ASEAN bertekad terus meningkatkan kapasitas dalam manajemen kebencanaan.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN bertekad terus meningkatkan kapasitas dalam manajemen kebencanaan. Standar-standar di tingkat ASEAN dan sertifikasi bagi para pakar di bidang manajemen kebencanaan diharapkan menjadi petunjuk sekaligus pembanding proses itu.
Sekretaris ASEAN Dato Lim Jock Hoi mengatakan, ASEAN diharapkan dapat menjadi pemain global dalam sistem manajemen dan respons atas bencana pada 2025. Hal itu dapat dilakukan, antara lain, dengan meningkatkan kerja sama ASEAN dengan para mitranya.
Peningkatan kapasitas dalam manajemen kebencanaan diharapkan tetap sejalan dengan nilai-nilai yang dihidupi ASEAN.
Pernyataan itu disampaikan Dato Lim Jock Hoi dalam sambutan peluncuran ASEAN Standards and Certification for Experts in Disaster Management (ASCEND) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Kegiatan itu digelar oleh ASEAN Coordinating Centre For Humanitarian Assistance (AHA Center). ASCEND didanai oleh Pemerintah Korea Selatan melalui Dana Kerja Sama ASEAN-Korea (AKCF).
”Kami menyambut baik kerja sama dan upaya ASEAN bersama Korsel dalam menjalin hubungan orang per orang. Semoga kerja sama ini terus berlanjut dan dapat ditingkatkan,” kata Dato Lim.
Meningkatnya jumlah dan skala bencana alam di seluruh wilayah memerlukan kebutuhan mendesak untuk memperkuat pengaturan regional yang ada untuk bantuan bencana dan tanggap darurat. Melalui ASEAN Committee on Disaster Management (ACDM), ASEAN telah merespons dengan membentuk mekanisme untuk lebih menyempurnakan sistem penanggulangan bencana.
Permintaan akan respons yang lebih cepat dan efektif serta tenaga ahli yang lebih siap dan terlatih di ASEAN dinilai terus meningkat. Keberadaan ASCEND adalah jawaban dari kondisi itu.
Permintaan akan respons yang lebih cepat dan efektif serta tenaga ahli yang lebih siap dan terlatih di ASEAN dinilai terus meningkat. Keberadaan ASCEND adalah jawaban dari kondisi itu.
Duta Besar Korsel untuk ASEAN Ling Sung-nam mengatakan, pengalaman dan keahlian Korsel dalam manajemen kebencanaan diharapkan dapat mewujud dalam kerja sama dengan para anggota ASEAN. Korsel sendiri menargetkan diri dapat menjadi pemimpin global dalam bidang manajemen kebencanaan pada tahun 2025 melalui sistem manajemen kebencanaan yang berbasis pada optimalisasi teknologi informasi.
”Efektivitas (kerja sama) bisa saja bakal jadi pengalaman yang panjang. Harapannya Korsel dan ASEAN dapat mewujudkan kerja sama orang per orang dengan semangat saling menguntungkan,” kata Ling.
Merujuk pada laman AKCF, dana yang dialokasikan bagi ASCEND senilai 3,35 juta dollar AS pada tahun ini. Jangka waktu proyek adalah tiga tahun yang akan mencakup periode percontohan penerapan Kerangka dan Peta Jalan ASCEND bekerja sama dengan Badan Pemadam Kebakaran Nasional Korea (KNFA) Korsel.
Percontohan itu dinilai penting untuk pengembangan ASCEND. Selama periode ini AHA Centre akan fokus pada penerapan kerangka ASCEND di negara-negara ASEAN yang teridentifikasi dan dipilih secara sukarela.
Adapun tujuan keberadaan ASCEND mencakup beberapa hal, antara lain meningkatkan kapasitas negara-negara ASEAN dalam implementasi ASCEND. Anggota-anggota ASEAN diharapkan mampu menetapkan standar pelatihan dan kompetensi yang diakui secara regional yang mencakup 10 profesi dalam manajemen bencana. ASCEND juga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas AHA Centre dalam fungsinya sebagai sekretariat ASCEND.
ASCEND merupakan bagian dari Program Kerja ASEAN Agreement on Disaster Management and Emergency Response (AADMER) 2016-2020. Salah satu prioritas utamanya berada di bawah salah satu komponen Program Prioritas 8 (LEAD). Bunyinya adalah membangun profesionalisme dalam penanggulangan bencana melalui standardisasi dan sertifikasi.
Hal itu diharapkan dapat berkontribusi pada realisasi tujuan ASEAN untuk menjadi pemimpin global dalam penanggulangan bencana pada tahun 2025, sebagaimana tertuang dalam Visi ASEAN 2025 tentang Penanggulangan Bencana.