Pengetatan kebijakan jaga jarak fisik dan wajib tinggal di rumah dilakukan untuk mengantisipasi banyaknya orang yang akan bepergian saat liburan Chuseok.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
SEOUL, SELASA — Pemerintah Korea Selatan memberlakukan skema kebijakan menjaga jarak fisik atau jarak sosial yang lebih ketat menjelang musim liburan Chuseok. Langkah itu dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan akan diberlakukan hingga 11 Oktober 2020. Warga diimbau untuk tetap tinggal di rumah.
Masih terkait Covid-19, kantor berita Korsel, Yonhap, Selasa (29/9/2020), melaporkan, sebuah pengadilan Seoul telah melarang aksi protes massal anti-pemerintah yang sedianya digelar pada akhir pekan ini.
Pengadilan Administratif Seoul menolak permintaan kelompok sipil konservatif yang ingin menggelar aksi protes terhadap pemerintah. Aksi dijadwalkan pada 3 Oktober atau Hari Yayasan Nasional, yang akan diikuti 1.000 orang di pusat kota Seoul.
Sehari sebelumnya, Yonhap menyebutkan, pengetatan kebijakan jaga jarak fisik dan wajib tinggal di rumah dilakukan untuk mengantisipasi banyaknya orang yang akan bepergian saat liburan Chuseok, yang berlangsung sejak Rabu hingga Minggu mendatang.
Di Korsel juga akan ada libur tiga hari, 9-11 Oktober, saat Hari Hangeul yang memperingati abjad Korea.
Untuk memperjelas aturan menjaga jarak fisik itu, pemerintah mengeluarkan panduan khusus yang disebarkan ke segala penjuru negeri.
Salah satu poin yang diatur dalam panduan itu adalah pembatasan lebih dari 50 orang yang berkumpul di dalam ruangan. Pertemuan di luar ruang juga dibatasi maksimal 100 orang.
Kegiatan atau ajang olahraga tetap boleh berlangsung, tetapi tanpa penonton. Sementara tempat-tempat umum seperti rumah mandi umum dan sekolah dengan jumlah murid yang sedikit tetap boleh beroperasi hanya jika dilakukan protokol kesehatan yang ketat, seperti mengenakan masker dan melakukan pencatatan siapa saja yang masuk.
Dalam panduan itu, pemerintah secara spesifik menutup 11 tempat umum yang berisiko tinggi, termasuk kelab, bar, bioskop, dan teater, di wilayah ibu kota Seoul selama dua pekan.
Namun, restoran, kafe, dan toko roti tetap boleh buka hanya dengan menyediakan 20 kursi dan itu pun harus diatur berjarak 1 meter satu sama lain. Jika ruangannya tidak memungkinkan diatur berjarak, harus dipasang semacam pembatas antarmeja.
Adapun tempat-tempat budaya milik pemerintah akan dibuka saat musim liburan dengan ketentuan pembatasan jumlah pengunjung.
Suasana berbeda
Menjelang liburan Chuseok, Rabu hingga Jumat, Moon Haeng-ja (83) mau tak mau harus belajar berkomunikasi melalui telepon video. Musim liburan Chuseok, salah satu dari dua festival terbesar di Korea, kali ini akan terasa berbeda.
Biasanya, jutaan orang akan pulang kampung untuk berkumpul dengan keluarga. Tahun ini, pemerintah mengimbau semua warga untuk tinggal di rumah saja agar tidak tertular Covid-19.
”Biasanya keponakan dan cucu-cucu saya datang menengok saya,” kata Moon yang tinggal sendiri di pedesaan Wanju, Provinsi Jeolla Utara.
Di kampung Moon tidak ditemukan satu pun kasus Covid-19. Masyarakat setempat khawatir anak-anak muda yang datang dari kota-kota besar dan mudik untuk menengok orangtuanya itu akan membawa virus.
Moon termasuk yang khawatir dan memilih untuk reuni secara virtual dengan keluarga kelima anaknya. ”Saya sebenarnya kangen dan kesepian, tetapi harus saya tahan dulu. Harus bisa lewat telepon video dulu,” ujarnya.
Pekerja sosial Kim Hee-sook yang mengajari Moon menggunakan telepon video mengatakan bagi anak muda tidak ada masalah menggunakan teknologi ini, tetapi lain cerita ketika orangtua yang harus melakukannya.
Banyak yang baru pertama kali memanfaatkan teknologi ini. ”Memakai telepon genggam saja buat mereka sulit, apalagi memakai telepon video,” ujarnya.
Kepala Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea Jung Eun-kyeong mengatakan Chuseok termasuk risiko terbesar saat ini. Untuk mencegah orang bepergian, jumlah ketersediaan tiket kereta dibatasi hanya separuh dari jumlah semestinya.
Semua tempat pemakaman yang biasanya digunakan untuk berziarah juga ditutup.
Perdana Menteri Korsel Chung Sye-kyun mengimbau rakyat untuk menghabiskan liburan Chuseok di rumah saja. ”Pakai saja nama saya untuk alasan tidak mudik tahun ini,” ujarnya. (AP)