Pembangunan Hijau Jadi Fokus Pemulihan Ekonomi Pascapandemi
Lewat kemitraan lebih dari 40 tahun, UE-Indonesia telah membuat kemajuan besar dalam menangani prioritas bersama dan tantangan global. Kerja sama itu termasuk mengatasi krisis kesehatan ini dan mengatasi perubahan iklim.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia bertekad menerapkan model pembangunan hijau dalam tiap upaya pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. Melalui pendekatan solidaritas dan kerja sama, Uni Eropa berjanji meningkatkan kemitraan dan mendukung tekad Pemerintah Indonesia itu.
Penegasan itu disampaikan perwakilan Pemerintah RI bersama otoritas Uni Eropa dalam peluncuran laporan Publikasi Kerja Sama UE-Indonesia 2020 di Jakarta, Kamis (17/9/2020). Peluncuran itu dilakukan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa bersama Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket.
Publikasi tersebut merangkum upaya memajukan pembangunan berkelanjutan hingga mitigasi efek perubahan iklim. Di samping itu, pencapaian program-program pembangunan di Indonesia yang didukung UE serta para negara anggotanya juga disorot dalam publikasi itu.
”UE membawa pengaruh yang baik dalam kerja sama dengan RI dalam beberapa tahun terakhir di berbagai bidang. Kemitraan itu tetap berlangsung juga di masa pandemi Covid-19 lewat aneka asistensi dan bantuan,” kata Suharso. ”Kerja sama secara bilateral dan multilateral diharapkan terus meningkat.”
Lewat kemitraan yang telah berlangsung selama lebih dari 40 tahun, UE dan Indonesia telah membuat kemajuan besar dalam menangani prioritas bersama dan tantangan global. Kerja sama itu termasuk mengatasi krisis kesehatan saat ini dan mengatasi perubahan iklim. Kerja sama itu mendukung pertumbuhan ekonomi, sistem kesehatan, pendidikan, inklusi sosial, dan perlindungan lingkungan di Indonesia.
Menanggapi tantangan kesehatan global, UE dan negara anggotanya baru-baru ini meluncurkan paket ”Tim Eropa” untuk mendukung respons Indonesia terhadap pandemi Covid-19. Dana dengan total nilai 200 juta euro atau setara dengan Rp 3,4 triliun telah dialokasikan untuk memasok alat pelindung kesehatan, bekerja sama dengan masyarakat sipil dan kelompok rentan, dan investasi untuk memperkuat sektor kesehatan. Ke depan, kerja sama dengan Indonesia akan mencakup metode inovatif untuk mendanai transisi hijau, pembangunan perkotaan, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
”Pandemi Covid-19 adalah sebuah guncangan sosial dan ekonomi secara tiba-tiba dan terbesar dari generasi kita, yang memengaruhi semua masyarakat secara global. Sebagai Tim Eropa, UE dan negara anggotanya bertekad bekerja sama dengan Indonesia dalam menghadapi krisis ini. Melalui upaya bersama, kita dapat mengatasi krisis kesehatan dan memastikan pemulihan yang hijau dan berkelanjutan,” kata Piket.
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Arifin Rudiyanto mengatakan, pandemi Covid-19 tidak boleh menghentikan semangat kemitraan kedua pihak. Ia menyebutkan bahwa kesehatan umum adalah bagian yang harus menjadi perhatian utama dalam pemulihan pascapandemi. Indonesia akan menggunakan pendekatan pembangunan yang lebih ramah lingkungan.
”Kami janji tidak akan melakukan kesalahan yang sama lagi karena bagaimanapun sumber daya alam terbatas. Kami akan menyeimbangkan aspek-aspek ekonomi dengan sosial dan lingkungan,” katanya.
Pembangunan berkelanjutan, menurut Arifin, diharapkan dapat menjadi solusi bagi perekonomian. Jutaan lapangan kerja diharapkan tercipta dengan model pembangunan itu. Pemerintah RI bertekad menjalankan pembangunan yang rendah karbon. ”Pendanaan hijau juga menjadi salah satu hal yang diharapkan memaksimalkan pembangunan hijau. Pandemi jadi masa bersama untuk RI-UE meningkatkan kesepahaman-kesepahaman,” ujarnya.
Piket dalam publikasi laporan itu menyatakan, banyak proyek kerja sama UE mendukung Indonesia dalam jangka panjang. Sorotan baru-baru ini termasuk keberhasilan penyelesaian proyek berkelanjutan, mendukung reformasi sektor peradilan, dan memberi manfaat bagi 6.000 personel pengadilan di seluruh Indonesia.
Pada tahun 2019 juga diluncurkan program ARISE, sebuah inisiatif yang memberikan peningkatan kapasitas kepada Pemerintah Indonesia. Melalui program itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dibantu memenuhi aturan dan standar perdagangan internasional, termasuk dengan UE. Selain itu, setiap tahun, lebih dari 1.600 pelajar dan penerima beasiswa Indonesia memperoleh beasiswa yang didanai melalui program Erasmus dan negara anggota UE.
”Banyak proyek UE menyasar topik-topik keberlanjutan dan bertujuan membangun kapasitas di Indonesia. Proyek-proyek baru akan fokus pada metode-metode inovasi untuk membiayai proses transisi hijau, pembangunan masyarakat perkotaan, dan manajemen sumber daya alam yang berkelanjutan,” kata Piket.