Setelah Sepanjang Tahun Meremehkan, Presiden Trump Positif Covid-19
Presiden AS Donald Trump dan istrinya, Ibu Negara Melania Trump, dinyatakan positif Covid-19 di tengah persaingannya mempertahankan jabatan sebagai orang nomor satu di AS, sebulan menjelang pemilihan umum presiden AS.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN & MH SAMSUL HADI
·4 menit baca
WASHINGTON, JUMAT — Pengumuman mengejutkan disampaikan Presiden AS Donald Trump. Ia dan istrinya, Ibu Negara Melania Trump, Jumat (2/10/2020), dinyatakan positif Covid-19. Situasi ini membawa Amerika Serikat dalam situasi yang semakin tidak pasti, satu bulan menjelang pemilihan umum presiden.
”Malam ini, @FLOTUS dan saya dinyatakan positif Covid-19. Kami akan memulai karantina dan proses pemulihan secepatnya,” cuit Trump melalui akun Twitter-nya persis sebelum pukul 01.00 waktu setempat atau Jumat siang WIB. ”Kami akan menjalani hal ini bersama-sama.”
Sepanjang tahun ini sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk Amerika Serikat, Trump berulang kali meremehkan ancaman virus mematikan tersebut. Ia juga berkali-kali menegaskan bahwa secara pribadi dirinya tidak rentan meski sejumlah staf dan pejabat Gedung Putih terpapar Covid-19.
Ia menolak untuk mematuhi panduan dan protokol pencegahan Covid-19, termasuk aturan yang dikeluarkan oleh pemerintahan yang dipimpinnya, seperti mengenakan masker di area publik dan menerapkan praktik jarak sosial. Sebaliknya, ia terus-menerus menggelar kampanye yang dihadiri ribuan pendukungnya.
”Saya tidak merasa rentan sama sekali,” ujar Trump kepada wartawan, Mei lalu.
Diagnosis Covid-19 bagi Trump merupakan pukulan bagi seorang presiden yang tengah berupaya meyakinkan warga AS bahwa situasi akibat pandemi mulai membaik. Ia saat ini juga tengah bersaing dengan calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, dalam pemilihan presiden, 3 November mendatang. Dalam situasi terbaik, jika ia tidak mengalami gejala sakit, seperti demam, flu, atau gangguan pernapasan, ia harus membatalkan jadwal kampanyenya.
Karantina di Gedung Putih
Dokter kepresidenan AS, Sean Conley, mengatakan, Trump dan Ibu Negara ”baik-baik saja saat ini”. ”Mereka akan tetap berada di rumah, di Gedung Putih, selama pemulihan. Namun, saya berharap Presiden tetap menjalankan tugasnya selama proses pemulihan,” kata Sean.
Kabar mengejutkan itu muncul setelah sebelumnya asisten Trump, Hope Hicks (31), dilaporkan positif Covid-19, Kamis (1/10/2020). Hicks bepergian dengan Trump ke Cleveland saat debat pertamanya dalam pemilu presiden, Selasa (29/9/2020). Sehari setelahnya, ia juga pergi dengan Trump ke acara kampanye di Minnesota.
Dengan usia yang sudah lanjut, yaitu 74 tahun, dan kondisi badan kegemukan, Trump termasuk dalam pasien positif Covid-19 yang memiliki risiko tinggi mengalami komplikasi.
Sepanjang mendampingi Trump ke beberapa kota, Hicks ikut dalam Air Force One dan bahkan menaiki helikopter kepresidenan yang sama, Marine One. Tidak mengherankan kemudian muncul spekulasi bahwa Trump, juga beberapa orang lain di lingkaran terdekatnya, tertular selama perjalanan kampanye.
Meski Hicks sudah didiagnosis positif Covid-19, Trump tetap melanjutkan kunjungannya untuk bertemu dengan penyandang dana kampanyenya ke New Jersey menggunakan pesawat kepresidenan Air Force One.
Dalam wawancara bersama Fox News, Kamis malam, Trump mengonfirmasi bahwa Hicks positif. Ia menginformasikan juga bahwa dirinya dan istrinya juga telah dites. Namun, saat itu Trump tidak menyampaikan apakah hasilnya sudah keluar atau belum.
Di AS, Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 7 juta warganya dan lebih dari 205.000 orang di antaranya meninggal. Pandemi Covid-19 menyebar luas dan cepat. Warga biasa yang tidak punya akses terhadap layanan kesehatan standar hingga kepala negara yang berlimpah fasilitas bisa tertular SARS-Cov-2, virus penyebab Covid-19.
8 pemimpin negara tertular
Sejauh ini, setidaknya ada delapan pemimpin negara yang tertular Covid-19. Sebelum Trump, Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang mengidolakan Trump, juga dinyatakan positif Covid-19. Sama seperti Trump, berbulan-bulan sebelum didiagnosis positif, Bolsonaro juga meremehkan Covid-19 sebagai flu ringan dan menentang kebijakan gubernur negara bagiannya yang menerapkan karantina wilayah dengan alasan ekonomi.
Seperti Trump, Bolsonaro juga sering kali tidak mengenakan masker. Ia memanfaatkan status positif Covid-19 pada dirinya untuk mempromosikan hidroksiklurokuin, obat malaria, yang tidak terbukti mengobati pasien Covid-19.
Pada Juni 2020, Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez beserta istrinya dan dua asisten dekatnya juga positif Covid-19. Seusai keluar dari rumah sakit, bulan Juli, Hernandez kemudian bersuara lebih lantang mendorong akses vaksin Covid-19 yang lebih setara. ”Apakah orang-orang mau dibiarkan meninggal,” ujarnya.
Pada April lalu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga positif Covid-19. Karena kesehatannya memburuk, Boris dirawat di ruang perawatan intensif dan diberi bantuan oksigen. Kini, seiring dengan kembali melonjaknya kasus Covid-19 di Inggris, otoritas setempat menerapkan pembatasan sosial yang ketat.
Pada September 2020, Presiden Guatemala Alejandro Giammattei juga didiagnosis positif Covid-19. ”Gejala saya sangat ringan. Sampai sekarang, badan terasa pegal, lebih sakit kemarin dibandingkan hari ini, seperti flu parah,” katanya.
Di luar itu, Presiden Bolivia sementara Jeanine Anez, Presiden Republik Dominika yang baru terpilih Luiz Abinader, Wakil Presiden Senior Iran Eshaq Jahangiri, dan Wakil Presiden Iran Massoumeh Ebtekar juga positif Covid-19.