FBI menyebut QAnon merupakan salah satu dari beberapa gerakan yang bisa mendorong, baik kelompok maupun individu ekstremis, untuk berbuat kejahatan dan kekerasan.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
SAN FRANCISCO, RABU —Perusahaan media sosial, Facebook Inc, menghapus semua akun di Facebook dan Instagram yang terkait dengan kelompok konspirasi QAnon.
Upaya jaringan media sosial ini gencar dilakukan untuk mencegah penyebaran berita palsu atau menyesatkan menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat, 3 November 2020.
Kedua media sosial itu menghindari agar tidak digunakan untuk menipu atau membingungkan pemilih seperti yang terjadi pada pemilu 2016.
”Kami akan menghapus halaman di Facebook, kelompok, dan akun-akun di Instagram yang mewakili QAnon meski kontennya tidak bermuatan kekerasan,” sebut Facebook Inc, Selasa (6/10/2020) waktu Amerika Serikat.
Dari unggahan anonim tahun 2017 tentang eksploitasi anak dan plot politik, gerakan ini disukai pendukung Presiden AS Donald Trump di media sosial Twitter.
Tahun lalu, Biro Investigasi Federal AS (FBI) menyebutkan QAnon merupakan salah satu dari beberapa gerakan yang bisa mendorong, baik kelompok maupun individu ekstremis, untuk berbuat kejahatan atau kekerasan.
”Ini upaya Facebook membersihkan teori-teori konspirasi berbahaya dari platform ini. Kami harap ini niat tulus untuk mencegah penyebaran kebencian dan antisemitisme,” kata Ketua Eksekutif Liga Anti-Pencemaran Nama Baik Jonathan Greenblatt.
Lolos pantauan
Baru-baru ini Facebook juga mencabut iklan yang memuji, mendukung, ataupun mewakili gerakan sosial militer dan QAnon. Bulan Agustus lalu, Facebook menghapus ratusan kelompok yang terkait dengan QAnon dan membatasi penggunaan 2.000 akun lagi.
Namun, tetap saja ada yang berhasil lolos dari pantauan Facebook. Ini karena para pendukung QAnon bisa mengakali isi pesannya agar terselubung.
Contohnya, QAnon menggunakan Facebook untuk menyebarkan informasi menyesatkan tentang kebakaran besar di hutan Pantai Barat yang dilakukan oleh kelompok tertentu. Ini membuat perhatian polisi dan pemadam kebakaran teralihkan.
”Pesan QAnon berubah sangat cepat dan jaringan pendukung kelompok itu terbangun dengan cepat,” kata Facebook.
Facebook sudah berkali-kali melarang konten yang mengajak melakukan kekerasan. Namun, pengikut QAnon malah semakin vokal menyebarkan informasi membingungkan dan teori konspirasi yang tidak berdasar.
Awalnya mereka bergerak di internet dan fokus pada politik AS dan mulai tahun ini mereka bergerak di platform media sosial.
Pemuja setan
Gerakan QAnon berpusat pada keyakinan yang tidak berdasar bahwa dunia dijalankan oleh komplotan rahasia pemuja setan. Mereka menuduh, tanpa bukti, Covid-19 hanyalah konspirasi untuk mengendalikan orang menggunakan vaksin dan 5G.
Selain Facebook, platform media sosial lain, seperti Twitter, Tiktok, dan Youtube, telah memperketat pengawasan terhadap konten QAnon. Pasalnya, para pengikut QAnon mencoba menerobos filter baru.
Beberapa grup QAnon, sejak Agustus lalu, menambah anggota dan memakai bahasa kode untuk menghindari deteksi. Para pengikut QAnon juga menyelusup ke berbagai kelompok supaya tidak ketahuan.
FBI menilai gerakan ini potensial menjadi terorisme domestik dan QAnon didorong oleh poster internet anonim bernama Q yang mengklaim sebagai orang dalam di pemerintahan Trump.
Sampai saat ini, tidak ada penangkapan terhadap anggota-anggota gerakan ini. Trump malah menganggap kelompok ini patriotik dan puluhan kandidat kongres dari Partai Republik malah memuji-muji kelompok ini. (REUTERS/AFP/AP)