Presiden AS Donald Trump merestui kerja sama operasional dua perusahaan AS, Oracle dan Walmart, dengan ByteDance untuk mengelola aplikasi video TikTok di wilayah AS. Isu keamanan data yang dipersoalkan AS terselesaikan
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
WASHINGTON, MINGGU — Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendukung kerja sama perusahaan teknologi AS, Oracle, yang akan bermitra dengan perusahaan teknologi ByteDance untuk mengelola aplikasi TikTok di negaranya. Kesepakatan kerja sama itu membuat Pemerintah AS menunda melarang keberadaan aplikasi TikTok di beberapa toko aplikasi (Apps Store) platform digital milik Apple ataupun Google (Android).
Kesepakatan tersebut juga memasukkan Walmart sebagai mitra komersial dan akan membuat perusahaan baru AS bernama TikTok Global. Tidak ada penjelasan detail mengenai berapa jumlah dana yang disuntikkan Oracle dan Walmart ke dalam perusahaan yang memiliki nilai valuasi 50 miliar dollar AS atau sekitar Rp 739 triliun ini.
”Saya pikir itu akan menjadi kesepakatan yang fantastis. Saya merestui kerja sama itu. Jika mereka menyelesaikannya, itu bagus, jika tidak, tidak apa-apa juga,” kata Trump, Sabtu (19/9/2020) waktu AS atau Minggu pagi WIB.
Dalam pengumuman pada laman perusahaan ByteDance, perusahaan induk TikTok di China, Sabtu (19/9/2020), menyatakan bahwa kerja sama dengan Oracle dan Walmart akan mengakhiri masalah keamanan data yang dipermasalahkan Pemerintah AS dan berujung pada semakin panasnya hubungan diplomatik antara AS dan China.
”Kami senang bahwa proposal TikTok, Oracle, dan Walmart akan menyelesaikan masalah keamanan Pemerintah AS dan menyelesaikan pertanyaan seputar masa depan TikTok di AS,” kata penyataaan resmi ByteDance di akun media sosial Twitter mereka.
ByteDance juga mengonfirmasi kesepakatan itu dengan menyatakan mereka akan secepat mungkin menyelesaikan kesepakatan itu sesuai dengan hukum yang berlaku di kedua negara, AS dan China.
Kesepakatan tersebut sedikit melegakan bagi sekitar 100 juta pengguna aplikasi TikTok di AS. Departemen Perdagangan AS juga telah mengumumkan penundaan larangan bagi para pengguna untuk mengunduh aplikasi ini hingga 27 September mendatang karena ada perkembangan positif ini.
Selama beberapa bulan terakhir, hubungan AS-China menegang terkait dengan beberapa masalah, mulai dari pandemi Covid-19, hubungan dagang, masalah Hong Kong dan Taiwan, hingga masalah keamanan data pengguna aplikasi TikTok. Trump menuding Pemerintah China menggunakan perusahaan teknologinya, termasuk ByteDance, mengumpulkan data penggunanya dari seluruh dunia, termasuk data pengguna dari AS. Namun, hingga sekarang Pemerintah AS tak pernah memberikan bukti apa pun terkait dengan tuduhannya itu.
Untuk menekan operasi ByteDance dan aplikasinya di AS, Trump sempat memberi tenggat waktu hingga 20 September untuk menyerahkan operasional TikTok di AS ke perusahaan Amerika. Tidak hanya menekan ByteDance, Jumat (18/9/2020) lalu, Pemerintah AS juga telah melarang beroperasinya aplikasi pengiriman pesan WeChat di AS.
Oracle selama ini dikenal sebagai salah satu perusahaan teknologi yang memfokuskan diri pada komputasi awan (cloud computing). Sementara Walmart selama ini dikenal sebagai perusahaan ritel. Perusahaan ini juga mengembangkan beberapa produk gaya hidup, mulai dari furnitur, barang-barang seni, hingga pakaian.
Kerja sama operasional
Laman harian The New York Times melaporkan, ByteDance dan beberapa mitranya yang selama ini bekerja sama untuk mengoperasikan aplikasi ini di AS, yaitu General Atlantic, Coatue Management, dan Sequoia Capital (semuanya berbasis di AS), akan mentransfer sebagian kendali ekuitas mereka ke TikTok Global. TikTok Global nantinya akan menjadi perusahaan patungan antara ByteDance, Oracle, dan Walmart yang akan berkantor di Texas.
Dua orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan, ByteDance akan memegang 80 persen saham TikTok Global. Namun, karena ByteDance sebagian sahamnya dimiliki oleh investor non-China, investor tersebut akan menjadi pemilik tidak langsung dari TikTok Global. Meningkatkan kepemilikan saham perusahaan-perusaah AS di TikTok Global memungkinkan pemerintahan Trump mengklaim bahwa pemegang saham mayoritas perusahaan tersebut adalah orang Amerika Serikat.
Komposisi saham perusahaan AS, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, nantinya akan menjadi 53 persen, termasuk 20 persen di antaranya adalah saham yang dipegang oleh Oracle, Walmart, serta perusahaan-perusahaan AS yang sudah ada di ByteDance. Sisanya akan dimiliki oleh para investor Eropa dan pendiri ByteDance, Zhang Yiming, serta para karyawannya senilai 36 persen.
Monica Crowley, juru bicara Departemen Keuangan, mengatakan bahwa Presiden Trump telah meninjau kesepakatan tersebut, tetapi persetujuan resmi pemerintah masih menunggu.
Dengan kerja sama ini, nantinya Oracle akan bertanggung jawab untuk menampung semua data pengguna AS dan keamanan sistem komputer terkait. Sementara Walmart akan memasok penjualan daring, manajemen pesanan, dan layanan pembayarannya. (AFP/REUTERS)