USS Barry Melintasi Selat Taiwan, China Tuding AS Memprovokasi
Kapal perang milik Angkatan Laut AS, USS Barry, melintasi Selat Taiwan, wilayah yang sangat sensitif bagi China.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
TAIPEI, KAMIS — Sebuah kapal perang milik Angkatan Laut Amerika Serikat, USS Barry, berlayar melalui Selat Taiwan, Rabu (14/10/2020), sebagai bagian dari misi pelayaran rutin dan komitmen AS terhadap kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Tindakan itu menyulut kemarahan Beijing.
Menurut laporan media, Kamis (15/10/2020), Armada Pasifik AS mengatakan, berlayar melintasi Selat Taiwan yang dilindungi oleh hukum internasional menunjukkan komitmen AS terhadap kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
”Angkatan Laut AS akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di wilayah mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional,” kata Armada Pasifik AS dalam pernyataannya pada Rabu waktu AS.
Tindakan ini bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh kapal perang Angkatan Laut AS. Pada Maret 2020, kapal perang USS McCampbell juga melakukan tindakan yang sama, melewati Selat Taiwan.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh Angkatan Laut AS juga sama, yaitu bahwa pemilihan jalur yang dilewati oleh kapal perang tersebut menunjukkan komitmen AS terhadap kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Setiap operasi Angkatan Laut AS di Selat Taiwan, yang memisahkan China dari negara kepulauan itu, memicu respons kuat dari Beijing. China menganggap Taiwan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kedaulatannya.
Pada Juli lalu, angkatan laut kedua negara memamerkan kemampuan peralatan tempur laut dan udara mereka saat keduanya menggelar latihan militer di Laut China Selatan.
Beijing mengklaim bahwa mereka melaksanakan latihan di wilayah yang masuk dalam wilayah laut teritorialnya, termasuk Pulau Paracel yang diklaim sebagai wilayah China. Tindakan itu memicu protes banyak negara, mulai dari AS hingga beberapa negara ASEAN.
Sementara Angkatan Laut AS beralasan, latihan di Laut China Selatan digelar sebagai bagian dari upaya mereka untuk memastikan keamanan pelayaran dan penerbangan yang dilakukan negara mana pun di kawasan yang dijamin oleh hukum internasional.
China, dalam latihan militernya pada akhir Agustus lalu, sempat menembakkan dua rudal balistik yang jatuh di wilayah antara Provinsi Hainan, China, dan Kepulauan Paracel, utara Vietnam.
Dua rudal itu ditembakkan setelah pesawat pengintai militer AS, U2, melintasi wilayah udara no-fly zone ketika tengah berlangsung latihan militer China.
Juru bicara Komando Timur Tentara Pembebasan Rakyat China, Kolonel Zhang Chunhui, menyatakan, mereka melacak pergerakan USS Barry dari laut dan udara. Dia memperingatkan militer AS untuk menjaga tindakannya, terutama tindakan yang dinilai sengaja untuk memancing kemarahan Beijing dan mengganggu situasi di Selat Taiwan.
”Kami memperingatkan AS untuk menghentikan kata-kata dan tindakannya yang memprovokasi masalah dan mengganggu situasi di Selat Taiwan,” kata Zhang.
Sinyal yang salah
Zhang menyatakan, AS terus mengirimkan sinyal yang salah kepada para pendukung kemerdekaan Taiwan. Dia bahkan mengatakan, China bisa mencaplok Taiwan, yang diklaim sebagai bagian dari kedaulatan wilayahnya, dengan kekerasan jika diperlukan.
”AS telah secara serius merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan Selat Taiwan. Kami meminta Amerika Serikat untuk berhenti membuat masalah melalui kata-kata dan tindakannya di Selat Taiwan,” kata Zhang.
Kondisi di kawasan ini terus memanas sejalan dengan rencana AS memasok perlengkapan militer bagi Taiwan dalam waktu dekat. Pemerintah Taiwan dan AS telah menyepakati perjanjian pengadaan perlengkapan militer berupa tank, rudal, hingga jet tempur F-16 untuk membantu Taiwan mempertahankan wilayahnya dari klaim China. Bahkan, sebuah laporan menyebutkan, Pemerintah AS berencana memasok pesawat nirawak, sistem roket, dan rudal pertahanan udara ke Taiwan.
Selain itu, AS tengah menggiatkan upaya membendung pengaruh China di kawasan ini. Menggandeng India, Jepang, dan Australia, AS juga berniat melebarkan aliansi Quad mereka ke negara-negara anggota ASEAN. (AP/AFP/REUTERS)