India Buka Taj Mahal meski Kasus Korona Terus Bertambah
Tempat wisata utama India, Taj Mahal, mulai dibuka lagi secara terbatas pada awal pekan ini. Pemerintah India bergeming dengan keputusan tersebut meski jumlah kasus Covid-19 terus bertambah. Masalah ekonomi jadi alasan.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
NEW DELHI, SENIN — Pemerintah India pada Senin (21/9/2020) ini kembali membuka tujuan wisata utamanya, kompleks Taj Mahal, di Agra, di tengah kekhawatiran publik atas peningkatan kasus Covid-19. Jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di negara itu telah menembus 5 juta kasus pada tengah pekan lalu. Kasus Covid-19 di India diperkirakan bisa melampaui kasus di Amerika Serikat dalam waktu relatif tidak lama lagi.
India berpenduduk sekitar 1,3 miliar orang. Beberapa kota di negara itu juga adalah kawasan paling padat di dunia. Per awal pekan ini, jumlah terkonfirmasi Covid-19 di India telah menembus 5,4 juta kasus. Sekitar 100.000 infeksi baru dan lebih dari 1.000 kematian dilaporkan setiap hari. Adapun jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di AS hingga akhir pekan lalu mencapai 6,83 juta kasus.
Pemerintah India memilih menerapkan penutupan wilayah secara ketat pada Maret lalu. Pilihan itu rupanya ikut berefek bagi perekonomian. Puluhan juta orang di India harus mengalami pemutusan hubungan kerja baik secara permanen maupun sementara. Perdana Menteri Narendra Modi lalu memilih melakukan bauran kebijakan dengan harapan dapat mengurangi tekanan di bidang kesehatan dan ekonomi sekaligus.
Secara bertahap, pemerintah membuka kembali simpul-simpul perekonomian dengan harapan agar ekonomi negara itu kembali berputar. Pembatasan pada moda-moda transportasi dikurangi. Rute-rute kereta api dibuka, penerbangan domestik juga diizinkan. Pasar dan restoran juga mulai dibuka. Perkembangan terbaru bahwa mulai awal pekan ini, Taj Mahal dibuka dan dapat dikunjungi wisatawan kembali.
Taj Mahal, sebuah kompleks makam di Agra, terletak sekitar 210 kilometer di selatan New Delhi. Taj Mahal adalah tempat wisata paling populer di India. Rata-rata kawasan itu dikunjungi 7 juta wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, setiap tahun. Kompleks itu ditutup sejak Maret lalu sebagai bagian dari penguncian wilayah guna mencegah penularan Covid-19 di India.
Rata-rata kawasan itu dikunjungi 7 juta wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, setiap tahun. Kompleks itu ditutup sejak Maret lalu sebagai bagian dari penguncian wilayah India.
Para pejabat India mengatakan, aturan jarak sosial yang ketat telah diberlakukan terkait pembukaan Taj Mahal itu. Jumlah pengunjung harian pun dibatasi maksimal 5.000 orang. Jumlah itu adalah seperempat dari tingkat normal. Tiket masuk pun hanya bisa dibeli secara daring.
”Begitu banyak orang kehilangan pekerjaan selama penguncian wilayah. Orang-orang sangat menderita, dan inilah saatnya negara terbuka sepenuhnya,” kata Ayub Sheikh (35), yang mengaku sebagai seorang manajer sebuah bank.
Ia datang berkunjung ke Taj Mahal bersama istri dan anak perempuannya. Ia melihat tidak ada warga yang sekarat yang dilihatnya. Meski yakin pandemi Covid-19 tidak segera berakhir, ia dan warga harus terbiasa dengan kondisi itu.
Kasus melonjak
Data menunjukkan, kasus-kasus terkonfirmasi Covid-19 melonjak di kawasan-kawasan pedesaan. Namun, panduan pemerintah untuk menghindari penularan virus korona tipe lebih sering diabaikan daripada ditaati.
”Saya pikir, tidak hanya di India, tetapi di seluruh dunia kelelahan dengan tindakan ekstrem yang diambil untuk membatasi pertumbuhan virus korona mulai terjadi,” kata Gautam Menon, profesor fisika dan biologi di Universitas Ashoka. Ia memprediksi penularan Covid-19 akan terus meningkat di India seiring pembukaan wilayah-wilayah itu.
Banyak ahli mengatakan, meskipun India menguji lebih dari 1 juta orang per hari, jumlahnya masih belum cukup. Jumlah kasus Covid-19 sebenarnya diduga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang dilaporkan secara resmi.
Hal yang sama berlaku untuk jumlah kematian. Jumlah kematian warga akibat Covid-19 saat ini mencapai lebih dari 86.000. Namun, banyak kematian itu tidak dicatat dengan benar, sesuatu yang di masa normal juga berlaku. India adalah salah satu negara dengan sistem pendanaan terburuk di dunia.
Kritik kebijakan
Keputusan Pemerintah India untuk membuka simpul-simpul ekonomi mendapat tentangan sejumlah pihak. Kehidupan perekonomian meski tertekan dinilai bisa semakin parah jika jumlah kasus Covid-19 terus bertambah. Ekonomi India terkontraksi hingga 25 persen pada triwulan II-2020.
”Kasus masih meningkat pesat. Saya tidak tahu bagaimana kita dapat membuka kembali institusi pendidikan sekarang,” kata Menteri Pendidikan Negara Bagian Benggala Barat, Partha Chatterjee.
Pernyataan itu menyangkut rencana pembukaan sekolah-sekolah pada awal pekan ini. Sekolah-sekolah secara sukarela diminta dibuka, khususnya bagi siswa berusia 14-17 tahun. Namun, banyak negara bagian India, seperti Maharashtra dan Gujarat, mengatakan bahwa rencana itu masih terlalu dini.
Di tempat lain, sejumlah penyelenggara sekolah memilih menolak kebijakan itu. Banyak orang tua pun khawatir mengirim anak-anak mereka ke sekolah. ”Saya lebih memilih anak saya kehilangan waktu satu tahun akademisnya karena tidak pergi ke sekolah daripada mengambil risiko untuk mengirimnya ke sekolah,” kata Nupur Bhattacharya, ibu dari seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun, di Bangalore. (AFP)