Kamar Dagang Arab Saudi Serukan Boikot Produk-produk Turki
Krisis hubungan Arab Saudi-Turki dirasakan pedagang dan pelaku usaha di Arab Saudi berdampak pada hubungan dagang kedua negara. Kamar dagang Arab Saudi menyerukan langkah boikot atas produk-produk Turki di Arab Saudi.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
RIYADH SENIN -- Kamar Dagang dan Industri Arab Saudi mengajak pemerintah dan para pelaku usaha untuk memboikot produk-produk dari Turki. Ajakan ini muncul setelah ada keluhan dari para pedagang atau pelaku usaha bahwa arus barang atau arus dagang antara kedua negara terhambat gara-gara perselisihan yang telah terjadi selama bertahun-tahun.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Arab Saudi, Ajlan al-Ajlan, menyerukan pemboikotan semua produk dari Turki, baik berbentuk barang, jasa, investasi, maupun pariwisata. "Ini bentuk tanggung jawab setiap pedagang dan konsumen Arab Saudi untuk merespons sikap permusuhan oleh pemerintahan Turki terhadap kepemimpinan, negeri, dan warga Arab Saudi," kata Ajlan al-Ajlan lewat Twitter, Sabtu (3/10/2020).
Arab Saudi dan Turki telah terlibat dalam perselisihan selama beberapa tahun terakhir. Penyebabnya, antara lain, karena kebijakan luar negeri dan sikap terhadap kelompok-kelompok politik Islamis. Hubungan bilateral kedua negara menjadi semakin tegang ketika terjadi kasus pembunuhan wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi, di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada tahun 2018. Pada tahun ini, kedua negara juga sama-sama saling memblokir beberapa situs berita pihak lain.
Kamar Dagang dan Industri Arab Saudi merupakan kelompok non-pemerintah yang terdiri dari pelaku usaha di sektor swasta. Bagian media Pemerintah Arab Saudi melalui pernyataan tertulis menyebutkan, Arab Saudi tetap berkomitmen pada pakta perdagangan internasional dan perdagangan bebas.
"Otoritas pemerintah kerajaan belum membatasi produk-produk Turki," sebut pernyataan itu.
Selama satu tahun terakhir ini, sejumlah pedagang Arab Saudi dan Turki berspekulasi bahwa Arab Saudi sedang melakukan boikot informal terhadap produk impor dari Turki.
Seorang importir Arab Saudi yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, kontainer-kontainer yang diimpor dari Turki pada tahun ini ditahan bea cukai selama tiga bulan. Petugas bea cukai Arab Saudi secara informal menyarankan agar ia tidak mengimpor langsung dari Turki lagi.
Ditahan lebih lama
Pada pekan lalu, anggota parlemen dari kelompok oposisi di Turki, Mehmet Güzelmansur, mengatakan bahwa produk Turki, khususnya sayuran dan buah-buahan yang diekspor dari wilayah Hatay, saat tiba di perbatasan Arab Saudi ditahan lebih lama daripada yang seharusnya. Melalui komentar yang dikutip media Turki dan diunggah dalam akun Twitter-nya, Güzelmansur mengatakan khawatir embargo informal dan parsial seperti ini akan diperluas oleh Arab Saudi.
Pada Kamis lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerang negara-negara Teluk dalam pidatonya di parlemen. "Tak boleh dilupakan, negara-negara yang dimaksud itu kemarin tak ada, dan mungkin besok mereka tidak akan ada lagi," kata dia. "Tetapi, kami akan mengibarkan bendera kami di kawasan ini, insyaallah."
Data perdagangan Turki maupun Arab Saudi tidak menunjukkan adanya penurunan drastis yang tidak biasa pada tahun ini meski ada tekanan perdagangan global akibat pandemi Covid-19. Pada kuartal kedua, Turki menjadi mitra dagang terbesar ke-12 Arab Saudi berdasarkan nilai impor total. Data terbaru menunjukkan impor Arab Saudi dari Turki bernilai sekitar 185 juta dollar AS, Juli lalu, atau naik dari sekitar 180 juta dollar AS, Juni lalu.