Nenek Berusia 102 Tahun Berjuang untuk Ketahanan Demokrasi Amerika

Di tengah pandemi Covid-19, nenek berusia 102 tahun ini bersemangat mengirimkan surat suara pemilu AS di kotak pos. Sejak era Depresi Besar ia tak pernah absen ikut pemilu. Ia tak ingin demokrasi di negaranya terkoyak.

Chicago

Usia sudah satu abad lebih. Namun, untuk urusan partisipasi politik dan pesta demokrasi, Bea Lumpkin (102)—ya, nenek ini sudah berusia 102 tahun—tak pernah absen: sejak zaman Depresi Besar dan Perang Dunia II, era gerakan hak sipil, Perang Vietnam, Perang Dingin, ancaman terorisme, dan krisis finansial hingga masa pandemi Covid-19 saat ini.

Pandemi Covid-19, yang sebenarnya sangat rawan bagi orang lanjut usia seperti dirinya, bukan penghalang bagi Lumpkin. Pekan lalu, dengan memakai perlengkapan pelindung diri yang menutupi rapat-rapat tubuhnya, dari kaki sampai kepala, Lumpkin memasukkan surat suara pemilu presiden Amerika Serikat via pos di kotak pos di Chicago, AS.

Foto dia saat akan memasukkan surat suara ke kotak pos, yang diunggah dalam akun Twitter Perkumpulan Para Guru Chicago, viral. Semangat Lumpkin mengikuti pemilu bak sentilan bagi sebagian warga AS yang ogah-ogahan nyoblos.

Apa alasan mantan guru sekolah negeri di Chicago itu bersemangat nyoblos? ”Alasan terpenting menggunakan suara pada pemilu saat ini adalah begitu banyak yang dipertaruhkan, lebih besar dari pemilu-pemilu yang pernah saya ikuti, karena besarnya tantangan bagi ketahanan demokrasi kita,” tuturnya kepada CNN. Luar biasa!