keamanan siber selama penyelenggaraan Olimpiade ini mencuat dan mendapat perhatian dari Pemerintah Jepang setelah Inggris dan Amerika Serikat menemukan adanya indikasi serangkaian serangan siber oleh intelijen Rusia. Salah satu target serangan adalah panitia pelaksana Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo tahun depan. Ketiga negara bertukar informasi mengenai maraknya serangan siber dan dugaan keterlibatan intelijen Rusia, GRU, dalam kegiatan tersebut.
Namun, Kato enggan menjelaskan detail kerja sama pertukaran informasi di antara mereka.
Laporan otoritas keamanan Inggris menyebutkan, peretas yang terafiliasi dengan GRU telah melakukan sejumlah pengintaian dunia maya terhadap panitia pelaksana Olimpiade Tokyo. Sama seperti Kato, otoritas keamanan Inggris menolak memberikan rincian spesifik tentang serangan terbaru dan tingkat keberhasilannya. Namun, mereka menyatakan bahwa GRU menargetkan penyelenggara Olimpiade, pemasok kebutuhan logistik, hingga para sponsor.
Dalam pernyataannya, panitia penyelenggara menyatakan bahwa mereka telah membuat persiapan keamanan siber yang ekstensif untuk menangkal serangan-serangan tersebut. Hingga saat ini, menurut panitia, hanya ada sedikit gangguan terhadap platform yang digunakan.
”Kami terus memantau jenis serangan siber di platform yang dimiliki panitia penyelenggara. Sejauh ini tidak ada dampak yang signifikan yang teramati dalam operasi kami,” kata juru bicara panitia penyelenggara, Masa Takaya.
Perusahaan teknologi Panasonic Corp, salah satu sponsor Olimpiade Tokyo, mengatakan, mereka telah memperkuat pemantauan globalnya. Namun, sejauh ini mereka tidak mendeteksi adanya serangan yang akan mengganggu pelaksanaan Olimpiade. Toyota Motor Corp, sponsor lainnya, menolak berkomentar.
Pemerintah Rusia sendiri berulang kali membantah tuduhan tersebut.
Juru bicara Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengatakan, keamanan penyelenggaraan adalah prioritas bagi mereka dan salah satunya adalah keamanan siber. Dalam pernyataannya, juru bicara IOC tersebut menyatakan, IOC dan panitia penyelenggara telah mengidentifikasi dan berinvestasi cukup besar untuk memberikan keamanan dunia maya pada penyelenggaraan Olimpiade nanti.
Namun, sang juru bicara tidak menjelaskan lebih detail soal keamanan sistem penyelenggaraan yang telah disiapkan oleh mereka. ”Mengingat sifat topiknya, kami tidak membocorkan langkah-langkah itu,” katanya. (Reuters)