Taliban Ingkar Janji, Pasukan AS Mungkin Takkan Pergi
Pertempuran di Helmand, Selasa kemarin, itu yang terparah sejak Pemerintah Afghanistan dan Taliban mulai berunding bulan lalu.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
LASHKAR GAH, RABU —Pertempuran sengit antara pasukan keamanan Afghanistan dan kelompok militan Taliban di Provinsi Helmand, Afghanistan selatan, masih saja terjadi dan telah memasuki hari ketiga, Selasa (13/10/2020).
Padahal, proses perundingan perdamaian untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung 19 tahun ini sedang berjalan. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pun sudah telanjur berjanji akan menarik pasukan AS, Desember 2020.
Pertempuran di Helmand, Selasa kemarin, itu yang terparah sejak Pemerintah Afghanistan dan Taliban mulai berunding bulan lalu. Padahal, Taliban juga sudah sepakat untuk gencatan senjata sebagai bagian kesepakatan dengan AS, akhir Februari lalu, dengan imbalan AS menarik pulang pasukannya.
Pasukan AS mengakui telah menyerang Taliban dari udara supaya pertempuran di Helmand berhenti. Sejak Februari lalu, AS jarang melakukan serangan udara karena sudah sepakat akan menarik pulang pasukan.
Namun, Taliban mulai berulah dan merebut pangkalan militer di Helmand, Minggu, dan mengepung Lashkar Gah, ibu kota Helmand.
Penjelasan dari kantor Gubernur Helmand menyebutkan, pasukan keamanan Afghanistan yang dibantu serangan udara AS berhasil menguasai kembali lima pos pemeriksaan dari Taliban.
Sekitar 23 anggota Taliban tewas dalam operasi itu. Pesawat jet dan helikopter masih berpatroli keliling Lashkar Gah sepanjang malam selama dua hari dan menyerang Taliban di mana pun mereka berada.
Juru bicara Provinsi Helmand, Omer Zwak, menjelaskan, Taliban telah melakukan serangan terkoordinasi di sejumlah lokasi yang berbeda selama sepekan terakhir dan semakin parah sejak akhir pekan lalu.
”Taliban menghancurkan beberapa jembatan di atas jalan raya utama sehingga jalan rayanya ditutup dan tidak ada yang bisa bepergian,” ujarnya.
Sedikitnya 1.500 keluarga harus mengungsi akibat pertempuran itu. Kepala Departemen Pengungsi dan Repatriasi Afghanistan Sayed Mohammad Amin mengatakan, makanan dan tempat pengungsian yang aman dibutuhkan karena banyaknya pengungsi akibat pertempuran ini.
Tarik pulang
Trump sejak lama menjanjikan penarikan pasukan AS dari Afghanistan dan kemungkinan akan dilakukan pada Desember 2020. Namun, penarikan pasukan AS hanya akan dilakukan jika Taliban menghentikan serangan-serangannya ke wilayah-wilayah perkotaan.
Kepala Staf Gabungan Militer AS Mark Milley mengingatkan, penarikan pasukan AS itu ada syaratnya. ”Kami tetap memantau kondisi terkini dan semua perkembangan dilaporkan ke presiden sehingga nanti akan ada keputusan yang tepat,” kata Milley.
Menurut rencana, kalau Taliban menghentikan serangan, AS akan menarik 4.500 tentara yang masih tersisa di Afghanistan. ”Kami berusaha mengakhiri perang ini dengan bertanggung jawab dan menjamin keamanan aset Keamanan Nasional AS yang bisa terancam di Afghanistan,” kata Milley.
Milley mengatakan, jumlah pasukan AS di Afghanistan sudah berkurang jauh dari yang semula 12.000 personel tentara. AS masih akan mempertahankan 4.500 tentara di Afghanistan sampai November 2020 dan menjajikan akan menarik total pada bulan berikutnya.
Semua tergantung dari hasil perundingan dan Taliban. Jika Taliban memenuhi kesepakatan, AS akan menarik pulang semua pasukannya.
Namun, sinyal dari Washington membingungkan. Semula Trump mengatakan 4.500 personel tentara, tetapi penasihat keamanan nasional Trump, Robert O’Brien, mengatakan jumlah pasukan akan dikurangi menjadi 2.500 personel tentara pada awal 2021.
Trump lalu berjanji akan menarik semua pasukannya pada 25 Desember mendatang. Proses perundingan antara Pemerintah Afghanistan dan Taliban di Qatar berjalan lambat dan baru sampai tahap awal. Kedua pihak sudah ketemu lagi, Senin lalu. (REUTERS)