China-UE menggelar KTT di tengah peningkatan tekanan AS pada China. Perdagangan UE-China bernilai 2,2 miliar dollar AS per hari. Meski UE-China ingin kerja sama, UE menyebut relasi mereka sebagai persaingan sistematis.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
BEIJING, SELASA — China dan Uni Eropa menunjukkan keinginan untuk bebas dari tekanan Amerika Serikat. Mitra dagang dengan nilai transaksi lebih dari 2 miliar dollar AS per hari itu menunjukkan keinginan itu dalam pertemuan para pemimpin tertinggi mereka melalui telekonferensi video, Senin (14/9/2020).
Presiden China Xi Jinping berdialog dengan Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, dan Kanselir Jerman Angela Merkel lewat telekonferensi video. Merkel hadir karena Jerman kini menjadi ketua bergilir Uni Eropa.
Sebelum konferensi tingkat tinggi (KTT) virtual kemarin, Xi juga berbicara dengan Von der Leyen dan Michel lewat telekonferensi video pada 22 Juni 2020. Selain itu, para menteri dan pejabat pelaksana dari China dan UE bolak-balik berinteraksi dalam beberapa bulan terakhir. Menteri Luar Negeri China Wang Yi malah menyambangi Eropa beberapa hari sebelum kemarin Xi berbicara dengan para pemimpin Eropa.
Merkel mengatakan amat senang dengan dialog kemarin. ”Kerja sama dengan China harus didasarkan pada kompetisi yang adil dan berimbal balik. Kedua belah pihak mengakui pentingnya multilateralisme dan peraturan,” ujarnya selepas KTT virtual itu, sebagaimana dikutip Euronews.
Direktur Kajian UE di China Institute of International Studies, Cui Hongjian, menyebut, China-UE adalah korban unilateralisme AS. ”Pertemuan itu amat penting di tengah upaya pemberangusan Washington terhadap Beijing dan pemilu presiden AS semakin dekat. Pertemuan menunjukkan China dan Eropa berusaha bebas dari tekanan AS, membentuk hubungan China-Eropa menurut pandangan dan kepentingan sendiri,” ujarnya kepada Global Times.
Pentingnya hubungan Beijing-Brussels digambarkan antara lain oleh fakta bahwa nilai rata-rata perdagangan China-UE mencapai 2,2 miliar dollar AS per hari pada Januari-Juni 2020. ”Hubungan pada aras tertinggi dengan China amat penting jika ingin mendorong kepentingan ekonomi Eropa, melindungi iklim, serta mempertahankan nilai dan hak dasar. Kami sangat serius soal akses ke pasar China,” kata Von der Leyen.
Ia menggambarkan KTT virtual kemarin sebagai jujur dan terbuka. KTT itu disebutnya berlangsung secara konstruktif dan intensif. Ia memakai istilah untuk menggambarkan pertemuan yang berlangsung penuh kritik dan perbedaan pandangan walau pada akhirnya ada kesepakatan di antara para pihak.
Persaingan sistematis
Dalam pandangan resmi tentang peluang hubungan China-UE, Komisi Eropa menyebut hubungan dengan Beijing sebagai persaingan sistematis. Beijing berusaha mempromosikan model pemerintahan yang berbeda.
Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell mengatakan, UE berusaha menggunakan pendekatan realistis dalam hubungan dengan China. ”Kami harus mengakui bahwa tidak ada kesamaan nilai, sistem politik, atau pendekatan pada multilateralisme,” ujarnya.
Direktur Kajian Eropa pada Universitas Renmin, Wang Yiwei, mengatakan bahwa China-UE kini menjadi kekuatan utama untuk menyeimbangkan panggung internasional. Beijing-Brussel sama-sama berkepentingan menjaga kerja sama dan multilateralisme.
Kesepakatan
Xi berharap Eropa mempertahankan keterbukaan pasar dan investasinya. Sementara Von der Leyen justru menyebut bahwa para pengusaha Eropa menemui banyak rintangan untuk berusaha di sektor telekomunikasi, teknologi informatika, dan kesehatan di China. ”China harus bergerak pada isu-isu pokok kalau menginginkan perjanjian selesai pada akhir tahun ini,” ujarnya.
Ia merujuk pada perundingan perjanjian investasi China-UE. Lewat KTT kemarin, Beijing-Brussels setuju perudingan perjanjian itu ditargetkan rampung pada akhir 2020. Dimulai sejak 2013, Beijing-Brussels sudah melakoni lebih dari 30 perundingan untuk membahas perjanjian itu. ”Para pihak telah bersepakat pada hal-hal teknis penting,” kata Cui.
China-UE juga menyepakati perlindungan 200 jenis komoditas pangan asal UE dan China di pasar masing-masing. Sepanjang 2019, UE mendapatkan 14,5 miliar dollar AS dari ekspor pangan nabati ke China. Beijing-Brussels juga akan menggelar dialog tingkat tinggi tentang lingkungan hidup dan iklim serta digital.
Perbedaan
Xi menekankan, China siap bekerja sama dengan UE lewat dialog dan koordinasi di berbagai forum serta membahas aneka isu. Di sisi lain, ia mempertahankan posisi China, antara lain, pada isu hak asasi manusia, Xinjiang, teknologi seluler generasi kelima (5G), dan Hong Kong. Beijing juga menyatakan penolakan terhadap segala bentuk campur tangan asing untuk urusan dalam negeri, seperti pada isu Xinjiang dan Hong Kong.
Tentang HAM, menurut Xi, tidak ada pendekatan tunggal untuk perlindungan HAM. ”China tidak menerima arahan soal HAM dan menentang standar ganda,” ujarnya.
Para pemimpin UE meminta China menahan diri di Laut China Selatan. Mereka juga mengungkap keprihatinan pada isu Hong Kong dan Xinjiang. ”Kami menegaskan keprihatinan pada perlakuan China terhadap minoritas di Xinjiang dan Tibet, perlakuan terhadap pembela HAM dan jurnalis. Kami meminta akses pemantau independen ke Xinjiang dan pembebasan warga Swiss dan Kanada dari tahanan,” kata Michel. (AFP/REUTERS)