Milisi Wolverine Terlibat Konspirasi Penculikan Gubernur Michigan
Semula berencana untuk menyandera, tetapi kemudian berubah dengan niat menculik Gubernur Michigan di rumah peristirahatannya.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
AP/ ALEX BRANDON
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberi hormat dari Blue Room Balcony setelah kembali ke Gedung Putih, Washington, Senin (5/10/2020). Sebelumnya, Trump menjalani perawatan di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed di Bethesda, Maryland.
LANSING, KAMIS — Kelompok milisi anti-pemerintah bernama Wolverine Watchmen di Amerika Serikat berada di balik konspirasi penculikan Gubernur Michigan Gretchen Whitmer. Sebanyak 13 orang, tujuh orang di antaranya anggota kelompok itu, kini ditahan dengan tuduhan konspirasi penculikan, menyerang kantor DPR Negara Bagian Michigan, dan mengancam aparat hukum.
Menurut laporan aduan pidana Negara Bagian Michigan, Kamis (8/10/2020), para tersangka itu berencana menculik Whitmer, politikus dari Partai Demokrat yang pernah menyerang Presiden AS Donald Trump terkait kebijakan karantina Covid-19 di negara bagian.
Nama-nama tersangka yang ada di dalam berkas aduan federal itu, antara lain, Adam Fox, Barry Croft, Ty Garbin, Kaleb Franks, Daniel Harris, dan Brandon Caserta. Jika dinyatakan bersalah hendak menculik Whitmer, mereka terancam hukuman penjara seumur hidup.
Pada saat sidang, jaksa penuntut umum menyebutkan, para tersangka hendak merekrut 200 orang untuk menyerbu gedung DPR negara bagian di Lansing dan menyandera Whitmer. Namun, rencana itu berubah dengan niat menculik Whitmer di rumah peristirahatannya.
Jaksa di Distrik Michigan Barat, Andrew Birge, mengatakan, Fox dan Croft sempat membicarakan rencana meledakkan bom sebagai taktik mengalihkan perhatian penculikan. Fox bahkan sudah memeriksa bagian bawah jembatan jalan raya Michigan yang akan dipasangi bom.
Pembiaran
Whitmer menuding Trump sengaja mengobarkan ekstremisme politik. Ia mengutip komentar Trump saat debat calon presiden pertama, pekan lalu, saat berhadapan dengan Joe Biden. Trump tidak mau mengecam kelompok supremasi kulit putih.
”Ketika para pemimpin kita bertemu, mendorong, dan malah berkawan dengan teroris dalam negeri, mereka melegitimasi tindakan mereka. Itu artinya para pemimpin pun terlibat,” kata Whitmer.
AP/Andrew Harnik
Calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, tiba di Bandara Internasional Miami, Florida, Amerika Serikat, untuk pulang kembali ke kediamannya seusai berpartisipasi dalam acara jaringan televisi NBC, Senin (5/10/2020).
Trump membalas omongan Whitmer di Twitter, Kamis malam. Trump berbalik menuding Whitmer gubernur dengan kinerja buruk. Trump menganggap Whitmer tidak tahu terima kasih pada pemerintahannya.
”Departemen Kehakiman dan Penegakan Hukum Federal sudah menggagalkan plot berbahaya terhadap Gubernur Michigan. Alih-alih berterima kasih, dia malah anggap saya termasuk supremasi kulit putih,” tulis Trump.
Senada dengan Whitmer, Biden juga menuding Trump justru memberikan ruang bagi kelompok-kelompok penyebar kebencian di AS. Memo-memo keamanan dalam negeri AS, beberapa bulan terakhir, memperingatkan adanya kelompok ekstremis domestik yang menyebarkan kekerasan dan kemungkinan mengincar sasaran-sasaran pemilu. Jika ini terjadi, dikhawatirkan akan memicu ketegangan politik dan gejolak di masyarakat.
Direktur Biro Investigasi Federal AS (FBI) Christopher Wray mengaku pihaknya menyelidiki kelompok ekstremis domestik, termasuk kelompok supremasi kulit putih dan antifasis. Awal 2020, di media sosial ada kelompok-kelompok tertentu yang membahas rencana ”penggulingan dengan kekerasan” sejumlah pemerintah negara bagian.
Perekrutan anggota
Kelompok Wolverine Watchmen memanfaatkan media sosial Facebook sejak November 2019 untuk merekrut anggota. Mereka juga kerap latihan dengan senjata api untuk persiapan ”boogaloo”, istilah yang digunakan gerakan milisi untuk memberontak melawan pemerintah atau perang saudara.
AFP PHOTO / FBI
Biro Investigasi Federal AS (FBI) menunjukkan Tim Respons Bukti FBI melakukan penyelidikan setelah insiden penembakan di pangkalan angkatan laut di Pensacola, Florida, 6 Desember 2019.
Dalam dokumen sidang juga disebutkan kelompok itu berusaha mengidentifikasi alamat rumah para penegak hukum untuk mengancam mereka dengan kekerasan. Ada 19 tuduhan kejahatan yang diajukan terhadap tujuh anggota kelompok itu yang terdiri dari Paul Bellar, Shawn Fix, Eric Molitor, Michael Null, William Null, Pete Musico, dan Joseph Morrison.
Menurut laporan kriminal FBI, Fox terindikasi akan menculik Whitmer sebelum pemilihan presiden AS, 3 November mendatang. Michigan merupakan negara bagian penting dalam pilpres 2020 yang sering dikecam Trump dan para pendukungnya karena Whitmer memberlakukan kebijakan tinggal di rumah saja bagi warganya untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Ribuan pengunjuk rasa, termasuk anggota kelompok milisi bersenjata, April lalu, memprotes kebijakan ”menjaga jarak fisik” Whitmer dan menuntut Whitmer dipenjara. Trump malah mendukung para pengunjuk rasa dengan menulis ”Bebaskan Michigan!” di akun Twitternya.
Musico, bersama dengan Michael dan William Null, juga ikut unjuk rasa itu dan masuk ke gedung parlemen saat parlemen tengah membahas permintaan Whitmer untuk memperpanjang status darurat Covid-19. Ketiga laki-laki itu terlihat membawa senjata api.
KOMPAS/DENTY PIAWAI NASTITIE
Facebook dan Google memperpanjang masa kerja dari rumah (WFH) hingga 2021.
Dalam video yang diunggah di kelompok tertutup di Facebook, Juni lalu, Fox menyebut Whitmer ”tirani sialan” karena tidak setuju dengan penutupan tempat-tempat olahraga. ”Kita harus berbuat sesuatu. Kita harus cari cara menyelesaikan ini,” kata Fox.
Pihak pengelola Facebook mengadukan konten-konten yang terkait dengan kelompok itu kepada aparat keamanan, enam bulan lalu. Kelompok itu lalu dihapus dari Facebook setelah berhasil diidentifikasi siapa saja yang berada di balik kelompok itu.
Peneliti senior di Liga Anti-Pencemaran Nama Baik, Mark Pitcavage, mengatakan, gerakan-gerakan milisi secara umum mendukung Trump dan menumpahkan kemarahannya pada para pemimpin negara bagian, bukan lagi pemerintah pusat seperti biasanya.
”Tidak mengherankan kalau sel-sel milisi menyasar petinggi setinggi gubernur dari Partai Demokrat,” ujarnya. (REUTERS/AFP/AP)