Peredaan Ketegangan di Perbatasan India-China Berlanjut
Setelah beberapa kali terlibat perseteruan di Ladakh, India dan China sepakat untuk mengurangi ketegangan.
Oleh
Kris Mada
·4 menit baca
NEW DELHI, SABTU — Peredaan ketegangan China-India berlanjut setelah Beijing mengembalikan lima warga India yang hilang di perbatasan China-India, pekan lalu. Pelepasan itu menyusul kesepakatan menteri luar negeri China-India untuk meredakan ketegangan karena sengketa perbatasan di kaki Himalaya.
Dalam pernyataan pada Sabtu (12/9/2020), tentara India menyebut lima orang itu sebagai pemburu. Mereka hilang di perbatasan China-India pada awal September 2020. Belakangan, diketahui mereka ditangkap China dan telah dikembalikan ke India. Kini, mereka sedang dikarantina sebagai langkah pencegahan penularan Covid-19.
Sejumlah pihak di China menuding lima orang yang tidak diungkap identitasnya itu sebagai mata-mata. Mereka hanya pura-pura menjadi pemburu lalu masuk ke wilayah China yang berada dekat India.
Sejak Juni 2020, Beijing-New Delhi kembali bersitegang karena keributan tentara perbatasan masing-masing di kawasan Ladakh. China-India baku tuding tentara masing-masing melanggar perbatasan. Sejak berperang pada 1962, sebagian perbatasan China-India belum selesai ditetapkan. Secara faktual, mereka menyepakati garis kendali sebagai perbatasan kedua negara di kaki Himalaya. Total 3.500 kilometer daerah perbatasan kedua negara yang belum jelas garisnya sampai sekarang.
Panglima hingga komandan operasi masing-masing negara telah bolak-balik berunding lalu turun ke lapangan untuk meredakan ketegangan. Walakin, tetap saja terjadi keributan di antara tentara penjaga perbatasan kedua negara.
Perundingan terakhir dilakukan Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menlu India S Jaishankar di Moskwa, Rusia, Kamis lalu. Wang dan Jaishankar sepakat bahwa pasukan kedua negara akan mundur. ”Penting untuk menarik semua pasukan dan peralatan. Pasukan terdepan harus segera menarik diri agar keadaan mereda,” ujar Wang.
Ia sadar hubungan China-India diperhatikan dunia. Karena itu, Beijing-New Delhi terus bertukar pandangan dan berdialog, termasuk soal perbatasan. Menurut pernyataan Kemenlu China, China-India setuju meredakan ketegangan dan membahas perbatasan melalui jalur diplomatik dan politik.
Wang menekankan, prioritasnya adalah pasukan terdepan tidak boleh melanggar komitmen lagi. Baku tembak harus dicegah.
Wang dan Jaishankar tidak membahas batas dan kerangka waktu penarikan puluhan ribu tentara perbatasan India-China. Walakin, mereka sepakat bahwa pasukan masing-masing akan mematuhi protokol perbatasan China-India. ”Merawat perdamaian dan ketenangan di perbatasan serta menghindari tindakan apa pun yang bisa memanaskan keadaan,” demikian pernyataan Kemenlu China.
Sementara Kemenlu India menyatakan, New Delhi siap mematuhi semua kesepakatan soal perbatasan. New Delhi tidak mendukung setiap upaya mengubah keadaan secara sepihak. Bagi New Delhi, penarikan pasukan menjadi prioritas untuk memastikan tidak ada peluang insiden. Selain itu, diperlukan perincian cara penarikan dan hubungan kedua tentara di masa mendatang.
Menlu RI Retno Marsudi mengatakan, perdamaian dan keamanan kawasan tidak mungkin datang sendiri. Karena itu, ia gembira dan menyambut keputusan Beijing-New Delhi untuk menarik pasukan masing-masing dari wilayah sengketa. Penarikan itu bentuk peredaan ketegangan yang akan membuka jalan untuk peredaan konflik.
Ia mengingatkan, semua pihak harus bermitra di tengah peningkatan ketegangan dan rivalitas kawasan. Ketegangan suatu kawasan akan berdampak negatif.
Berulang Kali
China-India beberapa kali terlibat perang besar dan pertempuran kecil gara-gara perbatasan di kaki Himalaya. Sejak tawuran tentara perbatasan kedua negara pada Juni 2020, Beijing dan New Delhi baku mengerahkan tambahan tentara dan peralatan perang di perbatasan. China-India juga bolak-balik latihan perang di dekat perbatasan kedua negara.
China, antara lain, mengerahkan unit kavaleri dan artileri. Aneka persenjataan baru buatan China dipamerkan dan diuji dalam latihan-latihan perang dekat perbatasan China-India. Berulang kali China unjuk kekuatan dengan menembakkan rudal-rudal darat dan aneka meriam.
Sementara New Delhi membalas Beijing dengan melarang ratusan aplikasi ponsel pintar buatan China. Pelarangan itu membuat para pengembang aplikasi China kehilangan pasar di antara ratusan juta pengguna ponsel pintar di India. New Delhi juga ikut latihan perang bersama Amerika Serikat dan sekutunya di Laut China Selatan dan Samudra Hindia.
Pada saat bersamaan, komandan militer kedua negara terus-menerus berunding dan terjun ke lapangan untuk meredakan ketegangan. Mereka ke lapangan untuk mencoba menenangkan para prajurit yang panas karena menuding tentara tetangga menerabas perbatasan. Meski tegang, belum pernah terjadi baku tembak dalam skala besar. Bentrokan pasukan kedua negara lebih banyak berupa tawuran dengan menggunakan aneka benda tumpul sebagai senjata untuk memukuli lawan.