AS-China sama-sama penting bagi Jepang. AS memberikan dukungan pertahanan, sedangkan China menjadi pasar bagi produk Jepang.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
TOKYO, JEPANG — Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo dijadwalkan segera ke Jepang. Lawatan itu untuk menindaklanjuti percakapan presiden masing-masing dengan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.
Lewat laporan pada Minggu (27/9/2020), NHK menyebut Wang dan Pompeo direncanakan ke Tokyo pada awal Oktober 2020. Wang dipastikan akan menemui Menlu Jepang Toshimitsu Motegi. Sementara rencana pertemuan Wang dengan Suga sedang disusun.
Beijing, Tokyo, dan Washington sama-sama belum mengumumkan jadwal pasti lawatan itu. Kementerian Luar Negeri AS hanya mengumumkan lawatan Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional Jepang Shigeru Kitamura. Pompeo bertemu Kitamura di Washington bersamaan dengan percakapan via telepon antara Suga dan Xi.
Informasi soal lawatan Wang dan Pompeo mengemuka selepas Suga menelepon Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Suga menelepon Trump pada Minggu (20/9/2020). Sementara Xi ditelepon Suga pada Jumat (25/9/2020). Xi ditelepon setelah Suga menghubungi Trump lalu PM Inggris Boris Johnson.
AS dan China sama-sama penting bagi Jepang. Washington menjadi tulang punggung pertahahan Jepang di tengah peningkatan ketegangan kawasan. Di sisi lain, meski kerap diajak Washington memusuhi Beijing, Jepang membutuhkan pasar China yang besar untuk kepentingan ekonominya.
Kesejahteraan Asia
Dalam percakapan telepon mereka, Xi mengingatkan Suga untuk mengutamakan kepentingan Asia. Sebagaimana dilaporkan Xinhua, Xi menekankan bahwa Jepang dan China harus bekerja sama menghadapi aneka tantangan global serta memberikan sumbangan positif pada pembangunan dan kesejahteraan Asia.
Xi juga mengatakan sangat ingin meningkatkan kerja sama Beijing-Tokyo. Beijing siap bekerja sama dengan pemerintahan Suga dalam menangani sejumlah masalah sensitif di antara kedua negara. Beijing akan mendorong peningkatan kepercayaan China-Jepang, meningkatkan kerja sama saling menguntungkan, serta mendorong hubungan warga masing-masing.
Peningkatan kesamaan kepentingan di antara China-Jepang sangat penting dalam hubungan kedua negara. Di tengah pandemi Covid-19, semua bangsa ingin mengalahkan pandemi itu, menstabilkan perekonomian, dan menjaga nyawa warga.
Xi berharap hubungan dagang China-Jepang tetap terjaga. Rantai pasok, pasar, dan iklim investasi kedua negara diharapkan tetap lancar dan mendukung bisnis Beijing-Tokyo.
Xi mengajak Suga mendorong multilateralisme, serta menegakkan peraturan dan norma hukum internasional dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai pusatnya. Beijing-Tokyo didorong meningkatkan komunikasi, kerja sama, koordinasi dalam mekanisme multilateral dan organisasi kawasan.
Sementara kepada Xi, Suga mengatakan bahwa Jepang siap bekerja sama lebih erat dengan China meski ada beberapa perbedaan mencolok di antara Beijing dan Tokyo. ”Hubungan stabil di antara Jepang dan China sangat penting tidak hanya bagi kedua negara melainkan juga untuk kawasan dan komunitas internasional. Kita semua bertanggung jawab untuk ini,” ujarnya seraya menekankan ia dan Xi setuju bekerja sama lebih erat.
Suga juga menyatakan keprihatian Tokyo atas perkembangan di Laut China Timur dan Hong Kong. Xi dan Suga akan membahas lebih lanjut isu-isu itu dan masalah lain dalam hubungan kedua negara di masa mendatang.
Dalam percakapan 30 menit itu tidak dibahas rencana lawatan Xi ke Jepang. Awalnya, Xi akan membalas lawatan PM Jepang periode 2012-2020, Shinzo Abe pada 2020. Abe melawat ke China pada 2019 dan bertemu Xi di Chengdu. Pandemi membuat rencana lawatan Xi ditunda sampai waktu yang belum ditentukan. Percakapan Suga-Xi terjadi di tengah peningkatan ketegangan AS-China. Beijing-Tokyo juga bersengketa soal pulau yang disebut Senkaku oleh Jepang dan Diaoyu oleh China. (REUTERS)