Bertemu di Debat Pertama, Biden dan Trump Saling Cela
Debat perdana antara Presiden AS Donald Trump melawan kandidat presiden Partai Demokrat, Joe Biden gagal mengungkap gagasan brilian mereka. Yang terjadi, debat itu justru menjadi arena saling caci.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
Debat pertama calon presiden Amerika Serikat Donald Trump (74) dan Joe Biden (77) yang dinanti-nanti berlangsung ”panas” karena diwarnai interupsi tiada henti dan satu sama lain saling menyerang pribadi. Berbagai sebutan seperti ”badut”, ”rasis”, ”tukang kibul”, ”tidak pintar” dan lain-lain bertaburan sepanjang debat atau selama 90 menit, Selasa (29/9/2020).
Saking banyaknya interupsi, moderator debat pertama capres itu, Chris Wallace, dari stasiun Fox News, sampai kelabakan mengendalikan debat. Trump berulang-ulang tidak mendengarkan Wallace yang mengingatkannya untuk memberikan Biden kesempatan bicara. Kedua capres berbicara langsung dan melontarkan kata-kata hinaan yang membuat keduanya kesulitan membuat pernyataan yang jelas.
Pada satu titik, Biden tak kuasa lagi menahan kejengkelannya pada Trump yang bolak-balik menginterupsi. ”Bisa tutup mulut tidak, Bung? Bukan begitu cara bicara presiden,” kata Biden.
Wallace mencoba menarik perhatian Trump dan sia-sia. Trump mengabaikan batas waktu untuk bicara dan malah berbicara pada Biden. ”Saya pikir negara ini akan menjadi lebih baik jika kita memberi waktu kedua capres untuk berbicara dengan tak banyak interupsi. Saya minta Anda untuk melakukan itu, pak,” kata Wallace.
Langsung gas
Suasana tegang sudah terasa saat keduanya naik panggung. Baru beberapa menit mulai debat, Trump dan Biden sudah pasang gas tinggi, saling serang mulai dari isu pandemi Covid-19, pajak, sistem layanan kesehatan AS, Mahkamah Agung, dan perekonomian.
Trump agresif menyerang Biden sepanjang 90 menit. Ia menuding Partai Demokrat berusaha mencuri pemilihan presiden 3 November mendatang dengan pemungutan suara melalui surat, dan menolak mengecam kelompok supremasi kulit putih.
Biden balik menyerang. ”Anda presiden paling buruk yang pernah ada di AS,” kata Biden jengkel.
Gemas dengan Trump, mantan Wakil Presiden AS Biden menuding Trump bohong. ”Semua yang dia katakan sejauh ini hanya bohong belaka. Semua orang tahu dia pembohong,” ujarnya.
Saking gencarnya menyerang Biden, Trump malah seperti lupa untuk memberikan keyakinan pada rakyat AS bahwa ia capres pilihan terbaik. Penampilan Trump yang sangat agresif ini bisa jadi akan mendapat dukungan dari pendukungnya tetapi mungkin tidak akan bisa menarik pemilih yang kritis terutama perempuan di pinggiran kota yang sudah berpaling dari Trump gara-gara pernyataan Trump yang memecah-belah dan agresif.
Serang pribadi
Sepanjang debat, Biden dua kali menyebut Trump ”badut”. Ia jengkel karena Trump juga menyinggung anak Biden, Hunter, yang sedang berjuang mengatasi kecanduan narkoba. Trump bahkan menyerang Biden dari sisi akademiknya saat kuliah di University of Delaware. Menurut harian the Washington Post, Biden lulus dengan peringkat ke-506 dari 688 mahasiswa.
”Ia ada di urutan terbawah atau hampir paling bawah di kelasnya. Jangan pernah pakai kata-kata pintar dengan saya karena Anda tidak pintar, Joe," kata Trump.
Guru Besar Ilmu Sejarah di Boston College menyesalkan debat presiden yang tidak produktif ini. ”Saya ini guru. Saya tidak akan pernah membiarkan suasana kelas saya berjalan seperti itu,” ujarnya. (REUTERS/AFP/AP)