Dilantik Saat Pandemi, Tugas Duta Besar Lebih Berat
Sebanyak 20 duta besar luar biasa dan berkuasa penuh RI dilantik oleh Presiden Joko Widodo. Tugas para dubes ini dinilai akan lebih berat karena banyak budaya dan kebiasaan baru yang berubah di masa pandemi Covid-19
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo, Senin (14/9/2020), melantik para Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk negara sahabat di Istana Negara, Jakarta. Tanggung jawab 20 pemimpin perwakilan pemerintah di sejumlah negara itu menjadi lebih berat karena bertugas saat pandemi Covid-19 belum berakhir.
Upacara pelantikan Duta Besar (Dubes) RI untuk negara sahabat itu digelar secara langsung di Istana Negara pada hari pertama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta. Pelantikan dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Semua Dubes yang dilantik mengenakan masker, pelindung wajah, dan menjaga jarak satu sama lain.
Tidak hanya itu, upacara pelantikan yang dipimpin Presiden Joko Widodo ini juga hanya dihadiri satu menteri, yakni Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi. Para pendamping dan keluarga Dubes yang biasanya hadir juga tidak terlihat.
Dalam upacara itu, Presiden memandu pengucapan jabatan para Dubes yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 91/P/2020, 92/P/2020, dan 93/P/2020. Tak hanya setia pada Undang-Undang Dasar 1945, para Dubes itu juga bersumpah setia pada segala perintah dan petunjuk yang diberikan pemerintah pusat.
Selain itu, para Dubes juga berjanji akan menjalankan tugas dan menjunjung tinggi etika jabatan. Mereka juga siap bekerja dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab.
”Bahwa saya akan melakukan dengan setia segala perintah dan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh pemerintah pusat dan saya akan memenuhi dengan setia segala kewajiban lain-lain yang ditanggungkan kepada saya,” ujar Presiden saat memandu para dubes membacakan sumpah jabatan.
Sementara itu, dari 20 dubes yang dilantik, salah satunya adalah Wakil Ketua Umum Partai Bulan Bintang Sukmo Harsono yang ditugaskan di Panama. Ada pula M Lutfi, Menteri Perdagangan di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang ditetapkan menjadi Dubes RI untuk Amerika Serikat.
Kepada semua KBRI, Presiden meminta agar 80 persen kegiatan harus untuk investasi dan kerja sama ekonomi.
Salah seorang duta besar yang dilantik, Suryopratomo, yang akan menjabat Duta Besar RI untuk Singapura, mengatakan, kepada semua KBRI, Presiden meminta agar 80 persen kegiatan harus untuk investasi dan kerja sama ekonomi.
Para dubes itu sebelumnya sudah mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR. Anggota Komisi I DPR, Nurul Arifin, mengatakan, tugas para Dubes saat ini relatif lebih berat. Pasalnya, mereka dilantik pada saat pandemi Covid-19 belum berakhir.
”Tugas para Dubes baru ini lebih berat. Karena masa pandemi, banyak budaya dan kebiasaan baru dalam berdiplomasi yang harus dibangun,” kata Nurul.
Tak hanya itu, lanjut Nurul, para Dubes juga dituntut untuk berinovasi memperjuangkan kepentingan nasional. Salah satunya sektor pariwisata dan perdagangan internasional yang terpukul akibat pandemi.
Para Dubes juga dituntut untuk berinovasi memperjuangkan kepentingan nasional. Salah satunya sektor pariwisata dan perdagangan internasional yang terpukul akibat pandemi.
Meski begitu, politikus Partai Golkar ini meyakini para dubes yang akan bertugas mampu menjalankan tugas diplomasi dan hubungan perdagangan antarnegara. ”Dalam masa pandemi global, dunia pariwisata sangat terpukul dan tentunya tugas para dubes untuk berinovasi dalam hal membangun sektor lain untuk terus mengikat hubungan regional dan multilateral,” ujar Nurul.