Kembali ke Masa Lalu Singapura di Kampung Lorong Buangkok
Kampong Lorong Buangkok semakin ramai dikunjungi wisatawan lokal karena menjadi salah satu lokasi wisata di Singapura.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
Tidak banyak orang yang tahu bahwa ternyata ada kampung tradisional yang tersembunyi di dalam hutan gedung pencakar langit yang menjulang tinggi di Singapura.
Kampong Lorong Buangkok namanya. Lokasi kampong atau kampung di daerah Hougang itu satu-satunya kampung tradisional yang tersisa di negara kota modern berpenduduk 5,7 juta orang itu.
Di kampung itu terdapat 26 rumah satu lantai terbuat dari kayu yang dahulu lazim digunakan rakyat Singapura sebelum semuanya menjadi bangunan beton tinggi.
Kini, kampung itu semakin ramai dikunjungi wisatawan lokal karena menjadi salah satu lokasi wisata di Singapura. Jumlah pengunjung lokal membeludak sejak Singapura menutup pintunya dari wisatawan asing gara-gara Covid-19.
Mayoritas kampung seperti Lorong Buangkok itu menghilang seiring dengan proses urbanisasi Singapura yang sangat cepat. Warga Singapura, Jenn Lee (48), mengajak anaknya ikut paket wisata kampung untuk bernostalgia sekaligus menghilangkan bosan dan penat karena harus di rumah terus saat kebijakan karantina diberlakukan.
”Bagus juga buat anak saya untuk tahu Singapura dulu seperti ini dan masih ada kampung tradisional seperti di Malaysia, Thailand, atau Filipina,” kata Lee.
Harian The Strait Times, 12 September lalu, menyebutkan selama berwisata di kampung itu disampaikan oleh pemandu wisata sejarah hunian di Singapura, mulai dari di kampung sampai kemudian di permukiman di flat dan apartemen.
Wisatawan juga diajak untuk melihat kehidupan sehari-hari di kampung lalu ikut memainkan permainan-permainan zaman dulu.
Wisata domestik
Pengembangan kampung ini sebagai salah satu tujuan wisata merupakan upaya Pemerintah Singapura untuk mendukung pariwisata lokal. Bahkan warga juga diberikan voucer khusus untuk berlibur dan tinggal di kampung itu.
Menurut operator-operator pariwisata Singapura, banyak obyek wisata di negara yang luasnya hanya 724 kilometer persegi itu.
Pemandu wisata dari Let’s Go Tour: Singapore, Kyanta Yap, mengatakan, wisata akhir pekan ke kampung itu biayanya 147 dollar AS untuk satu kelompok terdiri dari tiga orang. Saking tingginya antusiasme warga, pemesanan sudah penuh sejak September lalu.
”Kami berusaha mencarikan paket wisata lain, utamanya paket wisata domestik,” ujarnya.
Dalam paket wisata kampung itu, wisatawan berkesempatan untuk keliling kampung selama dua jam dan belajar cara memakai alat setrika tradisional dengan memakai arang dan sekadar mengobrol dengan warga kampung tentang kebun mereka.
”Awalnya, kami tidak merasa nyaman karena wisatawan datang dan menonton kami. Tapi sekarang sudah biasa,” kata Nassim (52), warga kampung Lorong Buangkok.
Di kampung itu ada juga rumah atau kamar yang disewakan dengan harga jauh lebih murah ketimbang harga sewa permukiman pada umumnya di Singapura.
Ada kamar-kamar atau rumah yang disewakan dengan harga sangat murah, mulai dari 4,50 dollar AS sampai 30 dollar AS per bulan.
Sewa rata-rata untuk apartemen subsidi pemerintah dengan tiga kamar sekitar 1.650 dollar Singapura awal tahun ini. Sementara untuk sewa kamar sekitar 500 dollar Singapura.
Penjual obat
Kampung Lorong Buangkok itu dulunya kawasan rawa-rawa. Madam Sng Mui Hong (68), pemilik tanah yang dijadikan kampung itu, menceritakan dulu ayahnya, Sng Teow Koon, warga China yang berdagang obat-obatan tradisional, membeli tanah bekas rawa-rawa pada tahun 1956.
Ia kemudian menyewakan tanahnya kepada keluarga-keluarga Melayu dan China yang pertama kali datang dan menetap di Singapura.
Lokasi kampung ini sangat mudah terjangkau transportasi umum. Kampung ini berada di Jalan Yio Chu Kang dan bisa dicapai dengan kereta cepat atau MRT dengan tujuan stasiun Serangoon.
Dari stasiun itu, perjalanan dilanjutkan dengan bus nomor 70 atau 103 dan turun di depan Gereja St Vincent de Paul. Dari halte bus ini, tinggal menyeberang jembatan ke seberang kanal lalu akan terlihat petunjuk arah ke Kampung Lorong Buangkok.
Paket wisata Kampung Lorong Buangkok ini salah satu paket dalam Tur Pengalaman Kampung dari operator wisata Let’s Go untuk membangkitkan pasar pariwisata domestik.
Selain kampung ini, paket wisata bertema sejarah lain juga dibuat, seperti napaktilas Stamford Raffles di sepanjang Sungai Singapura dan tur eksplorasi rempah-rempah dan tanaman tradisional di Benteng Canning. (REUTERS)
--------
Catatan:
Artikel ini mengalami revisi, Selasa (6/10/2020) pukul 08.38 WIB, pada paragraf 10 mengenai satuan luas obyek wisata yang semula tertulis 724 kilometer kubik, dibetulkan menjadi 724 kilometer persegi. Terima kasih—Redaksi