Krisis akibat pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia diprakirakan akan berlangsung lebih lama. Sejumlah negara akan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
WASHINGTON, RABU — Krisis akibat pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia ternyata berlangsung lebih lama dari prakiraan. Banyak negara yang akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa memulihkan perekonomian mereka.
Hal ini dikemukakan Wakil Direktur Pelaksana Pertama di Dana Moneter Internasional (IMF) Geoffrey Okamoto, Rabu (23/9/2020).
Untuk membantu sejumlah negara menghadapi krisis, sejak awal krisis IMF telah menyediakan sekitar 90 miliar dollar AS bantuan keuangan bagi 79 negara, 20 negara di antaranya Amerika Latin. ”Sampai sekarang IMF masih bekerja sama dengan negara-negara anggota IMF menangani pandemi dan memitigasi dampak ekonominya,” kata Okamoto pada acara diskusi daring yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Strategi dan Internasional.
IMF, lanjut Okamoto, berusaha untuk mempertahankan kekuatan finansial banyak negara yang akan membutuhkan bantuan. Amerika Latin dan Karibia termasuk kawasan yang perekonomiannya paling parah terdampak Covid-19. Di dua kawasan itu, jumlah kasus Covid-19 mencapai 8,4 juta orang dan sekitar 314.000 orang di antaranya tewas.
Saat ini, sejumlah pejabat IMF juga sedang berbicara dengan G-20 atau kelompok 20 negara dengan perekonomian yang kuat untuk membahas perpanjangan penundaan pembayaran utang bilateral negara-negara berpenghasilan rendah dalam skema Penangguhan Layanan Utang (Debt Service Suspension Initiative/DSSI). Mereka juga membicarakan cara mendorong partisipasi sektor swasta.
Inisiatif G-20 itu disetujui April lalu dan akan berakhir akhir tahun ini. Namun, para ahli dan pejabat pemerintah sejumlah negara meminta agar ada perpanjangan kebijakan hingga 2021. Keputusan mengenai DSSI kemungkinan akan ada beberapa bulan ke depan.
Masalah ini kemungkinan akan dibahas para menteri keuangan negara-negara maju yang tergabung dalam Kelompok Tujuh yang akan bertemu pada Jumat. Sebelumnya, Agustus lalu, mereka sepakat mempertimbangkan perpanjangan DSSI.
PBB mendesak G-20 memperluas upaya mereka untuk memasukkan negara-negara berpenghasilan menengah dan negara-negara kepulauan yang perekonomiannya goyang karena sektor pariwisata terhenti.
Okamoto mengatakan, isu keberlanjutan utang menjadi prioritas IMF mengingat banyaknya negara di Amerika Latin yang sudah kesulitan uang jauh sebelum ada pandemi Covid-19. Kini, kondisinya semakin parah. DSSI memberikan IMF lebih banyak waktu untuk mempertimbangkan pemberian utang bagi negara-negara itu. ”Krisis ini lebih lama daripada prakiraan kami. Ini akan sedikit mengubah dinamika rencana jangka panjang,” ujarnya.
IMF masih berusaha meminta negara-negara kaya untuk mendanai program pinjaman khusus bagi negara-negara miskin. Pemegang saham terbesar di IMF, Amerika Serikat, pernah menunjukkan keinginan untuk berkontribusi, tetapi sejauh ini belum ada dana sedikit pun untuk program itu. (REUTERS)