Indonesia Perluas Jalur Pasokan Vaksin dan Buka Koridor Perjalanan Antarnegara
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri dan kementerian terkait, terus mengupayakan diplomasi untuk menjalin kerja sama pembukaan koridor perjalanan antarnegara dan menambah jalur pasokan vaksin Covid-19.
Oleh
kris mada
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia menambah bekal untuk memulihkan diri dari dampak pandemi Covid-19. Tambahan itu berupa kesediaan Singapura untuk kembali membuka perbatasannya bagi Indonesia. Selain itu, tim Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara juga mencari sumber vaksin tambahan.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir, Senin (12/10/2020), bertolak menuju Inggris dan Swiss. ”Tujuan utama dari perjalanan ini, antara lain, mengamankan komitmen dari sumber lain untuk vaksin Covid-19 dalam kerangka kerja sama vaksin bilateral,” kata Retno menjelang bertolak ke London.
Di London, Retno akan bertemu Menlu Inggris Dominic Raab. Sementara di Swiss, Retno dan Erick akan bertemu Wakil Presiden Swiss dan perwakilan beberapa perusahaan negara itu.
Mereka juga akan bertemu Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam lawatan itu. Selain itu, mereka akan bertemu perwakilan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) serta Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI). GAVI merupakan lembaga yang mengupayakan peningkatan vaksinasi dan imunisasi di sejumlah negara. WHO, GAVI, dan CEPI bergabung membuat fasilitas Covax, sebuah program mekanisme pengembangan dan pengadaan vaksin Covid-19 global.
Dalam lawatan tersebut, Retno dan Erick akan mendorong penguatan kerja sama jangka menengah dan jangka panjang antara Bio Farma dan mitranya di luar negeri. Kerja sama itu dijalin dalam kerangka multilateral.
Sebelum menjalin kerja sama dengan kerangka multilateral, Indonesia sudah mengamankan pasokan hingga 390 juta dosis vaksin dari China dan Uni Emirat Arab. Indonesia juga menjajaki kerja sama pengembangan vaksin dengan Korea Selatan dan Australia. Lewat Covax, Indonesia mencalonkan diri sebagai salah satu produsen vaksin Covid-19 untuk kebutuhan global. Bio Farma telah didaftar sebagai salah satu calon produsen itu.
Perjalanan RI-Singapura
Sebelum terbang, Retno juga mengumumkan tambahan negara yang kembali membuka perbatasannya untuk Indonesia. Perundingan membahas pembukaan koridor perjalanan penting dengan Singapura telah diselesaikan.
Singapura menjadi negara ASEAN pertama yang kembali membuka perbatasan untuk Indonesia selepas penutupan di masa pandemi. Walakin, pembukaan kali ini dibatasi hanya untuk kepentingan diplomatik dan urusan pekerjaan. Untuk pelawat dengan tujuan pesiar, Indonesia dan Singapura sepakat belum membuka lagi perbatasan masing-masing.
Untuk pelawat urusan diplomatik dan pekerjaan, izin perjalanan bisa diurus mulai 26 Oktober 2020. ”Warga negara Indonesia tidak perlu visa ke Singapura,” ujar Retno.
Singapura dan Indonesia saling menutup perbatasan untuk pelawat dari negara masing-masing sejak beberapa bulan lalu. Penutupan perbatasan itu merupakan bagian dari pengendalian laju infeksi Covid-19. Setelah menemukan cara pengendalian, Indonesia-Singapura mulai merundingkan untuk membuka lagi perbatasan secara terbatas.
Sebelum penutupan perbatasan karena pandemi, pelawat dari kedua negara bisa melakukan perjalanan tanpa visa dan nyaris tanpa syarat lain. Mulai November 2020, pelawat dari Singapura ke Indonesia harus mengurus izin masuk sebelum memulai perjalanan ke Indonesia. Permohonan bisa diurus mulai 26 Oktober 2020.
Pengurusan izin perjalanan
Akan dibutuhkan beberapa hari untuk mengurus permohonan itu. Dengan demikian, perjalanan Indonesia-Singapura baru dilaksanakan paling cepat akhir Oktober atau awal November 2020.
Selain harus mengurus perizinan, perubahan lain dari perjalanan Indonesia-Singapura adalah pembatasan pintu masuk. Hanya Pelabuhan Batam Center dan Bandar Udara Soekarno-Hatta yang menjadi gerbang di Indonesia. Sementara di Singapura, gerbangnya adalah Pelabuhan Tanah Merah dan Bandar Udara Changi. Pelabuhan Tanah Merah terletak dekat Changi dan nyaris tidak ada feri dari Batam Center ke sana sebelum pandemi.
Dulu, feri dari Batam Center paling banyak ke Harbourfront dan pelayaran ke sana paling lama 50 menit. Sementara ke Tanah Merah akan membutuhkan hampir 120 menit. Sebelum pandemi, ada banyak pelabuhan dan bandar udara di Indonesia bisa menjadi gerbang bagi pelawat dari dan ke Singapura.
Untuk bisa bepergian ke Indonesia, warga Singapura atau penghuni tetap negara itu, antara lain, harus menunjukkan berkas sponsor dari Pemerintah Singapura atau perusahaan di Indonesia kala mengurus visa. Berkas diserahkan secara daring ke Direktorat Jenderal Imigrasi.
Pemohon juga harus mengunduh, lalu mengisi data diri di aplikasi PeduliLindungi dan e-HAC di ponsel masing-masing. PeduliLindungi merupakan aplikasi pelaporan untuk memantau pergerakan orang yang masuk Indonesia. Sementara e-HAC merupakan kartu kendali pelaporan kondisi kesehatan.
Sebelum dibuat dalam bentuk aplikasi, kartu itu sudah bertahun-tahun digunakan untuk mendata kesehatan pelawat dari luar negeri ke Indonesia. Dulu, setiap pelawat dari luar negeri harus mengisi kartu itu secara manual di pelabuhan dan bandar udara Indonesia. Kini, kartu itu bisa diisi secara digital melalui aplikasi.
Calon pelawat harus mengikuti tes PCR dua kali, yakni 72 jam sebelum berangkat dan di bandar udara atau pelabuhan. Penyelenggara tes harus merupakan pihak yang diakreditasi kedua negara.
Untuk pelawat dari Indonesia ke Singapura, syaratnya lebih kurang sama. Pemohon harus menyerahkan berkas sponsor dari pemerintah atau perusahaan. Berkas diserahkan ke perwakilan diplomatik Singapura secara daring. Setelah permohonan dikabulkan, pemohon harus mengunduh, lalu mengisi data diri serta rencana perjalanan melalui aplikasi TraceTogether dan SafeEntry.
Retno mengatakan, kini kementerian dan lembaga di kedua negara sedang mematangkan persiapan teknis menjelang hari pelaksanaan. Diharapkan, sistem sudah siap kala pemohon mulai menyerahkan berkas dalam dua pekan mendatang.
Sebelum dengan Singapura, Indonesia telah menyepakati koridor perjalanan, antara lain, dengan Uni Emirat Arab, China, dan Korea Selatan. Indonesia terus menambah daftar negara yang membuka perbatasannya.