Butuh 38 Miliar Dollar AS untuk Sediakan Vaksin, Baru Terkumpul 3 Miliar Dollar AS
Dunia kini butuh komitmen pendanaan yang besar untuk mengembangkan, memproduksi, dan mendistribusikan vaksin Covid-19 guna mengakhiri pandemi. Dari kebutuhan 38 miliar dollar AS, baru terkumpul 3 miliar dollar AS.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
NEW YORK, KAMIS — Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menyerukan perlunya ”tambahan segera” pendanaan sebesar 15 miliar dollar AS untuk pengadaan dan distribusi global vaksin Covid-19. Hal itu disampaikan Guterres dalam pertemuan virtual, Rabu (30/9/2020).
Sampai sekarang, Acces to Covid-19 Tools (ACT) Accelerator, bagian dari COVAX Facility yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), telah menerima sekitar 3 miliar dollar AS. Sementara kebutuhan dana untuk pengadaan dan distribusi vaksin secara global adalah 38 miliar dollar AS. Anggaran ini diperlukan untuk memproduksi dua miliar dosis vaksin, 245 juta obat, dan 500 juta alat tes sampai tahun depan.
Sudah termasuk dalam dana 3 miliar dollar AS itu adalah tambahan pendanaan 100 juta euro (sekitar 117 juta dollar AS) dari Kanselir Jerman Angela Merkel yang diumumkan pada Rabu. Tambahan ini di luar komitmen pendanaan Jerman sebelumnya, yakni 675 juta euro.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, kekurangan pendanaan untuk pengembangan vaksin Covid-19 global tersebut tidak sampai 1 persen besarnya dari komitmen stimulus ekonomi domestik negara G-20 dan lebih kurang sama dengan belanja dunia untuk rokok setiap dua minggu.
CEO Gavi Seth Berkley mengatakan, sejauh ini 168 negara sudah tergabung dalam COVAX Facility, termasuk 76 negara dengan pendanaan mandiri. Hal ini mewakili 70 persen populasi dunia. ”Daftarnya terus bertambah setiap hari,” ujar Tedros.
Adapun China, Rusia, dan Amerika Serikat tidak bergabung dalam COVAX Facility. WHO menyatakan masih berdialog dengan China agar negara ini mau ikut bergabung. Sementara AS telah mengamankan kebutuhan vaksinnya dari sejumlah perusahaan farmasi.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan, Inggris telah berkomitmen 250 juta poundsterling (sekitar 320 juta dollar AS) dan akan mengucurkan kembali tambahan dana 1 pound untuk setiap 4 dollar AS komitmen negara lain hingga maksimal 250 juta pound.
Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven menjanjikan 10 juta dollar AS, sementara Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menjanjikan komitmen 440 juta dollar Kanada (332 juta dollar AS) akhir pekan lalu yang separuhnya dialokasikan untuk negara berpenghasilan rendah-menengah.
Presiden Bank Dunia David Malpass menuturkan, dirinya sudah mengajukan ”pendanaan jalur-cepat hingga 12 miliar dollar AS” bagi negara-negara untuk mengembangkan dan membeli vaksin Covid-19.
Krusial
”Sumber-sumber pendanaan ini krusial agar kita tidak kehilangan kesempatan untuk mengadakan dan memproduksi vaksin di awal, membangun persediaan sejalan dengan pengajuan perizinannya, meningkatkan riset, dan membantu negara-negara menyiapkan ketika vaksin sudah tiba nantinya,” tutur Guterres.
”Terlepas dari usaha luar biasa dunia mengendalikan Covid-19, pandemi terus melanda dunia, menelan korban jiwa hingga 1 juta pekan ini,” tambah Guterres.
”Menjadi kepentingan nasional dan ekonomi setiap negara untuk bekerja sama memperluas akses pada tes dan perawatan serta mendukung ketersediaan vaksin sebagai barang publik.”
Dalam pidatonya pada pertemuan virtual itu, Bill Gates mengumumkan bahwa Gates Foundation telah menandatangani perjanjian baru dengan 16 perusahaan bioteknologi untuk memperluas akses vaksin Covid-19, terapi, dan alat diagnosis.
Gates mengatakan, dunia berada di ambang ”pencapaian ilmiah yang besar” dalam bentuk vaksin. Namun, negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang merupakan separuh dari populasi global, hanya mampu memenuhi 14 persen kebutuhan vaksin penduduknya.
CEO Johnson & Johnson, Alex Gorsky, yang menjadi bagian dari perjanjian Gates Foundation, menyampaikan bahwa perusahaannya berencana mengalokasikan 500 juta dosis vaksin untuk negara berpenghasilan rendah hingga pertengahan tahun depan. ”Memiliki akses terhadap alat tes Covid-19, terapi, atau vaksin... seharusnya tidak bergantung pada di mana kamu tinggal, entah kaya atau miskin,” kata Gorsky.
Tedros mengatakan, dirinya bersyukur atas komitmen pendanaan yang murah hati semuanya, namun tetap ada kekurangan pendanaan yang signifikan yang harus dipenuhi. (AFP/REUTERS)