Terkait Konflik Armenia, Kanada Tangguhkan Ekspor Senjata ke Turki
Sebuah laporan menyebutkan sistem pencitraan dan penargetan pada pesawat nirawak Kanada telah digunakan oleh Azerbaijan melawan Armenia.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
OTTAWA, SENIN — Pemerintah Kanada pada Senin (5/10/2020) mengumumkan penangguhan ekspor senjata ke Turki. Meski Ankara adalah sekutu Ottawa lewat Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO, Ottawa curiga dan menyelidiki dugaan penggunaan teknologi militer Kanada dalam konflik Armenia-Azerbaijan di Nagorno-Karabakh.
Pengumuman Pemerintah Kanada itu disampaikan secara langsung oleh Menteri Luar Negeri Francois-Philippe Champagne. ”Sejalan dengan rezim kontrol ekspor Kanada yang kuat dan karena permusuhan yang sedang berlangsung, saya telah menangguhkan izin ekspor yang relevan ke Turki dan memberikan waktu untuk menilai situasi lebih lanjut,” kata Champagne dalam sebuah pernyataan.
Champagne telah memerintahkan penyelidikan atas sebuah laporan media lokal. Namun, tidak disebutkan media lokal di mana dan kapan waktunya. Isi laporan itu menyebutkan bahwa sistem pencitraan dan penargetan pada pesawat nirawak Kanada telah digunakan oleh Azerbaijan dalam bentrokan dengan Armenia.
Sejumlah lembaga pengawas senjata mendokumentasikan penjualan perlengkapan L3Harris Wescam ke Turki, sekutu dekat Azerbaijan. Wescam adalah salah satu perusahaan keantariksaan dan pertahanan Kanada.
Ottawa pernah memberlakukan pembekuan izin ekspor peralatan militernya ke Turki pada Oktober 2019. Pembekuan itu diberlakukan setelah Turki menggelar serangan terhadap kaum Kurdi di Suriah bagian utara. Pembekuan itu telah dicabut pada Mei lalu.
Sebagaimana diwartakan, Ankara mendukung sekutu lamanya, Baku, dalam pertempuran memperebutkan Nagorno-Karabakh. Nagorno-Karabakh adalah provinsi etnis Armenia yang memisahkan diri dari Azerbaijan dalam perang sengit pada 1990-an.
Armenia dan Azerbaijan telah terkunci dalam konflik yang membara selama beberapa dekade di wilayah tersebut. Pertempuran baru yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir adalah terburuk dalam beberapa dekade terakhir. Jumlah korban tewas akibat konflik terbaru itu telah hampir mencapai 200 orang.
Nagorno-Karabakh adalah provinsi etnis Armenia yang memisahkan diri dari Azerbaijan dalam perang sengit pada 1990-an. Armenia dan Azerbaijan telah terkunci dalam konflik yang membara selama beberapa dekade di wilayah tersebut.
”Kanada terus prihatin dengan konflik yang sedang berlangsung di Nagorno-Karabakh yang mengakibatkan penembakan terhadap masyarakat dan korban sipil,” kata Champagne.
”Kami menyerukan agar segera ada tindakan khusus dilakukan untuk menstabilkan situasi di lapangan dan menegaskan kembali bahwa tidak ada alternatif lain di luar penyelesaian damai dalam konflik ini,” ujarnya.
Masih terkait persenjataan, Israel juga mendapat kecaman diplomatik dari Armenia. Armenia memanggil pulang duta besarnya dari Tel Aviv. Padahal, Armenia baru saja membuka kedutaan besarnya di Tel Aviv pada pertengahan September lalu. Penarikan duta besar Armenia itu tidak lepas dari posisi Israel sebagai pemasok utama senjata ke Azerbaijan.
Presiden Israel pada Senin (5/10) berbicara dengan mitranya dari Armenia atas langkah Armenia itu. Tel Aviv berupaya menetralisasi situasi. Keretakan diplomatik Armenia-Israel itu terjadi tak lama setelah adanya laporan pers.
Disebutkan bahwa berdasarkan data dari situs pelacakan penerbangan Flightradar 24 telah terjadi lepas landasnya sebuah pesawat kargo Azerbaijan dari Israel bagian selatan.
Situs itu mengatakan pesawat itu, yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan Azerbaijan Silk Way, lepas landas dari Bandara Ramon. Bandara itu terletak di dekat pangkalan militer Ovda, Israel.
Peristiwa itu terjadi pada malam pecahnya konflik terbaru Armenia-Azerbaijan. Di luar contoh tunggal ini, Azerbaijan memiliki rekam jejak panjang dalam membeli senjata Israel.
Kementerian Pertahanan Israel memang tidak memublikasikan rincian penjualan senjatanya. Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev pada 2016 mengatakan negaranya telah membeli 4,85 miliar dollar AS peralatan pertahanan dari Israel.
Media Israel mengatakan bahwa perusahaan Israel bernama Elbit System telah menjual pesawat nirawak bersenjata kepada Azerbaijan. Penggunaan pesawat nirawak bersenjata diduga marak dilakukan dan tengah mengubah kekuatan persaingan militer Armenia-Azerbaijan.
Penasihat Presiden Azerbaijan Hikmet Hajiyev mengatakan kepada situs berita Israel, Walla, pekan lalu, bahwa Azerbaijan menggunakan pesawat nirawak buatan Israel. Salah satunya adalah apa yang disebut sebagai pesawat nirawak bunuh diri.
Pesawat itu diterbangkan dan meledakkan diri di tempat yang ditargetkan, termasuk di Nagorno-Karabakh. (AFP/REUTERS/BEN)