Pembukaan Sejumlah Negara Makin Dorong Ekonomi China
Impor China melonjak 13,2 persen pada September 2020. Impor China kembali positif setelah sebelumnya jatuh ke teritori negatif pada Agustus lalu.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
BEIJING, SELASA — Impor China tumbuh pada laju tercepat pada September 2020, sementara ekspor memperpanjang laju kenaikannya. Lebih banyak mitra dagang China yang kembali membuka wilayah dan perekonomiannya selama pandemi terdata telah mendorong laju perekonomian negara itu.
Data bea dan cukai China yang dirilis pada Selasa (13/10/2020) menunjukkan, impor China melonjak 13,2 persen pada September. Impor China kembali positif setelah sebelumnya jatuh ke teritori negatif dengan turun 2,1 persen pada Agustus lalu. Kenaikan 13,2 persen itu jauh di atas ekspektasi para analis yang memperkirakan impor China hanya akan naik 0,3 persen di bulan September.
Data menunjukkan, kekuatan impor berbasis luas untuk hampir semua mitra dagang utama China. Impor dari Taiwan, misalnya, melonjak 35,8 persen pada September dari periode yang sama tahun lalu.
Adapun pembelian barang-barang asal Amerika Serikat (AS) juga naik 24,7 persen secara tahunan. Meskipun demikian, ekspor dari Australia ke China terdata masih turun 9,5 persen dibandingkan pada periode sama tahun lalu.
Sementara itu, ekspor China pada September naik 9,9 persen secara tahunan. Kenaikan itu seiring dengan proyeksi para analis sebelumnya.
Ekspor China pada Agustus 2020 telah naik 9,5 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Kinerja perdagangan yang kuat menunjukkan, eksportir China telah melakukan pemulihan dengan cepat dari kondisi pandemi dan mampu melayani pesanan luar negeri.
Ketika ekonomi global mulai kembali berputar lewat dibukanya sejumlah negara, perusahaan-perusahaan China bergegas untuk merebut pangsa pasar mereka kembali. Kondisi itu berimpitan dengan kapasitas produksi sejumlah sektor yang berkurang karena pandemi Covid-19.
”Gambaran besarnya ialah pengiriman ke luar tetap kuat, dengan berkurangnya permintaan untuk barang-barang terkait Covid-19, seperti masker wajah, sebagian besar diimbangi oleh pemulihan permintaan yang lebih luas untuk barang-barang konsumen buatan China,” kata Ekonom Senior Capital Economics China, Julian Evans-Pritchard.
Evans-Pritchard menegaskan bahwa lonjakan impor menunjukkan, pengeluaran investasi domestik China tetap kuat. Aktivitas pabrik China juga meningkat karena perdagangan internasional secara bertahap dimulai kembali.
Meskipun demikian, sejumlah analis memperingatkan, ekspor dapat mencapai puncaknya segera setelah permintaan untuk alat pelindung buatan China surut. Juga efek dasar dari penurunan ekonomi secara besar-besaran yang terjadi pada tahun ini menghilang.
Pemulihan domestik
Wang Jun, kepala ekonom di Zhongyuan Bank, mengatakan, data menunjukkan dukungan pemerintah terhadap ekonomi domestik telah meningkat saat epidemi mulai terkendali.
”Ini telah meningkatkan permintaan domestik, terutama permintaan yang didorong investasi, yang mendukung impor,” kata Wang.
Ia menambahkan bahwa apresiasi nilai tukar yuan baru-baru ini positif bagi impor dan daya beli masyarakat. Yuan China naik ke level tertinggi 17 bulan terhadap dollar AS pada Jumat (9/10/2020).
Kenaikan impor China telah mendorong surplus perdagangan untuk September turun menjadi 37 miliar dollar AS. Angka itu dibandingkan dengan surplus senilai 58,93 miliar dollar AS pada Agustus dan lebih rendah dari perkiraan, yakni 58 miliar dollar AS.
China membeli lebih banyak kedelai, biji-bijian, semikonduktor, produk tembaga dan baja pada September. Para analis memperkirakan impor masih dalam tren membaik, ditopang oleh penguatan permintaan domestik.
Zhang Jun, Kepala Ekonom Morgan Stanley Huaxin Securities, mengatakan, pembelian produk pertanian dan energi AS lebih tinggi karena China menerapkan kesepakatan perdagangan fase 1 AS-China. Dimulainya kembali layanan logistik di AS dan Eropa juga turut berkontribusi pada kekuatan impor China.
Pejabat tinggi perdagangan AS dan China menegaskan kembali komitmen mereka terhadap kesepakatan perdagangan Fase 1 melalui panggilan telepon mereka pada Agustus lalu. Surplus perdagangan China dengan AS menyempit menjadi 30,75 miliar dollar AS pada September dari 34,24 miliar dollar AS pada Agustus lalu. (AP/REUTERS)