Kasus Covid-19 Melonjak Usai Pemilu Sabah, Malaysia Terapkan PSBB Lagi
Selama lonjakan kasus ini, dari rata-rata di bawah 100 kasus baru per hari sampai 25 September 2020, kini Malaysia mencatat lebih dari 500 kasus baru per hari. Selama kampanye pemilu Sabah, banyak pengumpulan massa.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
KUALA LUMPUR, SELASA — Malaysia kembali memberlakukan pembatasan sosial berskala besar karena jumlah infeksi Covid-19 melonjak dua pekan terakhir. Lonjakan terjadi selepas pemilu lokal di Sabah pada pekan terakhir September 2020. Akibat pembatasan itu, sekitar 2 juta murid terpaksa kembali belajar dari rumah.
Dari rata-rata di bawah 100 kasus baru per hari sampai 25 September lalu, kini Malaysia mencatat lebih dari 500 kasus baru per hari. Karena itu, pemerintah federal memutuskan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Sabah, Selangor, Kuala Lumpur, dan Putrajaya.
PSBB di Sabah berlaku mulai Selasa (13/10/2020) sampai 26 Oktober 2020. Adapun PSBB di Kuala Lumpur, Selangor, dan Putrajaya berlaku mulai Rabu (14/10/2020) sampai 27 Oktober 2020.
Kekhawatiran lonjakan infeksi baru akibat pemilu lokal di Sabah mengemuka karena selama kampanye banyak pengumpulan massa. Selain itu, ada pergerakan orang dari Kuala Lumpur dan sekitarnya ke Sabah selama masa kampanye dan pemungutan suara. Para pengurus partai dari Kuala Lumpur menghadiri kampanye-kampanye di Sabah.
Kini, kekhawatiran itu terbukti sehingga Malaysia kembali memutuskan kembali memberlakukan PSBB. Seperti diberitakan sejumlah media di Malaysia, kepolisian mulai memasang lagi perintang jalan di sekitar Selangor. Negara bagian ini mengelilingi Kuala Lumpur dan Putrajaya, ibu kota komersial dan ibu kota resmi Malaysia. Pemasangan perintang untuk mencegah orang bepergian selama PSBB.
Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah mengatakan, jumlah kasus baru terus naik setiap hari. ”Kasus-kasus ini menyebar di seluruh Daerah Aliran Sungai Klang dan infeksi menyebar ke semua distrik,” ujarnya.
Klang merupakan sungai utama yang menjadi induk banyak sungai dan saluran air di Selangor, Kuala Lumpur, dan Putrajaya. ”Tidak bisa menunggu semua wilayah berubah dari kuning menjadi merah lalu baru menerapkan PSBB. Jika kasusnya hanya di satu distrik, PSBB mikro akan cukup. Walakin, karena sudah menyebar, sulit dikendalikan. Mengendalikan perbatasan wilayah dalam Selangor dan Kuala Lumpur tidak mudah juga,” tutur Hisham, seperti dikutip harian The Star.
Dengan PSBB lanjutan, seluruh sekolah, tempat hiburan, dan tempat ibadah ditutup. Sementara pengunjung pasar dibatasi. Pegawai negeri atau swasta bisa masuk kantor jika ada izin dari atasan dengan wajib menunjukkan surat izin di pos pemeriksaan.
Kembali belajar di rumah
Di Sabah, total 1.336 sekolah ditutup dan 511.349 pelajar harus belajar dari rumah. Adapun di Selangor, penutupan 1.088 sekolah membuat 935.349 murid belajar dari rumah. Sementara di Kuala Lumpur dan Putrajaya, total 373 sekolah dan lembaga pendidikan ditutup. Akibatnya, 286.556 pelajar harus belajar dari rumah.
Perintah penutupan berlaku pula untuk sekolah asrama. Karena itu, keluarga diizinkan menjemput anaknya dari asrama.
Karena sebagian pelajar harus ujian, sekolah harus membuat surat tertulis agar pelajar tetap bisa bepergian dari rumah ke sekolah. Sementara pelajar yang tidak ujian diminta tetap belajar dari rumah masing-masing. Kementerian Pendidikan Malaysia meminta guru dan pelajar mengunduh materi dari laman kementerian tersebut.
Menteri Koordinator Keamanan Ismail Sabri Yakoob mengatakan, PSBB diperlukan untuk mengendalikan laju infeksi. Pola itu bolak-balik dipakai Malaysia beberapa bulan terakhir.
Kasus di Inggris-Perancis
Penerapan ulang PSBB juga disiapkan Perancis dan Inggris yang sama-sama menghadapi lonjakan kasus baru. Perdana Menteri Perancis Jean Castex mengatakan, PSBB lokal mungkin saja kembali diberlakukan. Perancis disebutnya berpeluang menghadapi pandemi gelombang kedua. Presiden Perancis Emmanuel Macron dijadwalkan membahas perkembangan pandemi pada Rabu besok.
Sementara PM Inggris Boris Johnson telah mengumumkan aturan baru PSBB. Aturan baru untuk menghilangkan kerancuan karena aturan lama dinilai multitafsir dan kurang transparan.
Untuk saat ini, PSBB mungkin akan dilakukan di Inggris utara. Sebab, di sana tercatat lonjakan kasus dalam beberapa hari. (AP/REUTERS)