Cegah Hujan Interupsi, Debat Terakhir Capres AS Dilengkapi Tombol Diam
Panitia debat capres AS mengantisipasi kemungkinan terulangnya kembali hujan interupsi pada debat putaran terakhir, Kamis (22/10/2020), dengan menyiapkan tombol diam (”mute”) yang terhubung ke podium dua capres.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
WASHINGTON, SELASA — Untuk mencegah hujan interupsi yang tak terkendali seperti yang terjadi dalam debat pertama kandidat presiden Amerika Serikat, Komite AS untuk Debat Presiden akan mematikan mikrofon di podium Presiden Donald Trump dan Joe Biden saat mereka sedang tidak menjawab pertanyaan dalam debat terakhir di Nashville, Tennessee, Kamis (22/10/2020).
Dalam perubahan peraturan debat terakhir yang diumumkan, Senin (19/10/2020), ini disebutkan bahwa setiap kandidat pertama-tama akan diberi kesempatan untuk memberikan pidato pembukaan selama dua menit. Pada saat itulah mikrofon lawan bicara akan dimatikan. Setelah pembukaan, setiap segmen akan diberikan alokasi waktu selama 15 menit. Pada saat segmen diskusi terbuka, barulah semua mikrofon akan dihidupkan.
”Harapannya, kandidat akan saling menghargai waktu yang diberikan demi kepentingan publik yang menyaksikan dan memajukan diskursus warga,” sebut komite itu dalam pernyataan tertulisnya.
Manajer kampanye Trump, Bill Stepien, marah dengan perubahan itu. Namun, ia memastikan Trump akan tetap memegang komitmen menghadapi Biden. ”Presiden Trump akan tetap berkomitmen itu meski ada perubahan mendadak dari komite yang bias dan hendak memberikan keuntungan kepada kandidat pilihan mereka,” ujarnya.
Pada debat dua kandidat itu, 29 September lalu, Trump menginterupsi Biden 71 kali, sementara Biden menginterupsi Trump 22 kali. Trump berulang kali menginterupsi Biden sampai di satu titik Biden kehilangan kesabaran dan membentak Trump, ”Bisakah Anda tutup mulut, Bung?”
Sebenarnya Trump dan Biden dijadwalkan berhadapan Kamis (15/10/2020) dalam debat dengan format virtual karena Trump sempat tertular Covid-19. Namun, Trump protes dan tidak mau.
”Kita duduk di depan komputer dan berdebat. Itu konyol. Dan, mereka akan bisa memotong kita kapan saja mereka mau,” kata Trump saat diwawancarai Fox Business, 8 Oktober lalu.
Keberatan soal topik
Tim kampanye Trump juga keberatan dengan topik-topik yang akan diajukan dalam debat final, Kamis mendatang. Menurut mereka, semestinya topik-topiknya lebih banyak fokus pada kebijakan luar negeri. ”Saya pasti akan ikut debat, tetapi mereka mengganti topik-topiknya dan ini sangat tidak adil. Kita lagi-lagi dapat moderator yang sangat bias,” kata Trump.
Menurut rencana, Kristen Welker dari NBC News yang akan menjadi moderator debat itu. Tim kampanye Biden heran dengan tim kampanye Trump yang keberatan dengan pilihan topik moderator. Pasalnya, kedua belah pihak sudah sepakat membiarkan moderator yang memilihkan topik-topiknya.
”Seperti biasa, presiden lebih meributkan soal aturan debat ketimbang memikirkan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi krisis negeri ini,” kata juru bicara Biden, TJ Ducklo.
Sementara itu, jumlah pemilih AS yang sudah mengirimkan surat suaranya mencapai 30,2 juta. Data Proyek Pemilu AS di University of Florida menyebutkan, jumlah itu mewakili lebih dari seperlima dari jumlah semua suara yang diberikan saat Pemilu 2016.
Pemungutan suara awal kemungkinan akan meningkat pada minggu ini karena lebih banyak negara bagian yang membuka tempat-tempat pemungutan suara bagi yang khawatir dengan risiko tertular Covid-19. (REUTERS)