Ditahan China Sejak 2018, Dua WN Kanada Kini Bisa Kontak Dunia Luar
Pemerintah Kanada akhirnya memperoleh akses pada dua warga mereka yang ditahan di China, Michael Spavor dan Michael Kovrig.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
OTTAWA, SENIN – Dua warga negara Kanada, Michael Spavor dan Michael Kovrig, akhirnya melakukan kontak dengan dunia luar setelah ditahan Pemerintah China sejak Desember 2018. Meski ditahan sejak 2018, Beijing baru mendakwa keduanya melakukan kegiatan mata-mata pada Juni 2020.
Kantor berita AFP, Minggu (11/10/2020), melaporkan, Kementerian Luar Negeri Kanada dalam pernyataannya hari sebelumnya mengatakan, Duta Besar Kanada untuk China, Dominic Barton, memperoleh akses konsuler virtual kepada dua WN Kanada itu secara terpisah. Sesi konsuler virtual Spavor diperoleh Barton pada Jumat (9/10), sedangkan Kovrig baru bisa “ditemui” pada Sabtu.
"Pemerintah Kanada sangat prihatin dengan penahanan sewenang-wenang oleh otoritas China terhadap kedua warga Kanada ini sejak Desember 2018 dan terus menyerukan pembebasan mereka segera," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.
Kontak virtual ini adalah kontak pertama yang dilakukan oleh pemerintah Kanada setelah kontak terakhir dilakukan pada Januari lalu. Pemerintah Kanada, melalui berbagai saluran diplomatik, terus mencoba menekan Pemerintah China untuk membebaskan Spavor dan Kovrig.
Pemerintahan Perdana Menteri Justin Trudeau menuding penahanan terhadap dua warganya oleh otoritas China merupakan tindakan yang sewenang-wenang dan tidak berdasarkan bukti apapun.
Dikutip dari laman kantor berita BBC, Kovrig adalah mantan diplomat dan peneliti pada lembaga Crisis Group yang berbasis di Washington. Keberadaan di China, menurut Crisis Group, adalah untuk melakukan serangkaian penelitian. Itu sebabnya Kovrig menjalin hubungan dengan berbagai pihak di China, mulai dari pejabat negara hingga para analis lokal serta para akademisi.
Sedangkan Michael Spavor adalah seorang pengusaha yang dikenal memiliki pengetahuan yang cukup luas tentang China dan Korea Utara. Beberapa foto dirinya sedang berbincang dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un muncul tidak lama setelah penangkapannya oleh otoritas keamanan China.
Spavor dan Kovrig ditahan sejak Desember 2018 tidak lama setelah Pemerintah Kanada menahan Meng Wanzhou, petinggi perusahaan telekomunikasi Huawei China dan juga merupakan putri pendiri Huawei, Ren Zhengfei.
Polisi Kanada menahan Meng atas dasar permintaan ekstradisi dari Pemerintah Amerika Serikat, sembilan hari sebelum Kovrig dan Spavor ditahan oleh otoritas keamanan China dengan tuduhan penipuan perbankan terkait sanksi AS terhadap Iran.
Pemerintah AS sendiri masih mengupayakan bisa mengekstradisi Meng ke wilayah AS melalui pengadilan Kanada. Penangkapan Meng karena melakukan kesalahan dalam sistem hukum AS, merusak hubungan China dan Kanada.
Trudeau menyatakan, dia dan Presiden AS Donald Trump telah berbicara pada Sabtu akhir pekan lalu mengenai hal ini. Trump mendukung upaya Kanada untuk membebaskan dua WN Kanada yang ditahan di China tersebut.
Meskipun tidak memiliki akses langsung ke kedua tahanan tersebut, Pemerintah Kanada menyatakan bahwa pihaknya terus memberikan layanan konsuler kepada Spavor, Kovrig, dan keluarga mereka. Mereka juga menambahkan tidak dapat memberikan informasi lebih lanjut karena masalah privasi.
Departemen tersebut mengatakan akses konsuler terakhir ke keduanya adalah pada 13 Januari 2020 untuk Spavor dan 14 Januari untuk Kovrig. (AP/AFP)