Penonton Debat Capres Pemilu AS Turun hingga 13 Persen
Jumlah penonton debat pertama dua kandidat Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Joe Biden, turun hingga 13 persen. Beban emosional yang berat karena penanganan pandemi yang buruk membuat orang malas menonton.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
WASHINGTON, KAMIS — Debat panas antara dua kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump dan Joe Biden dari Partai Demokrat tak cukup berhasil mengundang calon pemilih untuk menyaksikannya. Meski debat yang berlangsung Selasa (29/9/2020) malam waktu setempat atau Rabu (30/9/2020) pagi waktu Indonesia disiarkan 16 jaringan stasiun televisi, jumlah penonton turun.
Berdasarkan data lembaga Nielsen, jumlah penonton debat kepresidenan pertama antara Biden dan Trump mengalami penurunan dibandingkan dengan debat pertama kandidat capres Demokrat Hilary Clinton dan Trump, empat tahun lalu. Pada debat kali ini, jumlah penonton 73,1 juta, turun 13 persen dibandingkan dengan penonton debat perdana Hillary-Trump jelang pemilu AS tahun 2016 yang ditonton sekitar 84 juta warga AS.
Data Nielsen mencakup data penonton debat di rumah dan di tempat umum, seperti bar dan restoran. Data ini juga menghitung penonton yang menggunakan platform digital dan kemudian meneruskannya ke televisi yang ada di rumah masing-masing. Namun, data itu tidak mencakup keseluruhan tayangan daring yang semakin populer seiring dengan penurunan jumlah penonton siaran televisi tradisional.
Walau jumlah penonton debat menurun, menurut Alan Schroeder, profesor emeritus Northeastern University di Boston, Massachusetts, menyatakan, angka 73 juta penonton media tradisional di era media streaming tentu saja sebagai sebuah hal yang menyenangkan. Jumlah penonton debat kali ini menjadi acara kedua yang paling banyak ditonton di tahun 2020 setelah Super Bowl yang mencapai 100 juta penonton.
”Tidak banyak dari acara program langsung besar-besaran seperti ini yang ditonton bersama oleh semua orang,” kata Schroeder.
Menurut dia, beberapa orang mungkin melewatkan acara debat pertama itu karena mereka telah dikenal baik oleh para calon pemilih. Hidup di tengah pandemi virus korona dan tantangan lain juga mungkin membuat debat tidak menarik, katanya.
”Sekarang, kondisi yang memberatkan secara emosional terjadi di sekeliling kita. Dan orang-orang mencurahkan perhatiannya ke sana. Prospek menonton sesuatu yang membuat diri Anda menjadi lebih buruk, tidak menarik bagi banyak orang,” kata Schroeder.
Di antara 16 jaringan stasiun televisi yang menyiarkan debat, Fox News Channel menarik penonton debat terbesar dengan 17,8 juta penonton. Acara tersebut, yang pertama dari tiga debat presiden sebelum pemilihan 3 November, dimoderatori oleh pembawa acara Fox News, Chris Wallace.
Ubah aturan debat
Penyelenggara debat kandidat presiden AS akan mengubah aturan di dalam debat untuk mengendalikan perilaku nakal salah satu kandidat. Dalam debat perdana lalu, Selasa lalu, Trump berulang kali menyela saingannya, Biden dan moderator.
Biden mengajukan tambahan tombol mute yang bisa membatasi komentar dari pesaingnya. Namun, Trump menuding bahwa Komisi Debat memihak Biden dan Demokrat jika mengabulkan usulan pesaingnya itu.
Pertarungan 90 menit itu memicu kritik luas terhadap Trump dan, pada tingkat yang lebih rendah, Biden. Petahana yang didukung oleh Partai Republik itu berulang kali menindas Biden dan mempertanyakan kecerdasannya, sementara calon dari Partai Demokrat menyebut Trump sebagai rasis, pembohong, dan presiden terburuk yang pernah ada.
Komisi Debat mengatakan akan mengadopsi perubahan untuk memungkinkan diskusi yang lebih tertib pada debat kedua yang dijadwalkan berlangsung pada 15 Oktober mendatang di Miami, Florida.
Perubahan itu membuat tim kampanye Trump menuduh Komisi Debat mengubah aturan di tengah permainan. Trump juga mengkritik moderator debat, Chris Wallace, pembawa berita Fox News, yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencoba memulihkan ketertiban.
”Chris mengalami malam yang sulit,” cuit Trump melalui akun Twitternya. Dia juga menyebut debat itu sebagai pertarungan dua lawan satu.
Biden menyatakan, dia berharap penyelenggara debat mematikan mikrofon dari kandidat yang tidak berbicara. ”Itu memalukan secara nasional,” kata Biden tentang debat dan kinerja Trump. (AP/REUTERS)