Uni Eropa Ingin Melepaskan Ketergantungan dari AS dan China
Sebagai salah satu blok kekuatan ekonomi di dunia, Uni Eropa ingin bersikap lebih independen dan tidak terlalu bergantung pada negara adidaya.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·2 menit baca
BRUSSELS, KAMIS — Para pemimpin Uni Eropa meminta pimpinan eksekutif UE untuk lebih independen dan mengurangi ketergantungan kepada China dan Amerika Serikat dalam banyak hal.
Hal itu tertuang dalam rancangan kesimpulan pertemuan tingkat tinggi pada 24-25 September mendatang. Dalam rancangan itu, para pemimpin negara UE ingin industri di Eropa lebih kompetitif secara global serta bisa meningkatkan kemandirian dan ketangguhannya.
UE telah menetapkan teknologi digital dan ramah lingkungan sebagai prioritas dan digarisbawahi oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam pidatonya, Rabu kemarin. Itu sebabnya UE ingin mendanai transformasi menuju teknologi digital dan ramah lingkungan itu menggunakan dana 750 miliar euro untuk memulai ekonomi pascapandemi.
Rancangan kesimpulan yang masih bisa berubah itu memperlihatkan para pemimpin UE akan menjadikan European Battery Alliance, the Internet of Things, dan Clean Hydrogen Alliance sebagai fokus proyek UE.
Mereka juga menyerukan pembangunan aliansi industri yang baru, termasuk pada bahan mentah, prosesor mikro, jaringan telekomunikasi, industri rendah karbon, dan Industrial Clouds and Platforms.
Para pemimpin itu juga mendeklarasikan keinginannya untuk ”mendapat porsi signifikan” dari paket stimulus 1,8 triliun euro untuk investasi dalam superkomputer, komputasi kuantum, blockchain, kecerdasan buatan, mikroprosesor, jaringan 5G, atau perlindungan siber keamanan komunikasi dalam tujuh tahun ke depan.
Dalam pidato kenegaraan tahunan pertamanya, Ursula juga menyampaikan, pandemi Covid-19 telah memperlihatkan perlunya kerja sama kesehatan yang lebih kuat dan menjanjikan adanya institusi penelitian medis dan pertemuan tingkat tinggi global. Ursula menekankan bahwa masyarakat ”masih menderita.”
”Bagi saya, sangat jelas, kita perlu membangun kesehatan UE yang lebih kuat,” ujarnya. ”Kita perlu memperkuat manajemen dan kesiapsiagaan dalam menghadapi krisis kesehatan lintas batas.”
Oleh karena itu, Ursula menjanjikan penguatan Badan Pengobatan Eropa dan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa. Ia juga mengumumkan dibentuknya lembaga baru di bidang penelitian dan pengembangan biomedis lanjut (BARDA).
Selain itu, Ursula juga akan bekerja sama dengan Italia selama menjadi Ketua G-20 untuk mengadakan pertemuan tingkat tinggi kesehatan global tahun depan sebagai forum saling berbagi pembelajaran dalam menangani krisis Covid-19.
”Ini akan memperlihatkan kepada penduduk Eropa bahwa kesatuan kita hadir untuk melindungi semua,” kata Ursula.
Meski UE telah mencoba mengoordinasi respons terhadap pandemi negara-negara anggotanya, kebijakan kesehatan tetap menjadi urusan setiap negara anggota UE. Kebijakan karantina wilayah dan penutupan perbatasan menjadi sangat bervariasi.
Ursula juga memperingatkan negara-negara untuk tidak egois terkait vaksin. ”Nasionalisme vaksin membahayakan nyawa. Kerja sama vaksin menyelamatkan nyawa,” ujarnya. Ia juga ingin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) direformasi dan diperkuat agar lebih siap menghadapi pandemi di masa depan. (REUTERS/AFP)