Filipina Lanjutkan Eksplorasi Migas di Laut China Selatan
Filipina mencabut moratorium eksplorasi minyak dan gas bumi di Laut China Selatan, di kawasan yang disengketakan dengan China. Filipina membuka kesempatan bagi Beijing untuk bergabung mengelolanya.
Oleh
Mahdi Muhammad
·2 menit baca
MANILA, JUMAT — Presiden Filipina Rodrigo Duterte mencabut moratorium eksplorasi minyak dan gas bumi di Laut China Selatan yang berlaku sejak tahun 2014. Keputusan ini membuka jalan bagi tiga proyek eksplorasi untuk dilanjutkan.
Pemerintah Filipina juga masih membuka kemungkinan untuk bekerja sama dengan Pemerintah China dalam mengelola sumber minyak di Laut China Selatan.
Dalam penjelasannya, Jumat (16/10/2020), Menteri Energi Filipina Alfonso Cusi mengatakan langkah yang diambil Pemerintah Filipina untuk menghentikan moratorium adalah langkah sepihak.
Filipina juga mendasari keputusan itu setelah Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag, Belanda, pada tahun 2016 telah membatalkan klaim China atas sebagian besar wilayah Laut China Selatan.
Cusi mengatakan, keputusan untuk mencabut moratorium diambil dengan itikad baik dan dengan tetap memperhatikan negosiasi yang sedang berlangsung antara Filipina dan China, melalui Forum Ltd dan China National Offshore Oil Corp (CNOOC).
Forum Ltd adalah salah satu unit usaha PXP Energy Corp Filipina yang mengoperasikan Kontrak Layanan 72 yang mencakup eksplorasi gas di Reed Bank, yang berada di dalam wilayah sengketa. PXP sendiri dikabarkan telah melakukan pembicaraan dengan CNOOC tentang kerja sama eksplorasi dan pengembangan bersama di wilayah tersebut.
Pemerintah Filipina juga telah memberikan lampu hijau pada proyek lainnya, yaitu SC 59 yang dioperasikan oleh Philippine National Oil Company dan SC 75 yang dikerjakan PXP.
Cusi menyatakan, dengan pencabutan moratorium eksplorasi minyak dan gas di LCS, perusahaan yang sudah memegang kontrak karya memiliki kewajiban hukum untuk segera bekerja. Termasuk di dalamnya adalah kewajiban memasukkan modal dan juga mempekerjakan para insinyur serta pekerja teknis asal Filipina.
Dikutip dari laman media Jepang, Nikkei, Cusi mengatakan, pencabutan moratorium dilakukan Pemerintah Filipina karena cadangan gas alam di Malampaya semakin menipis.
”Ada keharusan mendesak untuk melanjutkan kegiatan eksplorasi, pengembangan dan produksi di wilayah zona ekonomi eksklusif kami untuk memastikan keberlanjutan pasokan sumber daya energi dari wilayah kami sendiri,” kata Cusi.
Pemerintah China menyatakan kerja sama di antara dua negara dipastikan akan terus berlangsung untuk mengelola sumber daya minyak dan gas di Laut China Selatan.
”China dan Filipina telah mencapai konsensus tentang pengembangan bersama sumber daya minyak dan gas di Laut China Selatan. Kedua negara juga telah membentuk mekanisme kerja sama untuk konsultasi yang relevan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian. (REUTERS)