Australia Ambil Langkah Antisipatif atas Dugaan Campur Tangan Asing
Australia bersikukuh atas langkahnya menerapkan operasi intelijen terkait dugaan campur tangan asing. Operasi itu dilakukan semata-mata untuk melindungi kepentingan Australia.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
MELBOURNE, MINGGU - Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Dutton, pada Minggu (13/9/2020) mendukung langkah pemerintah negara itu melakukan langkah-langkah antisipatif termasuk pemeriksaan atas sejumlah pihak. Operasi intelijen itu dilakukan semata-mata untuk melindungi kepentingan Australia dari campur tangan pihak asing.
“Di saat (Organisasi Intelijen Keamanan Australia) memiliki alasan yang cukup untuk melaksanakan perintah penggeledahan, atau untuk kegiatan lain, maka mereka akan melakukan kegiatan itu,” kata Dutton dalam siaran televisi Australian Broadcasting Corp (ABC). “Jika orang menyamar sebagai jurnalis atau pemimpin bisnis atau siapa pun mereka, dan ada bukti bahwa mereka bertindak bertentangan dengan hukum Australia, maka lembaga kami akan bertindak.”
Pernyataan Dutton itu untuk menanggapi tuduhan penggerebekan dan interogasi atas dua jurnalis China di Australia pada Juni lalu. Media-media Pemerintah China juga mengutuk penggerebekan tersebut. Sebelumnya dua jurnalis Australia dilaporkan meninggalkan China setelah diinterogasi oleh polisi China.
Dutton menolak untuk secara langsung mengkonfirmasi bahwa jurnalis China tersebut telah diinterogasi oleh badan intelijen Australia. Dirinya hanya mengatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung. Ia pun mengakui sejumlah aktivitas intelijen yang dilakukan badan intelijen negara itu.
Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi Australia, Simon Birmingham, pada Jumat (11/9) pekan lalu mengatakan bahwa badan-badan intelijen Australia bertindak berdasarkan bukti yang terkait dengan penyelidikan atas adanya campur tangan asing.
Hubungan antara Australia dan China sebagai mitra dagang utamanya telah memburuk secara bertahap selama beberapa tahun terakhir. Kondisi itu semakin memburuk tahun ini setelah Canberra menyerukan penyelidikan tentang asal-usul virus korona baru, yang membuat marah Beijing.
Hubungan antara Australia dan China sebagai mitra dagang utamanya telah memburuk secara bertahap selama beberapa tahun terakhir. Kondisi itu semakin memburuk tahun ini setelah Canberra menyerukan penyelidikan tentang asal-usul virus korona baru, yang membuat marah Beijing. China telah memberlakukan pembatasan perdagangan pada produk-produk utama Australia. Australia di sisi lain membalas dengan langkah memperketat uji keamanan nasional bagi investasi asing.
Data terbaru menunjukkan investasi China di Australia terus merosot seiring meningkatnya rasa tidak percaya di antara kedua pemerintah. Perusahaan dari China terdata beralih ke pasar negara berkembang. Hal itu antara lain terlihat dalam data Universitas Nasional Australia (ANU).
Database Investasi Cina di Australia (CHIIA) pada ANU sebagaimana dikutip media ABC pada Minggu menunjukkan belanja investor China ke Australia pada 2019 lalu hanya senilai 2,5 miliar dollar Australia. Nilai itu hanya separuh dari belanja mereka pada tahun sebelumnya yang mencapai 4,8 miliar dollar Australia. Investasi China di Australia mencapai puncaknya pada tahun 2016, namun terus menurun sejak itu. Nilai investasi China pada 2016 itu hampir menyentuh 16 miliar dollar Australia.
Penurunan besar terjadi di sebagian besar sektor pada tahun 2019, termasuk real estat, pertambangan, dan manufaktur. Investasi di bidang pertanian juga terlihat anjlok. Data menunjukkan peningkatan investasi terjadi pada sektor konstruksi dan keuangan. Pemimpin proyek pengumpulan data dari ANU, Profesor Peter Drysdale, mengatakan tidak ada penjelasan tunggal untuk penurunan tajam tersebut.
Dikatakan bahwa perusahaan-perusahaan China semakin fokus pada pasar di negara-negara berkembang. Beijing pun tampak berusaha membendung aliran modal keluar negeri. Investasi asing langsung dari China turun secara global hampir 10 persen pada 2019.
Penurunan investasi China di Australia terdata jauh lebih tajam. Hal itu terutama terkait dengan meredanya investasi di sektor pertambangan di Australia. Sektor itu sebelumnya menjadi penarik utama lonjakan modal dari China. Drysdale mengatakan investor China juga berpaling dari Australia karena hambatan regulasi baru yang dikeluarkan oleh Pemerintah Australia.
Serangkaian kontroversi politik yang intens berpengaruh atas investasi China di Australia dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah Australia telah meningkatkan pengawasannya terhadap investasi asing secara lebih luas. Awal tahun ini, misalnya, Canberra memperkenalkan pembatasan baru investasi asing. Pembatasan itu sengaja dirancang untuk menghentikan perusahaan asing yang mengincar asset-aset Australia di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19. (REUTERS)