Warga Dunia Kelaparan, WFP Serukan Miliarder Bantu Program Bantuan Pangan
Warga dunia yang membutuhkan bantuan pangan tahun 2020 melonjak hingga 42 persen, dari sebelumnya 97 juta orang menjadi 138 juta orang hingga pertengahan tahun ini, dan diperkirakan menjadi 270 juta orang di akhir tahun.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
ROMA, JUMAT — Sebanyak 30 juta warga dunia dalam kondisi kelaparan akut dan dikhawatirkan meninggal dunia apabila tidak mendapat pertolongan segera berupa pasokan bahan pangan. Para miliarder diserukan menyisihkan kekayaannya dan membantu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyelamatkan jutaan orang di seluruh dunia.
Kepala Program Pangan PBB (WFP) David Beasley mengatakan, secara global terdapat 270 juta orang berada di ambang kelaparan. WFP berharap bisa menangani sekitar 138 juta orang di antaranya hingga akhir tahun ini. "Kami membutuhkan 4,9 miliar dollar (sekitar Rp 72 triliun) untuk memberi makan sekitar 30 juta orang yang akan meninggal tanpa bantuan WFP selama satu tahun,” kata Beasley, Kamis (17/9/2020).
Mantan gubernur Negara Bagian California, Amerika Serikat, itu mengatakan bahwa dirinya mengetuk pintu hati para miliarder dunia untuk mengulurkan tangan dan memberikan bantuan kepada warga dunia yang sekarat. Pandemi Covid-19 menambah berat kondisi warga yang sebelumnya sudah menderita akibat kekurangan bahan pangan.
”Sudah waktunya bagi mereka yang memiliki kemampuan paling banyak untuk melangkah, untuk membantu mereka yang memiliki sedikit waktu dalam waktu yang luar biasa dalam sejarah dunia ini,” kata Beasley.
Laman WFP memaparkan, jumlah warga dunia yang membutuhkan bantuan bahan pangan tahun 2020 ini melonjak hingga 42 persen, dari sebelumnya 97 juta orang menjadi 138 juta orang hingga pertengahan tahun ini. Dalam prediksi WFP, angka ini masih bisa meningkat menjadi 270 juta orang hingga akhir tahun.
Direktur Kedaruratan WFP Margot van der Velden mengkhawatirkan angka ini belum merupakan angka puncak. Bila kondisi pandemi terus berlangsung, terdapat kemungkinan angka ini akan terus bertambah. ”Kami mendapat permintaan dari sejumlah pemerintah, dan hal itu terus bertambah,” kata Van der Velden.
Sebelumnya, dua kawasan, yaitu Timur Tengah dan Afrika, menjadi kawasan dengan tingkat kerentanan kelaparan yang tinggi. Namun, menurut Van der Velden, kini kawasan Amerika Latin menjadi salah satu kawasan yang mendapat perhatian mereka. Kombinasi permasalahan iklim, tekanan ekonomi, konflik, dan migrasi membuat kondisi warga kawasan itu menjadi semakin memprihatinkan.
Menurut laporan yang diterbitkan Institute of Policy Studies pada Juni lalu, kekayaan gabungan miliarder Amerika melonjak lebih dari 19 persen atau setengah triliun dollar AS sejak pandemi Covid-19 yang telah menghancurkan ekonomi dunia serta membuat jutaan orang menganggur. Selama 11 pekan, terhitung sejak 18 Maret, kekayaan Jeff Bezos, pendiri Amazon, melonjak sekitar 36,2 miliar dollar. Kekayaan dua miliarder lainnya, Mark Zuckerberg (pendiri Facebook) dan Elon Musk (CEO Tesla Inc.), masing-masing secara berurutan naik 30,1 miliar dollar dan 14,1 miliar dollar.
Beasley menyatakan, dirinya tidak menentang orang yang bekerja keras dan mampu meningkatkan kekayaannya. Namun, umat manusia sedang menghadapi krisis terbesar yang pernah kita lihat dalam hidup kita. Dunia membutuhkan Anda sekarang, dan inilah waktunya untuk melakukan hal yang baik dan benar,” kata Beasley. (REUTERS)